Ups!

116 13 3
                                    

~••~

Adakalanya kita kalah,ada waktu juga kita menang,namun..kesabaran adalah hal yang paling besar.selain bersyukur kita juga harus berusaha lagi.

Tidak semua orang bisa berunrung,tidak semua orang bisa terhubung.terlalu percaya diri itu tidak baik.

Bukankah semua makhluk berhak bahagia?tidak hewan,tidak tumbuhan ataupun manusia.Semuanya memiliki kesamaa'an,kita hanya berbeda dari segi bentuk dan derajat.

Tuhan menciptakan banyak hal,sebagian manusia hanya mempelajari 3% dari 10%,banyak yang tidak paham akan sesuatu hal baru.

Bukankah ini perlu kita pelajari?lalu,apakah belajar bisa instan?tidak.

Tidak ada jawaban pasti.

Kita hanya menerka dan mengaggap insting kita benar,semuanya merasa benar dan benar.berkaca dari diri sendiri itu sulit.

Kita memahami isi hati kita,namun kita gagal dalam memahami isi hati orang lain.jika bukan otak yang berfikir,lalu kai ingin menggunakan apa?

Bisakah kita mengasahnya lebih jauh?semakin lama kita bernafas,semakin banyak pula hal baru bermunculan.

Aktifitas terbatas,terlalu banyak tekanan seolah kita harus mencapai apa yang bukan kehendak kita.

Dipaksa meraih gelar tinggi,dipaksa cerdas dan dipaksa mengerti.

Tujuan kita tidak bisa dipastikan lurus jika banyak kemauan dari orang lain.kita yang menjalani,namun mengapa harus bersedia menjadi budak berkedok balas budi?

Bukankah ini tidak cukup adil?

Sembilan bulan kita ada dalam rahim,sembilan bulan juga kita dipersiapkan sebelum diutus kedunia dalam menjalani kewajiban yang harus kita lakukan.

Namun,penguasa alam memberikan pilihan,surga dan neraka.bagaimana kita bisa memilih begitu saja?tuhan menguji kita dengan banyak cara,tergantung iman dan kemurnian hati.

Satu kesalahan membuat hidupmu berantakan.bukankah kaca pecah tidak bisa kembali semula?

Berkali kali,berulang ulang.namun ada kala kita berhak bahagia,terlepas dari suramnya masa kelam.kita harus merelakan semua hal.tuhan tau porsi kita.

Sangat beruntung bisa terbebas setelah menjadi dewasa.

Tok
Tok

Lamunan seakan sirna ketika suara pintu diketuk dari luar.kertas yang putih ini perlahan hilang ditelan api.

Ceklek.

"Phi" Sapanya dan mendapat hadiah peluk.

Sesosok pemuda tinggi berkarisma memasuki ruangannya.langkah itu mengayun cepat kearah lelaki kecil yang bermain tak jauh dari ranjang kamarnya.

Hug!

"Daddy!" Senyum manis ini menghangatkan hati.

Diraihnya tubuh kecil ini ke atas gendongan.gelak tawa tak bisa ditahan kalah ia merasa geli saat sang daddy menggodanya.

"Mana mainan ku.."

"Siapa suruh maian api?gaboleh bakar bakar kertas mengerti!" Tegasnya.

"Maaf..tapii..mana mainanku sekarang!" Tagihnya lagi.

Oh anak ini masih mengingat segala yang ia janjikan.badan mungil itu bergelayut manja melepas melayangkan tubuhnya kebelakang.

"Heh..jangan gitu nanti lehernya sakit nak" Tegur sang ibu yang baru masuk membawa kopi.dan membersikan kekacauan disana.

"Ahaha..mama lihatlah aku terbang ahaha.."girangnya saat sang daddy membuatnya menjadi pesawat.

"Phi awas jatuh,dia satu satunya anakku mengerti.cepat turunkan dan mandilah dulu,aku tunggu di bawah"

𝓢𝓱𝓸𝓻𝓽 𝓢𝓽𝓸𝓻𝔂 𝓕𝓟. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang