10.CROISSANT PUFF

54 36 18
                                        

Tringg...

Suara notifikasi berbunyi dari ponselku saat aku berjalan menuju gerbang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara notifikasi berbunyi dari ponselku saat aku berjalan menuju gerbang sekolah. Kulihat sekilas siapa yang mengirim notifikasi tersebut. "Kak Harland?" tanyaku dalam hati.

👤 Kak Harland
Dek Aycel, pulang sekolah bisa minta tolong ke Ruang Olimpiade bentar?

Baik Kak

Sebelumnya mohon izin ya dek, ini ada sedikit informasi untuk anak-anak olimpiade dari Bapak Kepala Sekolah. Besok anak-anak diminta untuk membawa kue untuk dijual di event pekan budaya sekolah. Bagaimana jika di toko dek Aycel?

Bisa kak, untuk hari ini ya?

Iya dek, terima kasih ya

Setelah membalas pesan tersebut, dengan terburu-buru aku kembali ke sekolah. Menaiki tangga menuju lantai dua dengan totebag yang sudah terpontang-panting tak karuan karena cemas dan panik takut membuat anak-anak olimpiade lainnya menunggu.

Brukk....

Kubuka pintu dengan nafas tak beraturan.

"Selamat siang," ujarku.

"Iya siang dek, gausah keburu-buru dek nanti malah jatuh," jawab Kak Harland.

Kamipun berdiskusi akan kue apa yang akan kami buat.

"Bagaimana jika membuat Croissant Puff?" tanya Kak Meidiana.

"Hah, apa itu Mei?" tanya Kak Harland.

"Duh ituloh Kue roti kering bentuk bulan sabit, yang termasuk dalam kue pastry. Kan dek Aycel mamanya toko kue juga ya? Jadi sekalian gimana?" tanya Kak Meidiana

"Iya kak boleh," jawabku.

Kami menuju toko dengan berjalan kaki bersama.

Aku mengeluarakan buku resep untuk bahan-bahan untuk membuat croissant puff
2 lembar puff pastry
3-4 sdm tepung terigu
25 gr choco chips
1 butir telur
Topping
Almond slice

Aku menyiapkan seluruh bahan-bahan yang dibutuhkan di atas meja.

Setelah siap, kami mulai membuat croissant puff.

Tringg..... suara oven berbunyi menandakan kue sudah matang. Semerbak aroma hangat kue menyebar di seluruh ruangan toko.

"Ini kita jualnya gimana?" tanya Kak Meidiana.

"Biasanya pakai plastik klip Kak Mei, tapi sepertinya plastik klipnya habis,"

"Waduh gimana ya dek, kalo beli jauh ga?"

"Ga terlalu kak, belinya di Toko Pinka dekat sekolah,"

"Yaudah dek, Harland aku suruh beli sebentar,"

Kak Harlandpun bergegas menuju toko Pinka untuk membeli plastik klip.

20 menit kemudian...

Setelah selesai membeli plastik kami membungkus croissant puff dengan tambahan pita pink diatasnya. Tak lupa kami juga memberikan freebies berupa stiker untuk pembelian 2 croissant.

🪼🪼🪼🪼

Hari ini bazar sekolah telah dibuka. Setiap perwakilan ekstrakulikuler dan organisasi menyiapkan stand masing-masing.

"HARLANDD!! ANGKAT MEJANYA JANGAN LUPA!" sorak Kak Meidiana.

"YOII, dek Asby sama dek Askarest bantu angkat meja ya," jawab Kak Harland.

"Baik Kak," sahut mereka serentak.

Setelah stand bazar siap, aku, Kak Meidiana dan Nara menyiapkan Croissant Puff yang telah kamu buat kemarin.

Croissant manis dengan pita pink lucu di atasnya kini sudah terpampang jelas di atas nampan kayu dengan alas kotak kotak merah.

Saatnya jam pertama dimulai...

Suara bel sekolah berbunyi kencang menandakan pembukaan bazar. Seluruh siswa/i sekolah semangat menyerbu stand" yang ada.

"Huftie, so pretty. You made it?" tanya Kak Graseela.

Kak Graseela adalah kakak kelas terpopuler di sekolah karena kepintarannya. Selain itu menariknya Kak Graseela pindahan dari Aussie.

"Of course, we made it" jawab Kak Harland.

"Oh, that's so good. I want to buy 5 Croissant Puff for my sister,"

"Waww... thank you Graseela,"

"You are welcome Harland,"

Tak terasa bazar sekolah kami telah berakhir, saatnya evaluasi di Aula.

Suara notifikasi dari ponselku berbunyi. Dengan sigap aku melihat ke arah ponsel itu sambil meminum lemon tea yang baru saja aku beli.

Today, 14.00

👤Kak Harland
Seluruh anak olimpiade bisa menuju aula pukul 14.20

Tanpa basa-basi aku lari ke arah aula sekolah.
Aku menekan tombol lift menuju ke aula. Menatap jam tangan yang kini menunjukkan pukul 14.15. Dengan rambut yang sudah acak-acakan dan seragam yang lusuh, kupandangi langit-langit lift sambil menghela nafas.
"Huft masih lama?" batinku. 5 menit lagi pukul 14.20 jika lift ini tidak segera tiba aku akan ketinggalan.

Tinggg...

Pintu lift terbuka, namun masih berada di lantai 4, sedangkan aula sekolahku berada di lantai 5. Tidak lama setelah lift terbuka ada segerombolan tim basket yang masuk ke lift. Pasti mereka akan naik ke lantai yang sama denganku, karena ruang basket ada di lantai 5 pula.

Hawa lift semakin sesak ditambah lagi mereka 8 orang. Dengan perasaan gelisah aku memainkan jari-jari tanganku untuk membuat hatiku tidak cemas lagi. Namun hasilnya nihil hatiku tetap cemas.

Tingg....

Akhirnya pintu lift terbuka. Aku dengan cepat lari menuju aula dengan rambut dan kotak bekal yang sudah tidak rapi lagi. Kurang 2 menit evaluasi dimulai. Untungnya aku sampai tepat waktu.

"Dari mana saja dek?" tanya Kak Harland dengan wajah datar.

Degg....

Jantungku seakan berhenti berdetak. Ditambah suasana aula yang hening tanpa sedikit suara sekalipun. Yang ada hanya suara kipas yang berputar. Semua mata tertuju padaku aku merasa salah karena terlambat.
Aku mencoba menjawab perlahan walaupun tubuhku sudah gemetar.

"Maaf Kak, tadi ada sedikit kendala di lift," jawabku dengan binar mata takut.

"Baiklah dek, tidak apa-apa namun diusahakan kedepannya jangan terlambat lagi ya," ujar Kak Harland.

"Baik Kak," jawabku

Akhirnya, seluruh kegiatan hari ini selesai aku pulang dan masuk ke kamar seperti biasanya.

Tiupan angin membuat gorden putih di kamarku bergerak seperti ayunan. Senja memancarkan kehangatan yang membuat semua orang terfokus kepadanya. Cinta mana yang tidak jatuh di Senja. Seluruh alam semesta berpihak padanya. Aku beranjak dari kasur dan menatap indahnya dari balkon kamar.

Kubuka ponselku dan mengirim foto langit indah itu kepada sahabatku Nara.

👤Naraa
Today, 17.00
/// you send this picture...

Kamu masih sama ya Cel, masih suka senja.

Of course Na

Senja tidak minta untuk dicintai, namun hati mana yang tidak mencintai senja? Jika diminta untuk menggambarkan bentuk keindahan dan kehangatan mungkin senja pemenangnya. Jadilah manusia sehangat senja yang dapat memberi ketenangan bagi semua mahkluk di alam semesta.

"Jika kamu hadir kembali, aku harap kamu tetap menjadi kehangatan yang datang untuk semua mahkluk di bumi,"

Kue PastryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang