Dikesunyiaan ditengah malam, suara desahan saling beradu disebuah kamar.
Tubuh Submisive terhentak-hentak mengikuti setiap gerakan dominan.
Ditengah dinginya cuaca salju yang turun, tak membuat kedua insan itu merasa kedinginan, justru panas membara yang dirasakan. apalagi peluh terus menerus turun bercucuran mengalir ke seluruh tubuh.
Galva merapikan rambut galma yang menutupi matanya saat ia bergerak.
Sedangkan galma berusaha menutup mulutnya, agar tak mendesah dan membangunkan buah hati mereka yang sedang tertidur nyenyak di depan kamar mereka yang hanya dipisahkan oleh dinding kayu. tak ingin anaknya mendengar desahan ibu mereka yang tengah dihajar oleh ayahnya dikasur.
"nghhh..pe..ah lanhhhh"
Galma berusaha, menghentikan suaminya yang terlalu cepat bergerak dengan kedua tanganya.
Galva langsung bertindak mengambil kedua tangan yang menahanya itu keatas kepala galma
Sekuat-kuatnya galma menahan, pasti akan keluar juga desahanya.
Galma takut ranjang mereka patah karena gerakan brutal galva, apalagi setiap galva bergerak maka ranjang mereka akan berbunyi.
Berada didekat puncak galva semangkin memperkuat tumbukanya.
"ah..ah...emmmhhh, ab..aghhhh, pelhhh... anhhhh"
"huuuu, hiksss... pelhhh lanhhhhh....hiks"
Galma menanggis sesenggukan, demi apa? rasanya sakit tapi bercampur nikmat.
"AHHHHHHHHH" galva
"Ahhhhh hiks.....ahhhhh" galma
erangan mereka terdengar ketika muatan masing-masing keluar begitu saja. Galma di perutnya serta mengenai galva dan galva sendiri memuntahkan mutanya di lubang hole galma, perut galma penuh dengan sperma galva.
Galma mulai mengantuk, di memejamkan matanya karna sudah tak tahan akan rasa ngantuk yang menyerangnya.
Sebenarnya galva ingin lagi, tapi melihat galma yang mulai tertidur, dia menjadi tak tega.
membaringkan tubuhnya disebelah galma, tanpa melepas penyatuan mereka.
"ahh"
galma sedikit mendesah, akibat gerakan galva yang tengah menyesuaikan tempatnya.
Galva memelukan galma yang tengah membelakanginya dengan penis yang masih tersumpal dihole galma.
Burungnya merasa nyaman disarangnya yang sudah lama tak ia kunjungi, semenjak lahirnya malva yang kini anak itu sebentar lagi berusia 3 tahun.
Lama sekali bukan, untung burungnya tak berjamur akibat terpisah dengan sarangnya begitu lama.
•••••••
Pagi tiba,Meski matahri belum menampakan sinarnya, karna pagi ini memang masih sedikit gelap.
Galma yang memang sudah terbiasa bagun pagi, kini terasa tak memiliki tenaga, ketika bagun pingangnya terasa sakit seperti akan copot saja dari tubunya.
Melihat sekeliling, masih terlalu pagi untuk bagun, melihat tubuhnya penuh dengan tanda merah ke unguan. bahkan nipelnya bekak akibat hisapan galva.
Saat akan bergerak, galma terpaku ditempat, melihat kebelakang, wajah tidur galva yang masih nyenyak dialam mimpinya.
Pandanganya di arahkan kebelakang bokongnya. ugh... batang berurat dan sangat besar itu, masih menempel di holenya.
Galma menariknya pelan-pelan, agar tak membangunkan galva. Saat hampir diujung dan akan terlepas..
"ahhhh emhh" galma tak sengaja mendesah dan segera menutup mulutnya.
melihat kebelakang, nampaklah wajah menyebalkan galva yang tengah tersenyum.
"sayang, kau membagunkanya lagi, bertangung jawablah"
"ah.. ah...ahhhh, tihhh dakhhh, ab..akhhhghh,
hikssss...udhhhhahhh""sstttt diam sayang, nanti anak² bagun,settttttts bentar doang ya?"
"huhuhu...hikss... ahh.. emmm"
galma mengangguk, mendengarkan perkataan suminya.
Galva mengubah posisi, mendudukan galma dan menghadapnya
"pegang pundak abang"
galma langsung menurut, galva langsung menyodok hole galma dengan berutal, sambil menyesap nipel yang sudah membengkak tambah memerah akibat hisapan galva.
"ahh... nghh... hikss...ah..ah..ah..."
Galma tersentak -sentak akibat tumbukaan brutal galva, ia memangang bahu suaminya dengan kuat.
Mulutnya terbungkam akibat ciuman yang diberikan galva, beradu lidah didalam mulut sampai sliva jatuh mennjuntai, tak tau ntah milik siapa.
Matahari mulai bersinar tinggi di langit.
Sedangkan galma masih betah dengan tidur nyenyaknya, tak terbagun meski cahaya sudah masuk dari arah jendela memusatkan cahaya mereka pada seseorang yang masih setia memejamkan matanya hingga saat ini.Cklek~
Pintu terbuka, nampaklah tubuh gempal malva yang berlari menuju tempat tidur, dimana sang ibu yang tengah tertidur nyenyak.
"mama~.... Mama~"
"ish" mencebikkan bibirnya akibat tak mendapat jawaban dari sang ibu.
Anak yang akan mencapai usia 3 tahun itu mulai mencoba menaiki ranjang yang tingginya hampir sama dengan dirinya.
"ishhh....inggi aget sih, kan adek ucah aiknya"
Berusahalah badan gempal tersebut menaikinya, sampai tubuhnya melayang diudara.
Saat malva menoleh kebelakang, nampaklah wajah sang ayah yang tengah tersenyum padanya.
"Jagan gangu mama adek, mama lagi sakit"
"mama akit?" tanya sikecil pada ayahnya dengan mata yang berkaca-kaca🥺
"iyaa, makanya adek gak boleh brisik,main sama kakak aja ya? atau adek mau makan sama kakak di dapur, ada ayam loh, tadi ayah beliin dipasar, adek mau gak?"
"auuu, api" sikecil menoleh lagi pada sang ibunyang masih terbaring " mama🥺"
"iyaaa, mama bakal sembuh nanti, mama perlu istirahat dulu, adek main sama kakak dulu ya?"
Akhirnya sikecil menganguk. Setelah mengecup pipi dan dahi sang ibu, malva segera pergi menemui sang kakak yang tengah makan didapur.
"hufs" galva menghela nafas, untung anaknya tak menangis.
Dia mulai naik keranjang memeluk tubuh yang masih tertidur. pasti istrinya begitu lelah, sungguh ia merasa sedikit bersalah. ingat "Sedikit Bersalah" karna nyatanya ia sangat senang akan itu.
Hehehe, kapan lagikan!! . hal yang udah lama ia tunggu akhirnya tiba, dia sangat sabar akan hal ini, mengigat anaknya yang masih kecil dan masih perlu asi serta kasih sayang ibunya serta ayahnya.
gimana menurut kalian, gue gak terlalu ahli bikin yang romantis, tapi tetep berusaha, apa lagi kan ini cerita pertama aku, jadi harap dimaklumin ya guys🙏😭
jagan lupa mampir ke ig baru author @jake_flowr
KAMU SEDANG MEMBACA
istri petani
Teen Fictionyang jelas ini bxb jadi yang homopobic dilarang mampir☺ jagan lupa mampir ke ig baru author @jake_flowr