Bab 15

494 31 9
                                    

Anin baru tiba di rumahnya saat jam sudah menunjukkan pukul 21.30 WIB. Dia melewatkan makan malam bersama suaminya dan menyuruh Barra agar tidak menunggunya untuk makan malam, jadwal hari ini sungguh sangat padat dan kedatangan Agra ke kantornya membuat beban pikiran wanita tersebut semakin banyak. Anin sangat lelah dan dia butuh istirahat.

Saat hendak memasuki kamarnya dia tidak sengaja melihat Barra tengah duduk di sofa yang berada di balkon, pria tersebut memegang gitar dan mulai menyanyikan sebuah lagu.

Begitu tangan kekarnya memetik senar pada gitar hingga menciptakan alunan musik yang sangat merdu membuat Anin mengurungkan niatnya untuk segera beristirahat.

Begitu tangan kekarnya memetik senar pada gitar hingga menciptakan alunan musik yang sangat merdu membuat Anin mengurungkan niatnya untuk segera beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meruntuhkan egoku

Bukanlah satu hal yang mudah

Dengan kasih lembut kau pecahkan

Kerasnya hatiku

Beruntungnya aku

Dimiliki kamu 

Kamu adalah bukti

Dari cantiknya paras dan hati

Kau jadi harmoni saat ku bernyanyi

Tentang terang dan gelapnya hidup ini

Anin hanyut dalam setiap lirik lagu yang di nyanyikan oleh Barra, tanpa sadar wanita tersebut mengingat kembali awal hubungan saklar antara dirinya dan Barra.

Flashback

Barra langsung memberinya map hijau yang dia pegang pada wanita yang sudah menyandang status sebagai istrinya itu.

Menatap wanita dihadapannya tanpa ekspresi, "Tanda tangani." memberikan bulpen pada Anin.

~

"Tidak perlu repot-repot mengambil perhatianku. Karena itu hanya akan membuang waktumu." Ucapnya dengan nada dingin.

~

"Tapi, aku ingin di peluk." Gumam Barra yang masih terdengar oleh Anin.

Anin sempat terkejut mendengarnya, tapi ia dengan cepat menormalkan ekspresinya. Meski ragu Anin lalu membaringkan tubuhnya dan memperbaiki posisi tidurnya.

~

Anin tersentak saat ada jas hitam sudah bertengger di pundaknya, wanita tersebut menoleh dan tatapannya langsung bertabrakan dengan manik legam milik Barra.

"Dingin." Ucap Barra.

Anin mengangguk, "Terimakasih."

~

Anin mencoba mendekat dan menarik Barra kedalam dekapannya.

'Nyaman.'

Satu kata yang Barra rasakan saat ini, dengan sadar pria tersebut membalas pelukan Anin bahkan mengeratkan pelukannya seolah tak ingin wanita itu pergi.

COMPLICATED LOVE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang