Bab13

2.1K 177 7
                                    

1 tahun kemudian~

oek....oek....

oek..oek...oek.....

Suara tangisan bayi terdengar di seluruh rumah yang sunyi, kebahagian mulai menyeruak dikeluarga tersebut atas kehadiran sang bayi.

Bayi laki-laki tersebut milik galma dan galva, 2 minggu setelah restoran mereka dibagun, kabar menggembirakan datang dikeluarga mereka.

Galma dinyatakan hamil, setelah 1 minggu lebih nafsu makanya berkurang hal tersebut membuat galva khawatir dan segera memanggil tabib kerumah mereka.

Terkuak lah bahwa terjadinya nafsu galma pada makanan dan mual mual yang sering terjadi akibat awal kehamilanya.

Mereka bahagia, apalagi malva yang sangat girang dengan kabar tersebut, setiap harinya tak bosan- bosan ia menayakan ' ma kapan adek lahir? ma masih lama adek lahirnya?'  dan masih banyak  perranyaan malva pada galma yang mesti sabar menjelaskan pada buah hatinya .

•••••••

"ma, mama!!! adek malva mana"

Malva datang dengan jafa yang mengandengnya.

"sini sayang, mau liat adeknya ya, sini kakak jafa" galma dengan antusias memanggil kedua anaknya tersebut.

malva langsunh berlari kearah ibunya yang kini tengah berbaring diranjang, sedangkan jafa ia berjalan dengan langkah kecilnya.

Malva langsung menaiki ranjang ibunya dan duduk disebelah kanan dekat sang mama yang sedang menyusui adiknya.

"mama...mama kenapa adek tutup mata!?" malva yang sedari tadi penasaran akan sang adik yang sedari tadi menutup matanya, bahkan ia heran menggapa adiknya tersebut tak menyapanya padahal ia sudah sangat senang dan antusias menyapa sang adik, tapi malah tak direspon.

" adek juga gak mau bicara sama mava " sang anak mengerucut kan bibirnya karna tak dapat tanggapan dari sang adik.

Galma menahan tawanya, tak ingin sang bungsu terkejut " ah sayang, adek kan masih kecil, dulu malva waktu kecil juga belum bisa ngomong"

"kenapa adek gak bisa ngomong ma" malva semangkin ingin tahu

tiba tiba jafa langsung menyeletuk " adek kan gak punya gigi, masih ompong, iya kan ma?"
malva seolah mengerti mengangguk- ngangguk mendengar ucapan sang kakak.

galma hanya tersenyum dan mengangguk membenarkan ucapan si anak.

"mama ayah mana?" malva kembali rusuh ia mencari di setiap sudut, namun tak melihat ada sang ayah di kamar.

"ayahkan kerja sayang"

"ke lestoran"

"hem iya, malva main sama kakak jafa dulu ya, adeknya mau tidur dulu"

"iya mama"

setelah jafa dan malva berlalu, galma mulai menidurkan anaknya dan menyelimutinya.
ia masih belum bisa terlalu banyak bergerak, efek melahirkan masih tersa nyeri dibawah peeutnya, bekas melahirkan bayi yang masih belum diberi nama.

•••••••

Satu minggu berlalu, setelah kelahiran bayi yang diberi nama murrza atau sering dipanggil baby aza tersebut.

Galma juga sudah mulai bisa beraktivitas meski belum seperti biasanya, setidaknya ia sudah bisa mengerjakan pekerjaan kecil.

Dirumahnya juga sudah dipekerjakan seorang wanita paruh baya sekitar umir 40 tahunan, seorang janda yang hanya hidup dengan 2 orang anaknya yang seusia jafa dan 16 tahun nan.

Ia melamar kerja saat mengetahui keluarga galva yang sedang mencari seorang pembantu yang dapat memasak serta mampu melakukan pekerjaan rumah lainnya.

Galva sendiri, pergi kerestoranya hanya untuk memantau keadaan dan melihat keadaan serta  setiap 1 minggu 2 kali dia akan menjeguk restoranya.

Galma amat senang hidupnya berubah tidak seperti saat pertama kali ia kesini, betapa sulitnya hidup mereka waktu itu, syukurlah semua kembali lancar dia berharap kebahagian akan terus hadir kekehidupanya serta anak dan suaminya.

End

jagan lupa vote dan komen

istri petaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang