Chapter 4

10 3 0
                                    

{Happy Reading}

 Pagi ini Ivana sarapan sendirian, dengan wajah malas gadis itu memakan roti panggang yang disediakan oleh art. Gadis itu sejak kemarin malam bad mood mengetahui papanya kini malah pergi ke luar kota tanpa memberitahu.

Padahal kemarin Ivana sudah dikejutkan dengan kabar perceraian kedua orang tuanya, tetapi tanpa rasa bersalah Irfan pergi ke luar kota. 

Setelah menyelesaikan sarapan, Ivana lantas pergi ke sekolah, diantarkan supir. Sepanjang perjalanan ia bertukar pesan dengan Alisha.

Alisha
 Va, kamu gapapa, kan?

Anda

Gak kok
Emang aku kenapa?

Alisha
Aku cuma takut kepikiran soal orang tuamu

Anda
Kalau soal kepikiran ya pasti
Tapi, aku juga gak tau harus gimana

Alisha
Coba aja kamu bujuk mama dan papa kamu
Minta agar mereka bicarakan lagi keputusan yang mereka buat

Anda
Aku belum sempat bicara sama mereka
Kan kamu tau, mama pergi
dan parahnya, papa juga pergi ke luar kota mana gak ngasih tau aku lagi

Alisha
Seriusan?
Kok bisa-bisanya

Anda
Gak tau aku

Mobil sampai tiba di sekolah. Ivana segera turun dari mobil dan memasuki area sekolah. Tiba di dalam kelas, Ivana langsung duduk ke bangkunya.

Alisha yang sudah datang duluan menoleh. “Va, kok bisa sih papamu malah ke luar kota?”

Ivana menggeleng tidak tahu. Bagaimana bisa ia tahu alasan papanya pergi, pamitan kepadanya saja tidak.

“Terus kamu mau gimana sekarang?”

“Gak tau aku Sha. Orang tuaku tuh bikin aku tambah pikiran aja,” balas Ivana. 

“Mereka memutuskan sesuatu tanpa mikirin kalau ada aku anaknya yang bakalan jadi korban.”

“Mereka mudah untuk mengatakan pisah, lalu mereka nanti berpisah. Lalu aku? Apa nanti mereka akan maksa aku untuk memilih aku mau ikut siapa? Aku gak mau ikut siapapun, aku mau tetap sama mereka berdua!” 

Alisha merasa iba dengan Ivana, belum lama sahabatnya ini berduka atas kepergian kakaknya dan sekarang dia harus mendengar kabar perceraian yang akan orang tuanya lakukan.

“Coba deh kamu bujuk lagi orang tuamu itu. Bilang kalau kamu sama sekali gak setuju dengan keputusan mereka berdua,” ujar Alisha.

“Sha, aku belum bicara lagi sama mereka berdua. Aku gak tau mama pergi kemana, terus papa aku juga gak tau.”

“Ya ampun Va, kan ada hape. Yah kamu tinggal hubungi, apa susahnya.”

Ivana sepertinya melupakan kegunaan benda canggih itu. Dengan segera ia mengeluarkan ponsel dan mencari kontak sang mama dan papanya.

Beberapa saat Ivana akhirnya bertukar pesan dengan Julia dan mengetahui jika mamanya itu pergi ke apartemen milik Julia sendiri. Pesan dan panggilan pada Irfan belum di terima sama sekali.

“Mama mau ketemu sama aku, dia ngajak ketemuan di restoran pulang sekolah nanti,” ujar Ivana.

“Terus, papamu?”

“Dia belum bales, malah gak aktif .”

“Ya udah tunggu aja.” Alisha menunjukkan sesuatu di ponselnya kepada Ivana.

Ivana Story [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang