Bab 1- Mimpi Kita

154 4 0
                                    

Kimi berlari kecil menghampiri kakaknya yang masih bekerja di bengkel pamannya. Dengan senyum sumrigah Kimi pun memeluk kakaknya dari belakang.

" Mmm, kakak tebak yah, kamu pasti menang undian lagi. " kata Gallantra

" No, ayo tebak lagi. " ujar Kimi memancing kakaknya

" Kamu dapat hadiah dari bibi? "

" No, ayo tebak lagi? "

" Kamu menang badminton? "

" Gak, kakak payah ah. "

" Ya terus kamu kenapa? " tanya Gallantra sembari masih fokus memperbaiki mobil pelanggannya.

" Aku berhasil dapat beasiswa di SMA Gautama! " jawab Kimi

Gallantra langsung menghentikan aktifitasnya lalu membalikkan badannya ke arah Kimi.

" Kamu serius? " tanya Gallantra yang seperti tak percaya

" Serius dong. "

Kimi kemudian memberikan surat penerimaan SMA bergengsi itu kepada kakaknya, Gallantra dengan hati-hati membaca surat tersebut dan seketika merasa sangat senang.

" Wah, hebat juga kamu, Dek, kamu bener-bener bisa dapat beasiswa di SMA favorit ini, kamu bener-bener kebanggaan kakak! "

" Ya dong, siapa dulu kakaknya. "

Gallantra pun dengan bangganya memamerkan surat penerimaan Kimi kepada semua rekan-rekan kerjanya, layaknya seperti orang tua yang bangga dengan pencapaian anaknya. Mereka semua pun mengucapkan selamat kepada Gallantra atas pencapaian adiknya. Memang semenjak kematian orang tuanya 3 tahun yang lalu, Gallantra berusaha menjadi sosok ayah dan ibu bagi adiknya, dia bahkan tidak lanjut kuliah agar bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan sang adik . Tak lupa Gallantra memberi tahu paman dan bibinya akan kabar baik tersebut, mereka berdua pun tak kalah senangnya dan memeluk Kimi.

Di perjalanan pulang, Gallantra pun tak henti-hentinya bersorak kalau adiknya di terima di SMA favorit, seakan-akan ingin memberi tahu semua warga kampung akan berita tersebut, para warga yang mendengarnya pun pada senang dan bertepuk tangan. Kimi hanya bisa senyum-senyum melihat tingkah lucu kakaknya.

Sesampainya di rumah, Kimi langsung menyiapkan makanan untuk makan malam, sedangkan Gallantra pergi mandi dan siap-siap untuk pergi ke ulang tahun temannya.

" Kak, makan dulu. " ujar Kimi

Galla pun keluar dari kamar dengan penampilan rapi.

" Wih, mau kemana nih, rapi amat?" tanya Kimi

" Biasa, dia ulang tahun. " jawab Gallantra

" Maksud kakak, Kak Retno? "

" Ya siapa lagi, eh tapi ngomong-ngomong kakak udah cakep belum? " tanya Gallantra sambil merapikan rambut dan jaket kulit hitamnya sembari bergaya di depan adiknya.

"Udah kok, kakak ini suka banget deh tebar-tebar pesona. "

" Oh ya dong, anak bengkel bukan berarti jelek kan. Kalau gak tebar pesona, sia-sia dong kegantengan seorang Gallantra. "

"Uuu, sombong banget, mudahan aja tu wajah jelek. "

" Astaga ni anak mulutnya gak bisa dijaga yah, ingat ucapan itu adalah doa. " kata Gallantra sambil menggelitik adiknya, Kimi pun merasa geli dan minta ampun kepada kakaknya. Kemudian mereka berdua pun melanjutkan makan malamnya.

Selesai makan, Gallantra mengajak Kimi untuk menemaninya ke ulang tahun Retno, disana terlihat teman-temannya sudah pada berkumpul. Retno sangat senang melihat kedatangan Gallantra dan adiknya, dia pun mengajak mereka berdua untuk masuk. Retno anak sang Camat adalah salah satu cewek tercantik di kampungnya, orang tuanya pun terbilang cukup berada, sehingga ulang tahun Retno selalu terlihat meriah. Selesai meniup lilin dan memberi ayahnya potongan kue pertama, dia pun memberikan potongan kue yang kedua kepada Gallantra, teman-temannya yang lain termasuk Kimi langsung berdehem karna mereka semua tahu kalau Retno adalah mantan Gallantra ketika di SMA, namun entah karna apa mereka berdua akhirnya putus.

Gallantra  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang