Berada di ruangan milik CEO Liam Group, menunggu sang empunya datang, Sandra menghabiskan waktu dengan mengamati setiap sudut ruang. Sesekali mencatat dan menggambar di laptop yang dibawa.
Begitu juga dengan Benny, ia mulai berpikir untuk mencocokkan jenis barang-barang apa yang diperlukan untuk ruangan tersebut, lalu membuat coret-coret di buku agenda. Pria itu akan mendiskusikan dengan sang bos ketika di kantor nanti.
Sementara Ana dan Cira sibuk mengobrol. Keduanya sudah tak sabar untuk bertemu dengan CEO yang katanya tampan itu.
Sandra dan Trio ABC dipersilakan menunggu di dalam oleh Roy. Kemudian, sang asisten ceo kembali mempersilakan mereka duduk di sofa kulit berwarna hitam yang memiliki jumlah seater tiga-dua-satu.
Ana, Benny, dan Cira duduk di tempat yang pas dengan jumlah mereka. Sementara Sandra mendudukkan diri di sofa double.
Kurang lebih tiga puluh menit menunggu, pintu terbuka. Finn masuk dan langsung mendudukkan diri di sofa single.
“Maaf, terlambat. Ada beberapa urusan sedikit tadi.” Finn menyatukan kedua tangannya mengarahkan kepada mereka berempat.
“Tidak apa, Pak Finn,” sahut Sandra tersenyum.
Ana dan Cira terpesona melihat wajah sang ceo. Air liur pun nyaris menetes dari bibir mereka yang menganga lebar. Jangan lupakan juga kedua bola mata yang hampir melompat keluar.
Sandra yang melihat mimik tersebut, menatap malu Ana dan Cira. Ia memanggil mereka, tetapi tak ada sahutan.
Benny yang menyadari langsung menyenggol kedua temannya agar berfokus.
Ana dan Cira mulai tersadar dan menatap Sandra yang kini tengah melotot ke arah mereka. Keduanya spontan cengar-cengir seraya meminta maaf.
Finn tersenyum melihat Sandra dengan mimik yang menurutnya malah menggemaskan.
“Apa kabar, Sandra?” tanya Finn berbasa-basi.
“Kabar baik. Terima kasih,” jawab Sandra.
“Tidak mau menanyakan balik kabarku?”
“Oh, maaf. Bagaimana kabar Anda, Pak Finn?” Menyebalkan!
Finn tersenyum. “Satu bulan terakhir ini buruk. Karena, aku terserang kerinduan padamu. Tapi, jangan khawatir, hari ini sudah terobati.”
Suasana seketika menjadi sunyi.
Trio ABC pun sedikit menganga mendengar ucapan Finn.
Sandra berdeham untuk menetralkan kecanggungan yang datang tanpa diundang. “Rupanya, Anda orang yang cukup humoris, Pak Finn.”
“Tidak usah berbicara formal padaku. Panggil Finn saja. Dan aku akan memanggilmu ‘Sayang’. Ah, maksudku ‘Sandra’.” Finn tersenyum manis ke arah sang desainer interior seraya mengerling menggoda.
Sandra tercengang oleh kelakuan sang ceo kepadanya. Ia cukup malu sekaligus jengkel. Sebab, Finn melakukannya di depan Trio ABC. Akan tetapi, dengan cepat adik dari Tristan itu langsung mengembalikan mimik wajahnya menjadi normal.
“Baiklah, Finn Elard.” Sandra tidak mau ambil pusing. Asal bisa cepat selesai, lebih baik menurut saja.
“Aku senang bisa bertemu denganmu lagi. Kamu selalu cantik.”
Sandra masih mencoba menyembunyikan perasaan kesalnya. Ia menyunggingkan senyum. “Anda orang kesekian yang mengatakan itu. Jadi, saya tidak kaget.”
“Ah, begitu. Aku memang tidak salah pilih seorang desainer interior.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Heart
RomanceLady killer adalah julukan yang tersemat untuk Finn Elard. Sang pencinta wanita bertemu dengan seorang penganut kesetiaan. Satu kata, terpesona. Dorongan rasa ingin memiliki seperti biasa muncul. Kedua paham yang jelas-jelas bertolak belakang. Akank...