{• Chapter 3 : Sekolah }•

610 78 3
                                    

Hari ini adalah hari pertama kembali ke sekolah,Zayyan mulai hari ini adalah kelas 11 dengan peringkat tertinggi dan tentu saja masuk ke kelas unggulan.

" Huwaaa,hyung kenapa gak masukin Zayyan ke sekolah kita aja? " rengek Leo pada Lex.

" Leo,memindahkan murid itu tidak mudah tahu,itu urusan yang sangat rumit " jelas Lex tanpa melirik kearah Leo.

" TAPI AKU MAU SATU SEKOLAH AMA ZAYYAN!! "

Rengekan Leo semakin keras,Lex bahkan harus menutup kedua telinganya,sungguh,disini siapa yang jadi bungsu? Leo atau Zayyan sih?

" A-Aku gapapa kok hyung di sekolah itu,lagian Lex hyung benar " ucap Zayyan.

Leo seketika berhenti merengek dan langsung menoleh kearah Zayyan membuat Zayyan sedikit tersentak kaget karena rasanya Leo seperti burung hantu yang tiba memutar kepalanya ke belakang.

" Tapi aku punya firasat buruk Zay...kamu beneran gapapa disana? " tanya Leo khawatir.

Zayyan tersenyum kecil dan mengangguk untuk menyakinkan Leo,meski Leo tidak percaya namun jika Zayyan berkata seperti itu setidaknya akan membuatnya sedikit lega,kan?

" Sudahlah,pergi ke sekolah kalian masing masing,semangat belajarnya dan jangan membolos " ucap Lex sebelum dirinya kembali berkutat dengan dokumennya.

" Nyeh,yaudah " ucap Leo cemberut dan menarik tangan Zayyan keluar dari mansion bersamanya.

Mereka pun diantar memakai mobil termasuk Zayyan,namun Zayyan yang terakhir karena jarak sekolahnya yang lumayan jauh dari sekolah kakaknya dan mansion.

" Terimakasih pak Sean " ucap Zayyan sembari tersenyum senang kearah supir pribadinya.

" Sama sama tuan muda,kalau mau pukang tinggal hubungi bapak saja " ucap pak Sean ramah.

Zayyan mengangguk dan melambaikan tangan saat mobil itu sudah pergi dan setelahnya ia memasuki area sekolah.

Dari awal Zayyan memasuki gerbang saja sudah ditatap tajam oleh murid murid,Zayyan tidak merasa risih karena dirinya sudah terbiasa.

Sesampainya dikelas,Zayyan pergi ke bangkunya yang berada di pojok kanan dekat jendela paling belakang,namun saat melihat bangkunya ia menatap kosong kearahnya.

Pasalnya disana ada coretan dengan spidol merah,ada berbagai kata negatif bahkan kata kata negatif itu memang sempat memancing Zayyan untuk melakukan hal 'itu'.

Zayyan pun duduk dengan tenang di bangkunya,namun teman sekelasnya yang duduk persis didepannya tiba tiba menghadap kearahnya dan menaruh sesuatu di mejanya.

Itu adalah ular mainan,meski begitu Zayyan tetap ketakutan hingga membuangnya asal asalan.

Semuanya yang mendengar teriakan Zayyan pun tertawa puas termasuk teman depannya yang memberikannya mainan ular itu.

Tak lama guru pun masuk,semuanya kembali tenang saat guru mengajar hingga guru bernama Lee Chengsi itu memberikan soal tertulis dipapan tulis.

Matanya mengedar kemana mana asal ke seluruh ruangan kelas ini hingga tatapannya berhenti pada Zayyan.

" Zayyan! cepat kerjakan soal ini! " perintah bu Chengsi.

Zayyan yang terpanggil pun langsung beranjak berdiri dari kursinya dan berjalan maju kedepan.

Namun lagi lagi teman sekelasnya ada yang sengaja mengarahkan kakinya kedepan Zayyan membuat kaki Zayyan tersandung dan dirinya terjatuh.

Semuanya tertawa sedangkan bu Chengsi mengusap keningnya yang berkerut karena alis,seakan sudah muak dengan masalah ini.

•For Our Youngest Brother• { Xodiac }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang