Senang vote kemaren lumayan naik lagi jadi lebih cepat up, yuk vote lagi teman-teman🤍
Menaruh tubuh Kayshiel dengan hati-hati di atas kasur, kemudian duduk di samping nya dengan mata tertuju pada wajah Kayshiel begitu lama.
Wajahnya hanya menunjukkan tanpa ekspresi, namun tangan nya bergerak untuk menyampirkan rambut-rambut yang menutupi wajah gadis tersebut.
Puas menatap wajah cantik perempuan itu, ia pun menarik selimut sampai dada agar Kayshiel tidak kedinginan.
Mata nya memastikan bahwa semua nya sudah lengkap, agar nanti saat gadis itu bangun tidak kebingungan dan mengalami kesulitan.
Pria itu pun keluar dari kamar dan mengunci nya dari luar, kunci cadangan sudah ia taruh di atas nakas agar Kayshiel bisa keluar tanpa kesulitan.
Sedangkan yang di maksud sudah terbangun dan menatap pintu yang baru saja di kunci dengan tatapan sulit di artikan.
/ <><> \
Jadi kamu mau kuliah dimana?
“ga tau, nanti di pikirin” balas nya pada orang yang menelpon nya sambil membuat coklat hangat.
Jangan sampai kamu hidup ga jelas ya, Kay. Mamah papah tunggu keputusan Kay.
Tut.
Dengan wajah lempeng gadis itu menutup ponsel tanpa pamit, ia kesal karena orang tua nya meninggalkan Ganka sendirian dalam waktu cukup lama akibat urusan mereka.
Walaupun ada pengawal yang berjaga, tetap saja Kayshiel khawatir akan keadaan kakaknya itu.
Dan mungkin juga penyebab sesuatu yang di sembunyikan kedua saudara itu?
Ketukan pintu menghentikan kegiatan Kay yang ingin memasukkan pizza ke dalam oven, gadis itu melangkah untuk membuka pintu.
Saat membuka pintu mata nya di suguhkan seorang perempuan dengan pakaian nya yang sudah acak-acakan dan lirikan mata sedikit sinis?
Alis Kayshiel terangkat saat gadis itu hanya diam menatap wajah nya dengan lama, tak ingin membuang waktu lebih banyak, ia pun lebih dulu bertanya.
“ada apa ya?”
Jealova, baru pulang kuliah sudah di suruh ibu nya untuk ke rumah Kayshiel, jelas ia kesal karena ibu nya nampak sekali tertarik dengan gadis yang sekarang berada di depan nya.
“kata mama saya, kamu di undang buat makan malam di rumah kalau ga keberatan.” ucapnya sambil sesekali melirik ke dalam rumah untuk melihat desain interior rumah Kay, “hm, bagus juga. Pasti nyontek arsitek luar” ucapnya tanpa berusaha memelankan suara nya di depan pemiliknya langsung.
Kayshiel hanya bisa menatap heran orang di depan nya, niat ingin membuka pintu rumah nya lebih lebar ia urungkan saat perempuan itu agak nya sedikit sensi dengan nya.
“oh ya, bilangin sama temen-temen kamu kalo kembaran saya udah punya pacar! Jadi jangan harap bisa dapetin dia” Jealova pergi dari sana dengan wajah angkuhnya.
Kayshiel hendak menutup pintu rumahnya, tapi suara pekikan di samping rumah nya terdengar di indra pendengarannya.
Disana, suara perempuan tadi terlihat dimarahi ibu nya, Kayshiel memilih tak peduli dan segera melanjutkan kegiatan nya yang tertunda.
Di lain sisi.
“kalo kaya gitu ga bakal mau di temenan sama kamu, kalo kamu nya kaya gitu, Jealovaaaa!”
Teriakan Jealova semakin nyaring saat ibu nya mengencangkan jeweran di telinganya, ia berkilah dengan cepat, “abisnya muka dia sangar, Jea langsung nge-blank di gituin, yaudah ngomong yang ada di pikiran Jea aja.”
“tetap aja salah kamu! Siapa yang kemaren maksa-maksa mamah buat ajak dia makan?!” Sinta berkacak pinggang menatap Jea dengan garang.
Jea yang memang paling sering membuat Sinta marah malah berkata dengan santai, “mamah berarti terpaksa dong kalau ga Jea yang minta?” julid nya menodong balik mamah nya yang semakin memancing emosi sang ibu.
Melihat mama nya yang sudah siap mau memukul pantat nya, Jea langsung saja berlari ke belakang ayah dan kembaran nya yang turun dari tangga beriringan.
“pah, mamah ini makin galak deh Jea liat, papah lancar kan ngasih mamah uang bulanan sama shopping?” celetuk Jea yang di dengar mereka berdua, sang ibu sudah sibuk pada acara tontonan nya.
Mendengar hal itu, Jeovan menyentil kening kembaran nya, “lo yang suka mancing emosi mamah, jangan kaya gitu, kalo mamah sakit karena darah tinggi gimana?” nasehat Jeo yang membuat Jea seketika terdiam.
“dih kenapa ngomong nya gitu sih, mamah sehat terus kok! Ga usah bahas masalah kesehatan!” Jealova langsung kepikiran begitu mendengar ucapan kembaran nya itu.
Sedangkan sang ayah yang menjadi pendengar hanya tertawa saja, jelas yang paling takut saat sakit pada mama nya adalah si bungsu, padahal sering sekali membuat Sinta darah tinggi.
Mereka menyusul Sinta yang sudah khusyuk menonton drama Korea, kesukaan ibu dan anak gadis itu, melihatnya dengan segera Jealova duduk di samping sang ibu dan sesekali berbincang hingga tertawa, melupakan kejadian barusan yang marah pada anaknya.
Jeovan dan sang ayah hanya saling beradu tatapan lalu serentak membuka koran yang berada di tangan mereka.
“oh iya, Jeo, mamah mau minta tolong” Sinta memindahkan cemilan nya pada si bungsu yang sibuk menonton.
Jeo yang di panggil menoleh kearah mama nya, “mamah mau minta tolong apa?”
“nanti kerumah tetangga sebelah ya jemput Kayshiel” titah nya yang langsung mengundang perhatian Jealova.
Jealova langsung memasang wajah tak terima, “kok Jeo? Jea aja yang kesana!”
“ngga-ngga! Bukan nya ngajak orang bertamu nanti kamu malah ngajak orang berantem!” cegah Sinta seketika membuat gadis berusia 19 tahun itu melirik sinis kembaran nya.
Sedangkan Jeovan mendapati tatapan sinis kembaran nya yang hanya geleng-geleng kepala tersenyum teduh.
Aduh mas, ajak saya kawin lari mas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kayshiel (END)
Teen Fiction"buka selalu mata kamu, sampai aku dikebumikan." Kayshiel begitu mencintai Kaiden, tunangan hasil perjodohan orang tua nya. Mereka tidak saling membenci atau bahkan berusaha untuk memutuskan perjodohan itu, keduanya saling mencintai. Namun, itu semu...