Happy Reading
•
•
•
•
Di sore hari, Aleena duduk di balkon rumahnya sambil memandangi senja yang terlihat sangat indah. Memandangi senja hari, Aleena belajar bahwa ada ketenangan di dalam kesedihan. Senja sore adalah periode berharga untuk menghargai setiap momen yang ada di dalam hidup.
Saat Aleena sedang asik memandangi senja, tiba tiba ponselnya berbunyi. Aleena mengambil ponsel yang berada di meja sebelahnya, lalu mengangkat panggilan masuk dari Nathan.
' Halo nat. '
' Halo al, jadi jalan sekarang? Lo udah siap belum? '
' Udah nat, lo kesini aja gue tunggu di depan rumah. '
' Yaudah, gua kesana sekarang ya. '
' Iya. '
Aleena mematikan telfonnya, lalu berjalan turun dari balkon rumah. Ia berhenti di ruang tamu, dan meminta izin kepada Carla untuk jalan jalan bersama Nathan.
" Nggak sama Jero kan? " tanya Carla
" Enggak bun, lagian Jero di Semarang. " jawab Aleena tersenyum.
" Yaudah sana. "
Aleena mencium tangan Carla, lalu berjalan keluar dari rumahnya. Ia berhenti tepat di depan pagar rumahnya menunggu Nathan menjemputnya. Tidak lama Nathan datang membawa mobil untuk menjemput Aleena. Aleena membuka pintu mobil Nathan, lalu masuk kedalam mobilnya.
" Mau kemana al? Kok tumben ngajak jalan gua. " tanya Nathan dengan fokus menyetir mobilnya.
" Kemana aja, terserah lo aja gue nat. " ucap Aleena tersenyum.
" Gimana kalo ke sungai yang dideket tama Kota? Pasti senja disana masih bagus al. " ucap Nathan
" Boleh nat, ayo aja. Nanti kita foto foto ya disana? " ucap Aleena.
Nathan tersenyum kepada Aleena, lalu kembali fokus menyetir mobilnya, membawa Aleena ke sungai taman Kota.
Setelah sampai di taman Kota, Nathan memarkirkan mobilnya, lalu berjalan menggandeng tangan Aleena untuk ke sungai.
" Lihat al, bagus banget kan senja nya? " ucap Nathan tersenyum kearah Aleena, dengan menunjuk senja yang terlihat.
" Iya, natt bagus. "
Aleena berlarian dengan tertawa senang di rerumputan sungai itu. Sementara Nathan, dia sibuk untuk mengambil foto Aleena.
" Al kesini deh. "
Aleena berhenti berlari lari, dan berjalan menghampiri Nathan. " Kenapa? "
" Lihat al. " ucap Nathan menunjukkan sebuah foto hasil jepretannya kepada Aleena.
" Kok main foto foto gue sihh!! " ucap Aleena cemberut menatap Nathan setelah melihat hasil fotonya.
" Jangan cemberut gitu dong. Iya maaf, tapi ini cantik loh al. Bukan cuma langitnya yang cantik, kamu juga. " ucap Nathan tertawa menatap Aleena yang masih saja cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan ( Terbit )
Fiksi RemajaPerjodohan yang tidak pernah ada dalam rencana Aleena. Yaitu harus menikah dengan seorang santri sekaligus anak Kyai pilihan Bunda serta Ayahnya. Hafizan Rayyan Al Farizi. Salah satu santri pesantren yang terkenal di kotanya. Tubuhnya yang tinggi...