Happy Reading
•
•
•
•Pagi ini Rayyan bangun pukul 04.10, 10 menit lagi akan berkumandang adzan subuh. Rayyan melihat Aleena yang di sebelahnya masih tertidur pulas. Rayyan sebenarnya tidak ingin membangunkan Aleena karena kasihan melihatnya masih tertidur pulas seperti itu. Namun, itu sudah menjadi kewajiban Rayyan untuk membangunkan Aleena sholat subuh.
" Al, bangun. Ayo sholat subuh dulu. " ucap Rayyan menepuk nepuk pundak Aleena.
Aleena terbangun, namun masih dengan setengah nyawanya yang belum semua terkumpul. Setelah Aleena telah sadar sepenuhnya, ia berjalan mengambil wudhu. Dan Rayyan duduk di sajadah nya menunggu Aleena yang selesai wudhu.
Setelah Aleena selesai wudhu, ia segera memakai mukenanya, lalu sholat berjamaah bersama Rayyan.
Saat mereka sudah selesai sholat, Aleena hendak berjalan kembali ke tempat tidurnya, namun dicegah oleh Rayyan.
" Mau kemana? Tidur lagi? " tanya Rayyan menatap Aleena.
" Iyalah, aku masih ngantuk. " ucap Aleena
" Daripada tidur mending ngaji sama aku. " ucap Rayyan menarik tangan Aleena, sehingga membuat Aleena terduduk di pangkuan Rayyan.
" Ihh apasih kamu. " ucap Aleena cemberut, lalu duduk disebelahnya.
" Kok cemberut sih! Jangan cemberut dong, cantiknya ilang tau. " ucap Rayyan tertawa meledek Aleena.
" Udah ah besok aja ngajinya. " ucap Aleena
" Yaudah besok. Sekarang mau ngapain? " tanya Rayyan
" Tidur. "
" Heh nggak boleh tidur dong. Selain tidur, mau ngapain? Atau mau masak aja biar makan paginya cepet. " ucap Rayyan mengelus kepala Aleena dengan lembut.
" Aku capek masak, aku lagi pengen beli gofood. " ucap Aleena
" Gofood mana bisa jam segini? " tanya Rayyan
" Bisa lah, kan 24 jam. " ucap Aleena mencopot mukenanya, lalu duduk di tempat tidurnya.
Rayyan berdiri, dan menyusul Aleena duduk di tempat tidur. " Mau pesen apa emang? " tanya Rayyan
" Pengen sate ayam. " ucap Aleena menatap Rayyan.
" Pesen aja sesuka dan semau kamu. Nanti aku yang akan bayar semua. " ucap Rayyan tersenyum, dan membelai rambut Aleena dengan lembut.
" Serius?? Makasih yaa. " jawab Aleena langsung memeluk Rayyan.
" Iya, sama sama. " ucap Rayyan tersenyum.
Setelah menunggu hampir 30 menit, akhirnya makanan yang mereka pesan sampai. Aleena berjalan keluar dari kamar, membukakan pintu rumahnya, lalu mengambil dan membayar makanannya. Ia berjalan ke meja makan, menyajikan makanan yang baru saja ia pesan.
Tidak lama, Rayyan berjalan menghampiri Aleena yang duduk di meja makan, lalu mereka berdua makan pagi bersama.
Sore harinya, tiba-tiba Maureen kembali datang kerumah Rayyan. Ia mengetuk pintu rumah Rayyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ( Terbit )
Ficção AdolescentePerjodohan yang tidak pernah ada dalam rencana Aleena. Yaitu harus menikah dengan seorang santri sekaligus anak Kyai pilihan Bunda serta Ayahnya. Hafizan Rayyan Al Farizi. Salah satu santri pesantren yang terkenal di kotanya. Tubuhnya yang tinggi...