10

1.3K 206 24
                                    

📍WARNING KATA KATA KASAR DAN TYPO. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ALUR CERITA NYA.📍

Hallo guys maaf ya menunggu lama buat update. Dikarenakan saya sedang ada kesibukan RL juga jadi akan slow update, untuk double up belum bisa ya. Tenang cerita ini akan tetap saya lanjut kok, so ikutin terus ya dan tingkatkan komenan dan vote nya.

•••••

Juna.

Pria berumur 29 tahun itu sedang duduk termenung di kursi balkon kamar nya.

Memandang kosong ke depan.

Ia membiarkan sapuan angin mengoyangkan helaian-helaian rambutnya.

Banyak yang terjadi selama 7 tahun ini pada nya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyetujui syarat dengan Ibu angkatnya ini.

Namun Juna merasa ia telah kehilangan diri nya yang dulu.

Di depan pintu kamar ada Darnell yang melihat Juna sedang melamun hingga tak sadar ia membuka pintu dan masuk ke kamar.

Helaan nafas pelan Darnell keluarkan.

Tentu saja ia sangat mengerti dan mengenali Juna.

Juna adalah teman dekatnya sejak 7 tahun silam, ia adalah saksi bagaimana perjuangan hidup Juna hingga sekarang.

Ia juga mengetahui masalalu Juna hingga akhirnya Juna mengubah identitas nya menjadi Rafka karena permintaan Ibu angkatnya.

Gila.

Darnell tidak habis pikir dengan pemikiran licik wanita tersebut.

Darnell cuma ingin Juna bahagia.

Ia berjalan mendekati Juna.

"Lo bisa nge berontak tapi kenapa lo nggak lakuin itu?"

Juna tersadar dari lamunannya setelah mendengar pertanyaan dari Darnell.

Tanpa balik badan atau menatap wajah Darnell. Juna lebih memilih untuk menatap lurus ke depan.

"Walaupun gue ingin tapi gue nggak bisa Nel." Ucap pelan Juna.

"Terus lo hidup dengan jadi orang lain itu emang bikin lo bahagia?"

Pertanyaan telak dari Darnell membuat Juna terdiam.

"Lo nggak kangen keluarga lo? sahabat-sahabat lama lo? lo nggak kangen kumpul bareng lagi sama mereka?"

"Mereka udah anggap Juna itu mati Nel, jadi biarkan aja mereka tetap anggap begitu."

Bohong.

Darnell menggelengkan pelan kepala nya.

Sudah banyak sekali Juna membohongi diri nya sendiri.

"Jun lo bukan pengecut! Ayo lawan jangan mau jadi boneka terus!"

Darnell membalikkan badan Juna agar menghadap diri nya, ia memegang kedua bahu Juna.

Menatap lekat manik mata yang sangat terlihat tidak ada gairah semangat kehidupan di sana.

"Nel gue nggak bisa." Gumam lirih Juna menatap sendu Darnell.

UNKNOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang