"Sebenarnya ada apa dengan perusahaan tempat ku bekerja?"
Pertanyaan dari gadis yang berjalan di sampingnya,membuatnya refleks menoleh.
"Malam di mana Aku mengatakan bekerja di perusahaan itu,Aku mendengar sekilas percakapan Jeonghan Oppa dan Chan.Mereka membahas soal JW corp.Kau juga terlihat tidak suka Aku bekerja di situ"
Sohyun menghentikan langkahnya,menoleh menatap Jun di sampingnya.
"Jadi,sebenarnya ada apa?"Langkah Sohyun yang terhenti itu,membuat Jun juga menghentikan langkahnya.
Sekarang Ia benar-benar bingung.Jawaban yang seperti apa yang harus Ia katakan pada Sohyun."Apa yang Kau dengar dari pembicaraan mereka,malam itu?"tanya Jun balik agar Ia bisa memikirkan apa yang nantinya akan Ia katakan.
"Entahlah.Aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas.Hanya ucapan Chan yang mengatakan bahwa Jeonghan Oppa harus segera memberitahuku,sebelum semuanya terlambat.Perkataan Chan itu,terus menggangguku"
"Tidak usah terlalu memikirkannya.Mungkin,Jeonghan Hyung punya alasan untuk itu.Bagaimana jika Kau bertanya langsung padanya?"
"Bagaimana denganmu?Jika Kau mengatakan, Jeonghan Oppa pasti memiliki alasan soal itu,lantas Kau?Kenapa Kau juga bersikeras memintaku untuk berhenti dari pekerjaan Ku ini?"
"Seperti yang Ku katakan malam itu,Aku tidak suka Kau bekerja dengan pria itu.Dan untuk alasannya,Aku sudah mengatakannya tadi,'kan?"Jun tersenyum miring sambil berjalan meninggalkan Sohyun.
Sohyun kembali geram dibuatnya.Dengan wajah masam,Ia mengejar langkah lebar Jun.
"Aku bisa menebak kalau Kau dan Jeonghan Oppa berkerjasama agar Aku meninggalkan pekerjaanku,'kan?"
"Jangan sok tau!"
"Bukan sok tau!Aku tau betul bagaimana kompaknya kalian jika menyangkut hal seperti ini!"
Jun terus saja berjalan tanpa menghiraukan ucapan Sohyun.
"Malam itu!Aku juga tidak sengaja melihat pesan yang Jeonghan Oppa kirim di ponselmu!"
Langkah Jun kembali berhenti.Ia merutuki dirinya karena ceroboh meletakkan ponselnya depan Sohyun malam itu.
Melihat Jun yang terdiam di tempatnya, Sohyun melangkah cepat.
Baru saja Sohyun hendak bicara,telinganya menangkap suara kaki seseorang yang berlari."Chan"ucap Jun menatap lurus ke depan.Sohyun mengikuti arah pandang Jun.Di depan sana,terlihat Chan juga terdiam di tempatnya melihat keberadaan Sohyun bersama Jun.
...
"Apa mereka mengancam mu?!Kenapa Kau tidak bisa menjawab pertanyaanku dari tadi Chan!?"
Ini adalah pertanyaan yang kesekian kalinya Sohyun ucapkan.Namun,Chan terlihat tidak berniat untuk menjawabnya.Ia hanya terdiam,membiarkan Jun mengobati beberapa
luka memar di wajahnya.Jun langsung menarik kedua bersaudara itu masuk ke rumahnya sebelum Sohyun menyebabkan kegaduhan akibat melihat Chan yang baru datang,babak belur.
Dan di sinilah mereka bertiga.Jun yang dengan sabar mengobati luka Chan,sedangkan Sohyun mondar-mandir dengan wajah kesal,lantaran Chan tidak menjawab pertanyaannya.
"Chan-ah"Sohyun menyerah,kini Ia terduduk di lantai seraya menunduk.Di sebutnya nama sang Adik dengan nada lirih.Ia merasa gagal sebagai seorang Kakak.Sejak melihat kondisi Chan pagi tadi,Sohyun benar-benar yakin bahwa adiknya itu mendapat perlakuan tak baik dari teman-teman sekolahnya.Tidak,mereka tidak pantas di sebut sebagai teman jika berkelakuan seperti itu.
"Maafkan Noona.."lirih Sohyun lagi,memberanikan diri mengangkat wajahnya menatap wajah sang Adik.
"Noona tidak bisa menjadi Kakak yang baik untukmu"Ucapan Sohyun membuat Chan menunduk.Dapat Jun lihat,air mata pemuda itu mengalir.Di tepuknya lembut punggung Chan yang terlihat sangat rapuh itu.
"Kau bisa mengatakan semuanya kepada Kami.Siapa tau,Kami bisa membantumu"ucap Jun lembut.
Setelah berperang dengan pikirannya sendiri akhirnya Chan mengangkat wajahnya menatap Jun,kemudian Sohyun yang juga menatapnya dengan sendu.
"Aku bisa menghadapi ini.Kalian tidak usaha menghawatirkan Ku"cicit Chan.
"Ini terjadi karena perbuatanku sendiri"lanjutnya."Kalau begitu katakan,apa yang Kau lakukan sehingga mendapat perlakuan seperti ini"
Chan kembali menunduk.
"Hanya menyelamatkan seseorang dari para pembully itu.Dan Aku berakhir menjadi sasaran mereka"Mendengar ucapan adiknya itu,membuat Sohyun menghela napas panjang.Segera Ia berdiri,berjalan ke arah Chan yang duduk di sofa bersama Jun.Ia kemudian berlutut di depan Chan dan memegang kedua bahu sang Adik.
Walaupun Sohyun kini berada tepat di depannya,tak membuat Chan menatapnya.
"Di mana Chan yang Noona kenal?Apa kau lupa?saat kita masih kecil,Kau dengan mudah melawan beberapa anak laki-laki yang menganggu Noona.Dan sekarang,tubuhmu sudah sebesar ini.Bagaimana bisa Kau membiarkan mereka memperlakukan mu seenaknya?"
Pertanyaan Sohyun membuat Chan menatapnya.
"Aku bisa saja melawan mereka.Namun,dengan begitu,Aku pasti akan mendapat masalah.Aku tidak mau membebani Eomma dan Appa,jika sampai dikeluarkan dari sekolah""Jadi sampai kapan Kau membiarkan mereka memperlakukan mu seperti ini?"Jun bertanya,sukses membuat Chan menoleh kearahnya.
"Entahlah,Hyung"jawab Chan lirih,kembali menunduk.
"Bagaimana jika Kau pindah sekolah saja?"tanya Sohyun yang kembali mendapat perhatian dari Chan dan Jun.
"Noona,tidak semudah itu pindah sekolah"jawab Chan.
Tak ada yang bisa Sohyun dan Jun lakukan,mereka hanya bisa saling tatap mendengar ucapan Chan.
...
Dengan hati-hati, Sohyun membuka pintu rumahnya.Takut menganggu tidur semua orang.Dan yang paling penting,agar tidak ada yang melihat Ia dan Chan pulang.Akan sangat merepotkan jika orang tuanya dan juga Oppanya melihat wajah Chan yang babak belur ini.
"Cepat masuk"ucap Sohyun dengan suara berbisik setelah membuka pintu kepada Chan yang berdiri di belakangnya.
"Noona seperti maling saja"cibir Chan berjalan melewati kakaknya yang terlihat was-was.Ia berjalan santai masuk,mengabaikan Sohyun yang berusaha menutup pintu tanpa menimbulkan suara.
Begitu pintunya sudah tertutup,barulah Sohyun bernapas lega.Namun,tubuhnya menegang ketika lampu ruang keluarga menyala.
"Chan!!!Ada apa dengan wajahmu!?"pekik Sang Ibu yang berdiri di depan kamarnya.
Sohyun hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Eomma sudahlah.Ini sudah tengah malam,wajar saja bagi anak laki-laki mendapatkan beberapa memar di wajahnya"ucap Jeonghan yang terlihat sangat mengantuk.
Ia merasa jengah karena Ibunya masih terus menanyai Chan perihal beberapa memar yang ada di wajahnya.Terpaksa Jeonghan dan Ayahnya bangun setelah mendengar suara nyaring Ibunya di larut malam ini.Dan berakhirlah Chan dan Sohyun di interogasi dihadapan mereka bertiga.
"Ini tidak akan selesai,jika mereka tidak jujur"ujar Hyejin seraya menatap tajam kedua anaknya itu.
Berbeda dengan Sang ibu yang sangat ingin tau apa yang sebenarnya terjadi.Hyunbin selaku Ayah mereka,hanya terlihat tak peduli,sama halnya dengan Jeonghan yang sesekali menguap.
"Yeobo,Kita lanjutkan besok saja.Mataku sudah tidak sanggup terbuka"keluh Hyunbin pada istrinya.
"TIDAK!Jika Kau mengantuk,pergilah tidur!"sentak Hyejin.
"Eomma.Sudah Ku katakan,Chan mendapat memar itu, karena mencoba melindungi ku dari beberapa pria di jalan tadi"ujar Sohyun seraya memasang tampang memelas.
Chan hanya bisa terdiam di samping Sohyun,jika sudah berhadapan dengan Sang Ibu,nyalinya seakan menciut.
"Baiklah,katakan itu benar"Hyejin berdiri dari duduknya, menghampiri Chan.
"Tapi bagaimana dengan beberapa memar yang sudah hampir mengering ini?"Ia menunjuk bagian wajah Chan yang lukanya tampak mengering.Mendapat pertanyaan seperti itu dari sang Ibu,membuat Chan dan Sohyun saling pandang.
______
_Vote & Comen!!!_
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICE (On Going)
FanfictionSeketika kehidupannya hancur tepat setelah Ia mengenal Pria yang berstatus sebagai atasannya di tempat Ia bekerja. Sampai akhirnya Ia dihadapkan oleh dua pilihan yang sangat sulit. Note:Cerita ini hanyalah fiksi.Murni dari pemikiran author sendiri.S...