End

16 4 0
                                    

                                   •
                                   •
                    Selamat Membaca
                                   •
                                   •

Malam itu, setelah berkutat dengan pikiran yang berkeliaran tentang Cordelia dan semua kenangan yang kami bagikan, aku memutuskan untuk menuangkan semuanya dalam bentuk tulisan. Aku duduk di meja belajarku, mengeluarkan jurnal yang biasa kuisi dengan catatan harian, dan memulai sebuah cerita dengan judul yang datang dari dalam hatiku, "Untukmu Cordelia: I LOVE YOU TO THE SUN and BACK".

Aku memulainya dengan menggambarkan hari-hari pertama kami bertemu. Bagaimana tatapan pertama kami bertemu di gedung rumah sakit, senyumannya yang memikat, dan percakapan ringan yang perlahan membawa kami semakin dekat. Setiap detail kuingat dengan jelas, seolah baru terjadi kemarin. Setiap momen indah yang kami lalui bersama, dari berjalan di taman kampus, berbagi cerita di kafe sudut jalan, hingga hari-hari ketika kami merencanakan masa depan dan bersenang senang bersama.

Aku menulis tentang bagaimana Cordelia mengajariku untuk mencintai dan percaya pada keindahan hidup lagi. Betapa dia adalah cahaya yang menerangi hari-hariku yang kelam, memberikan harapan dan kebahagiaan yang tak ternilai. Setiap tawa, setiap senyuman, setiap sentuhan lembut dari tangannya, semuanya terasa begitu berharga dan aku ingin mengabadikannya dalam cerita ini.

Tetapi aku juga menulis tentang hari-hari kelam ketika dia mulai menjauh, ketika beasiswa dan masa depannya menjadi fokus utamanya. Aku mengisahkan rasa sakit yang kurasakan setiap kali melihatnya bersama Nathan, ketidakberdayaanku untuk mengubah kenyataan bahwa kami harus berpisah. Aku mencoba menggambarkan betapa sulitnya merelakan seseorang yang begitu dicintai pergi, betapa perihnya rasa kehilangan itu.

Clara, yang selalu setia di sisiku, juga mendapatkan tempat dalam cerita ini. Aku menulis tentang bagaimana dia selalu ada untuk menghibur dan mendukungku, meskipun dia tahu hatiku masih terpaut pada Cordelia. Aku menulis tentang kesetiaannya, tentang upayanya untuk membuatku melihat bahwa hidup ini masih memiliki banyak hal indah untuk ditawarkan. Aku mengakui bahwa meskipun Clara adalah sosok yang luar biasa, hatiku masih merindukan Cordelia.

Saat aku menulis, air mata terus mengalir tanpa bisa kutahan. Setiap kenangan yang kutuangkan di atas kertas terasa begitu nyata dan menyakitkan. Tapi aku tahu bahwa menulis cerita ini adalah caraku untuk mengatasi rasa sakit walau mungkin tidak akan pernah hilang untuk menerima kenyataan bahwa Cordelia telah melangkah maju. Ini adalah caraku untuk mengungkapkan perasaanku yang terdalam, untuk mengatakan semua hal yang tak pernah bisa kukatakan langsung padanya.

Aku menyelesaikan cerita itu dengan sebuah harapan, bahwa suatu hari nanti aku bisa menemukan kebahagiaan lagi. Bahwa meskipun Cordelia telah pergi, kenangan tentang cintanya akan selalu menjadi bagian dari diriku. Aku berharap bahwa dengan menulis cerita ini, aku bisa mengucapkan selamat tinggal dengan cara yang paling indah dan bermakna.

"Untukmu Cordelia," tulisku di akhir cerita,"I LOVE YOU TO THE SUN AND BACK".Aku tidak pernah lupa kalimat indah itu namun aku tau maknanya disaat Cordelia akan meninggalkanku.Aku juga selalu merindukanmu Cordelia,di saat tersebut aku selalu memilih untuk tidur,karena di mimpiku kamu masih menjadi milikku.Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku,"ikan".

Dan sepertinya sudah tidak ada lagi kesempatan bagiku untuk bersamamu,oleh karena itu see you another life.

Dengan menyelesaikan cerita ini, aku merasa sedikit beban di hatiku terangkat. Aku tahu perjalanan untuk move on masih panjang, tetapi aku merasa menjadi sedikit lebih ringan. Aku menutup jurnal itu dengan perasaan lega, tahu bahwa cinta pada Cordelia telah kuabadikan dalam bentuk yang paling indah yang bisa kuberikan.

Hari-hari berikutnya mungkin masih akan penuh dengan kenangan dan rasa sakit, tetapi aku tahu bahwa dengan Clara di sisiku dan dengan cerita ini sebagai kenangan, Aku akan terus menulis, berharap ada kesempatan untuk Cordelia membaca cerita ku,dan yang terakhir untuk Cordelia inilah pesan terakhirku untukmu.

Aku akan memaksa diriku melupakanmu jika aku melihatmu dengan pasangan barumu. Tak akan ada lagi ruang di hatiku untuk menyimpan kenanganmu, meski rasanya seperti mencabut bagian jiwaku sendiri.

Juga aku selalu bersyukur atas segala cinta dan kebahagiaan yang pernah kita bagi.
"Terima kasih, Cordelia Alexandra"

"Pada akhirnya hubungan ini membuat kita berdua buta.Kamu tidak bisa melihatku dan aku tidak bisa melihat wanita lain selain kamu".

----

Bertahun-tahun telah berlalu, namun aku dan Clara masih menjalin persahabatan erat. Meski waktu terus berlalu, baik aku maupun Clara belum menemukan pelabuhan hati yang baru. Hari itu, Clara memintaku menemaninya berbelanja, sebuah kegiatan yang selalu kami nikmati bersama.

Saat kami berjalan di pusat perbelanjaan yang ramai, tiba-tiba langkahku terhenti. Di kejauhan, terlihat sosok yang sangat akrab namun sudah lama tak kulihat. Cordelia, bersama Nathan, berjalan dengan kedua anak kecil di antara mereka.

Pemandangan itu membuat dadaku bergemuruh. Perasaan yang telah lama kupendam dan kupikir telah mati, mendadak tumbuh kembali dengan kekuatan yang tak terduga. Mataku tertuju pada Cordelia, yang tampak begitu bahagia dengan keluarga barunya. Senyum yang terpancar dari wajahnya adalah kebahagiaan murni yang dulu selalu kuimpikan untuknya.

Aku tersenyum, meski ada kegetiran yang menyelinap di hatiku. Membayangkan Cordelia dengan Nathan dan kedua anak mereka, aku menyadari betapa indahnya hidup yang telah Cordelia bangun. Bayangan kebahagiaan itu membuatku merasa lega, meski ada kepedihan yang tak terelakkan.

Lalu, seolah waktu berhenti, pandangan kami bertemu. Mata Cordelia yang biru menatapku dengan kehangatan yang familiar, seakan membawa kembali kenangan masa lalu yang penuh cinta dan harapan. Dalam sekejap mata, segala rasa yang pernah ada antara kami berputar kembali, namun kini diselimuti dengan kenyataan baru.

Aku mengangguk pelan, memberikan senyum penuh arti, sebagai tanda kebahagiaanku untuknya. Cordelia membalas dengan senyum lembut, dan dalam tatapan itu, tersirat sebuah pengertian mendalam bahwa meski jalan hidup kami berbeda, kami tetap saling menghargai dan mengenang cinta yang pernah ada.

Clara menepuk bahuku, membawaku kembali ke realitas. Kami melanjutkan langkah, meninggalkan Cordelia dan keluarganya dengan perasaan yang campur aduk namun penuh kedamaian. Meski cerita cinta kami telah berakhir, kenangan itu akan selalu hidup di dalam hati.

Dan dengan itu, aku melanjutkan hidupku, membawa serta kenangan indah dan rasa syukur atas kebahagiaan Cordelia, meski bukan aku yang menjadi bagian dari cerita hidupnya.

I LOVE YOU TO THE SUN AND BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang