"Bukalah sedikit bagian dari hati kecilmu agar kamu bisa menggegam dunia yang menyakitkan ini"
Aku bangun lebih pagi dari biasanya. Aku melihat mama yang sudah bangun daritadi untuk menyiapkan bekal dan sarapan untuk aku dan papa. Apakah mama tidak lelah? Tanyaku dalam diam. Pasti mama sangat lelah namun ibu mana yang menunjukkan rasa lelahnya di hadapan anak kesayangannya. Seorang ibu hanya ingin anaknya sukses dan bahagia, ibu tidak ingin balasan apapun dari anaknya. Melihat hal itu aku turun dari kamarku dan ikut serta membantu mama menyiapkan bekal. Bekal kali ini adalah nasi goreng dan cupcake berwarna pink yang di atasnya ditaburi meses warna-warni dan cokelat cadbury.
"Waahh masakann mama emang paling enak seduniaa..!!" sorakku.
"hahaha, bisa saja kamu Cel," ujar mama dengan senyuman khasnya.
Setelah sarapan aku bergegas menuju sekolah. Seperti biasa aku melewati jalanan arah kelasku yang ramai. Banyak siswa berlalu lalang dan duduk di depan kelasnya masing-masing. Angin pagi ditambah kabut putih yang menutupi langit Jakarta pagi ini sangat indah. Aku duduk di bangkuku sambil membaca buku dan mendengarkan musik untuk menunggu jam pelajaran dimulai. Karena hawanya yang sejuk membuat pikiranku jernih dan menambah semangat di pagi ini.
Saatnya jam pertama dimulai...
Suara bel berbunyi, tidak lama kelas IPA dimulai. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengidentifikasi hewan di sekitar taman.
Aku dan Nara mencari kupu-kupu untuk praktikum ini. Kalau kata orang kupu kupu berarti harapan untuk mengubah diri sendiri menjadi lebih baik. Apakah kalian setuju?
Sebelumnya sudahkah kamu mencoba mengidentifikasi kupu-kupu? Kalau belum ayo kita identifikasi bersama
Kupu-kupu masuk kelompok serangga yang tergolong dalam ordo lepidoptera. Filum kupu-kupu adalah Arthropoda dan termasuk hewan invertebrata.
Setelah praktikum selesai aku dan Nara duduk di bangku taman sekolah seperti biasanya untuk menikmati bekal. Saat sedang asyik menikmati makanan, aku melihat ada seorang anak perempuan yang duduk termenung di bawah pohon apel sendirian. Dia adalah Hameira, seorang murid kelasku yang pendiam. Ia tidak suka bergaul dengan semua teman-teman. Kalau dibilang dia introvert'.
Aku dan Nara mengajaknya untuk bergabung bersama agar tidak sendirian. Dengan yakin aku menghampirinya dan menyapanya.
"Halo Meira, mau bergabung tidak?" tanyaku ragu.
"M-m e-emangnya boleh?" ujarnya gugup.
"Of course, kenapa tidak? Kita semua kan teman!" sahut Nara.
Kamipun akhirnya memakan bekal bersama sambil berbincang-bincang.
Selama kami berbincang-bincang aku sama sekali tidak melihat Meira mengeluarkan bekalnya. Dengan ragu aku bertanya
"Mei kamu ga makan bekal?" tanyaku.
Meira sepertinya sedang memikirkan jawabannya.
"Mm-m mama aku sudah gaada dari aku kecil Cel, jadi gaada yang bawain bekal," ujar Meira.
Aku terdiam.. aku merasa bahwa memiliki banyak salah kepada mama. Jika esok mama tiada aku tidak tahu lagi alur hidup akan seperti apa. Karena ikatan ibu dan anak seperti selintas nadi yang saling berkaitan.
Namun jika seseorang yang telah membawamu ke dunia ini berpulang. Janganlah lupa akan jasa besarnya dan jika masih ada syukurilah dan sayangilah mereka. Baik raganya ada atau tiada namun ikatan ibu dan anak pasti selalu bertautan.
Setelah pulang sekolah aku pergi ke ruang olimpiade.
Aku meletakkan tasku dan duduk di kursi yang ada di sudut ruangan.
Awan kelabu menutupi sang surya yang memancarkan kehangatannya. Kabut dan polusi jakarta membuat udara semakin panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kue Pastry
Teen FictionHalo teman-teman. Ayo kumpul sini yang suka baca fiksi tentang motivasi,achievement,persahabatan dan petualangan. Ayo tunggu petualangan Aycel dan teman-teman di dunia kue pastry🙇🏻♀️🧚♀️