Bab 7

21 1 0
                                    

Selamat membaca!

Pagi hari...

Seperti biasa pukul 05.30 Sia bangun lebih dahulu dibanding Alex, merasakan deru nafas hangat dilehernya, membuatnya sadar bahwa semalam mereka memang ketiduran nonton film, setelah dipikir-pikir kenapa mereka selalu tidur bersama, sudah seperti pengantin baru saja, melepaskan tangan Alex yang melekat di pinggangnya bangun dari sofa sekaligus membangunkan Alex, untuk diajak workout bersama, setelahnya mereka turun untuk sarapan bersama Papa dan Mama.

Ruang makan

"Good morning your majesty the king and the queen" ucap Sia penuh penghormatan berjalan bersama Alex menghampiri orangtuanya, dan mengecup pipi mereka, sedangkan Alex hanya mengucapkan selamat pagi yang diterima dengan senyuman juga oleh orangtuanya.

"Morning too, did you sleep well my princess?." balas Papa.

"Yes pretty well. Ngomong-ngomong Papa sibuk dikantor ga?" Tanya Sia

"Ya sibuklah princess, memang ada apa?"

"Gini mumpung Kak Alex belum mulai kerja, gimana kalo kita liburan keluarga, gausah keluar negri, ke Villa di Bali aja gitu yang deket."

"Oh boleh juga, izin beberapa hari ga masalah, kan proyek besar Papa kemaren udah selesai Nego, yakan Papa?." Ucap sang Mama yang menyetujui usulan liburan sang Putri, karena memang sudah sangat lama mereka tidak liburan sekeluarga lengkap.

"Yaudah kalo gitu nanti Papa bilang ke sekretaris, tapi hari ini Papa ngantor dulu ya, beresin kerjaan." Balas sang Papa yang sudah selesai sarapan.

"Okee tapi Papa pulang cepet ya, kita berangkat nanti sore, untuk urusan booking tiket pesawat dan hubungi orang vila, serahkan pada Sia." dengan bangga Sia menunjuk dirinya.

"Haha okedeh kalo gitu Papa serahin semuanya ke Nona Asiana, ohiya kemaren kamu seharian kemana?Kamu lupa lagi dihukum?" ucap sang Papa dengan senyum yang membuat Sia terkesiap.

"Eh iyakah, Sia kira udah boleh jalan-jalan hehe." sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hah kamu ini, mentang-mentang sudah damai sama Mama bukan berarti hukuman kamu bisa dinego, ntar selesai liburan, kamu tetap dirumah aja, kalo mau keluar harus ijin dan ditemani, gaboleh sampe malam, sore udah harus dirumah."

"Iya Papa, Sia mohon maap bener ini, Sia lupa hehe." Jawab Sia cengengesan. Membuat Alex bertanya-tanya ada apa, sampai Sia harus dihukum diam dirumah.

"Emang Sia abis ngapain Pah sampe harus dihukum?" Tanya Alex pura-pura penasaran, aslinya dia tahu segala hal yang terjadi disekitar sang adik.

"Tuh adik kamu ketahuan main ke club, dan minum alkohol, coba kamu kasih tau biar dia ga kesitu lagi" Bukan sang Papa yang menjawab melainkan sang Mama.

"Mama sekarang tenang aja, karena udah ada Alex, mulai sekarang Alex yang akan mengawasi pergaulan Sia." menjitak sang adik yang hanya menerimanya dengan pasrah.

"Kalo gitu tolong ya Lex awasi adik kamu, Papa berangkat kantor dulu, bye sayang!" mengusap kepala kedua anaknya dan berlalu bersama sang istri yang juga ada kerjaan. Sang istri adalah pemilik tempat gym dan cafe terkenal yang tersebar dibeberapa area kota, yang membuatnya lumayan sibuk, karena setiap pagi harus berangkat juga untuk sekedar mengecek ada kendala atau tidak, walaupun sama-sama sibuk, sang istri selalu bisa menemaninya saat ada pekerjaan diluar kota, suami tampannya harus dijaga apalagi saat dinas luar, supaya serangga kecil tidak berani mendekat.

Siang hari

Tok tok tok

"Sayang, ayo makan siang!" ajak Alex, setelah selesai bersiap, sambil bersandar di bibir pintu, memperhatikan sang adik yang juga telah selesai mengepak baju untuk dibawa liburan.

"Iya bentar kak, ini Sia tinggal masukin makeup lagi." jawab Sia yang dengan cepat memasukkan beberapa produk kosmetiknya, setelah selesai, ia seret koper dan tas kecilnya untuk sekalian dibawa ke lantai bawah.

"Sini kakak bantu"sembari mengambil alih koper Sia.Mereka pun turun bersama keruang makan.

"Oh kalian udah turun, baru aja Mama mau panggil, ohiya setelah makan kita jemput Papa ke kantor, setelahnya langsng ke bandara" ucap sang Mama sambil duduk setelah mengambilkan nasi dan lauk untuk kedua putra dan putrinya. Sang anak pun hanya mengiyakan dan segera melahap makan siang mereka dengan nikmat.Btw sang Mama segera pulang cepat setelah dari cafe, karena harus mengepak pakaiannya dan sang suami.

Setelah 15menit

"Nah udah selesai makannya, ayo siap-siap, bawa koper ke mobil, kita berangkat, cek lagi, camera, charger, segala macam jangan sampai tertinggal" ujar Mama.

"Udah complete semua Ma, let's go!"semangat Sia.Mereka pun membawa koper ke dalam mobil dibantu oleh BI Ina dan pelayan lain.

"Oke udah semua, Bi Ina kami pamit ya, titip rumah" ucap sang Mama berpamitan.

"Iyaa nya, semoga liburannya seru dan hati hati dijalan nya!" Ucap bi Ina tersenyum, namun anehnya bi Ina malah mengeluarkan air mata, dan memeluk sang nyonya, seolah itu akan menjadi pertemuan terakhir mereka.

"Ya ampun Bi Ina sampe nangis, kami pergi 3 hari aja Bi, nanti pulang kok, jangan sedih gitu dong Bi" ucap Sia sembari bergabung memeluk Bi Ina yang dirasa cukup dramatis.

Setelah berpelukan mereka pun berpisah dan berangkat menjemput sang Papa dikantornya, bersama sang supir. Sesampainya dikantor sang Papa pun segera bergabung dan mengambil alih supir, sedangkan sang supir disuruh kembali duluan naik taksi, karena nantinya mobil akan dititipkan dibandara, sehingga saat kepulangan nanti tidak perlu menjemput. Dan berangkatlah keluarga Alegro menuju bandara.

6 jam kemudian...

Sampailah keluarga Alegro ke Vila pribadi yang mereka miliki, setelah dijemput oleh karyawannya, dan 3 jam perjalanan dari bandara ke Vila, karena macet jadi perjalanan sedikit terhambat, sehingga saat sampai di Villa mereka segera disuguhi dengan makan malam.

"Uhhh akhirnya sampai juga, Yey!" Sia meregangkan tubuhnya dan melompat.

"Yasudah segera menuju kamar masing-masing dan mandi, setelah itu kita kumpul lagi untuk makan malam kemudian istirahat" mengelus kepala sang Putri dan berlalu menuju ke kamar bersama sang istri di lantai 1. Vila ini memiliki 2 lantai, lantai 1 terdapat 1 kamar utama, ruang sauna, ruang keluarga, ruang makan, dapur, teras dan kolam renang yang menghadap ke tebing laut. Sedangkan lantai 2 terdapat 2 kamar tidur, ruang bersantai luas, 1 balkon lengkap dengan kursi santainya. Setelah bersih-bersih, semua anggota keluarga menikmati makan malam dan kembali ke kamar masing-masing untuk menyusun pakaian dan istirahat sedangkan Sia dan Alex berdiskusi untuk destinasi mana saja yang akan mereka kunjungi selama 3 hari kedepan.

"Oke jadi 1 hari 3 tempat ya?"Alex sembari mengamati list yang dibuat Sia.

"Kebanyakan ya kak? kalo ga kekejar juga gapapa nanti kita kurangi aja!" Balas Sia menyandarkan dagunya diatas kepala Alex dan memeluk lehernya dari belakang sambil ikut melihat list tadi. Alex tertegun sang adik yang tiba-tiba memeluknya dari belakang, seketika leher dan bahkan wajahnya terasa sangat panas, Alex pun segera menutup wajahnya dengan 1 tangan, merasa benar-benar diuji keimanannya, ingin sekali ia berbalik dan 'menyerang' Sia, yang sama sekali tidak menyadari betapa Alex sangat menahan pikiran liarnya, sebelum urat warasnya terputus Alex segera pamit dan pergi menuju kamar tidurnya. Sia yang melihatnya hanya bisa melongo, bukannya menjawab Sia malah kabur, entahlah mungkin saja kakaknya lelah dan segera tidur.






Sia jangan mancing-mancing dah😌😌
Btw jgn lupa komen dan vote guys!!

Bad Influence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang