chapter 32

53 8 0
                                    

Happy Reading








Siang harinya, pukul 14.00 Rayyan ingin mengajak Aleena pergi ke supermarket untuk berbelanja. Ia pun menuju kamar Aleena dan melihat pintu kamarnya terbuka lalu ia masuk ke dalam kamar Aleena.

" Al, ayo ke supermarket beli- " ucap Rayyan terpotong saat ia melihat Aleena yang hanya menggunakan crop top dan hotpants yang sedang rebahan sambil melihat film di televisi kamarnya.

" Astaghfirullahaladzim. " ucap Rayyan berjalan menghampiri Aleena.

" Lo kenapa tiba-tiba istighfar? " tanya Aleena menatap Rayyan.

" Kamu jangan pake pakaian yang crop crop gini. Itu liat perut kamu kelihatan kaya gitu. " ucap Rayyan berhenti di depan Aleena.

" Lo tau panas nggak udaranya? " balas Aleena

" Kan bisa pake kaos yang oversize. " ucap Rayyan

" Lagian ini hidup gue ngapain lo nyuruh nyuruh gue? " balas Aleena dengan ketus.

" Saya suami kamu al, jadi saya berhak untuk mengatur kamu mulai sekarang. " ucap Rayyan duduk disebelah Aleena.

Walaupun mereka berdua sudah sah menjadi pasangan suami istri Aleena tetap merasa tidak suka di atur atur oleh Rayyan.

" Pftt.. Berhak? Yakin? Orang kaya lo nggak ada hak buat ngatur gue. " ucap Aleena sambil bangun dari kasurnya

" Kamu lupa ya sekarang status kamu apa? " ucap Rayyan menatap Aleena.

" Status gue? Istri lo, tapi lo nggak berhak atas gue karna kita cuma di jodohin. " balas Aleena menatap sinis kepada Rayyan.

" Tapi mau gimana pun kamu harus menjalankan kewajiban dan perintah dari suami kamu. " ucap Rayyan

" Udah daripada debat kaya gini, mending kita balapan aja gimana? Kalo lo yang menang lo boleh atur atur gue, tapi kalo gue yang menang lo nggak bisa atur atur gue. Karna gue nggak suka. " ucap Aleena menatap sekilas Rayyan, lalu kembali fokus menonton televisi.

" Boleh, mau kapan. " ucap Rayyan

"  Nanti malam jam 10. " ucap Aleena

" Oke. Sekarang kamu temenin saya dulu ke supermarket. " ucap Rayyan

" Yaudah iya. " ucap Aleena mengambil cardigannya, lalu keluar kamar bersama Rayyan.

Malam hari pun tiba, mereka berdua segera bersiap siap untuk balapan yang sudah mereka janjikan. Mereka pun segera menuju garasi untuk mengambil motor sport yang akan mereka gunakan, lalu segera mengendarai motor mereka dan menuju titik awal balapan yang biasa orang-orang gunakan untuk balapan. Saat waktu menunjukkan pukul 22.00 Aleena dan Rayyan menancap gas motor dan melesat meninggalkan garis start.

Suara motor mereka memecahkan keheningan malam di kota Bogor yang mulai sepi. Udara dingin yang menusuk kulit membuat balapan terasa lebih menegangkan. Setelah 30 menit waktu berlalu dan kemenangan pun di raih oleh Rayyan.

" Wtf... Gue? Kalah? " gumam Aleena merasa malu telah menantang Rayyan.

" Gimana? Saya kan yang menang. " ucap Rayyan menatap Aleena.

" Iya, lo yang menang gue kalah. " ucap Aleena cemberut menatap Rayyan.

" Sekarang kita pulang, udah malam. " ucap Rayyan

Akhirnya mereka berdua kembali ke rumah dan masuk ke dalam kamar masing-masing. Aleena masuk ke kamar dengan menggerutu karena masih kesal dirinya di kalahkan oleh suaminya yang seorang anak kiyai, ia tidak mengira bahwa Rayyan dapat mengalahkan dirinya. Sementara itu, Rayyan masuk ke dalam kamar miliknya dengan tersenyum dan tiduran di ranjang miliknya.

Pagi hari pukul 04.40, Rayyan membuka pintu kamar Aleena. Ia berjalan menghampiri tempat tidur Aleena, dan membangunkan Aleena.

" Al, bangun. " ucap Rayyan

" Bangun, al. Ayo sholat subuh dulu. "

" Apasih, gue masih ngantuk. " jawab Aleena ketus.

" Kita ini seorang muslim al, wajib kita sholat subuh. " ucap Rayyan mencoba membangunkan Aleena lagi.

" Iya iya. "

Aleena bangun dan duduk di tempat tidurnya dengan cemberut menatap Rayyan. Rayyan duduk disebelah Aleena, dan membelai rambut Aleena.

" Sholat dulu sayang, sana ambil wudhu dulu. Aku tungguin di kamar aku. " ucap Rayyan

Aleena mengangguk dengan terpaksa untuk mengambil wudhu, lalu berjalan masuk kedalam kamar Rayyan. Ia memakai mukena yang sudah disiapkan oleh Rayyan di sofa kamar. Aleena menggunakan mukena itu, lalu sholat bersama dengan Rayyan.

Setelah selesai sholat, Aleena berniat untuk kembali ke kamarnya. Namun dicegah oleh Rayyan.

" Mau kemana? " tanya Rayyan memegang tangan Aleena.

" Mau balik tidur, gue ngantuk. " jawab Aleena

" Daripada tidur, mending ngaji sama aku. " ucap Rayyan tersenyum menatap Aleena.

Aleena mematuhi ucapan dari Rayyan, dan mengaji bersama Rayyan hingga jam 05.20, sudah beberapa menit mereka berdua mengaji bersama, kini mereka telah selesai. Rayyan menaruh sajadah nya diatas sofa, dan Aleena mencopot mukenanya.

" Ray.. " panggil Aleena yang berdiri di depan pintu kamar Rayyan.

" Kenapa? " tanya Rayyan

Aleena menghela nafasnya perlahan. " Mulai sekarang boleh nggak kita sekamar? Kita kan udah ada beberapa minggu menikah. " ucap Aleena

Rayyan tertawa kecil, dan menyuruh Aleena duduk di sebelahnya. " Boleh dong, justru aku malah seneng kalo kamu sekarang mau satu kamar sama aku. " ucap Rayyan

" Kamu mau sarapan apa? " tanya Aleena menatap Rayyan.

" Terserah, nanti aku bantuin ya masaknya. " ucap Rayyan tersenyum kepada Aleena.

Jam dinding di kamar sudah menunjukkan pukul 05.30, Aleena dan Rayyan keluar dari kamar, lalu berjalan menuju dapur untuk memasak makanan pagi.

" Kamu mau sarapan apa al? Omelette mau? Atau bubur ayam? " tanya Rayyan tersenyum.

" Emang kamu bisa bikin bubur ayam? " tanya Aleena menatap Rayyan.

" Bisa. " jawab Rayyan yang di senyumi oleh Aleena.

Mereka berdua mulai memasak bubur ayam untuk menu makan pagi mereka berdua. Setelah selesai, Aleena menyajikannya di dua mangkuk.

" Enak nggak? " tanya Rayyan

" Enak, bangett! " ucap Aleena

Setelah mereka menyelesaikan makan paginya, Rayyan meminta Aleena untuk diam di kursi meja makan, dan Rayyan yang membereskan makan paginya. Dengan perlakuan Rayyan yang seperti itu, membuat Aleena tersenyum dan sedikit tersentuh dengan perlakuan Rayyan.

Perjodohan ( Terbit ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang