•{ Chapter 4 : Rumah Sakit }•

615 78 2
                                    

Zayyan kini membuka matanya perlahan,pandangannya masih memburam namun ia dapat melihat warna warna disini,hanya ada putih dan disampingnya ada warna lain selain putih.

Setelah pandangannya tidak memburam,Zayyan melihat ruangan serba putih ini,disampingnya ada laci kecil yang diatasnya ada buah buahan.

Karena merasa aneh,Zayyan pun pun berusaha bangun tapi entah kenapa tubuhnya terasa kesemutan saat bergerak membuatnya kembali terhempas ke atas kasur.

Seseorang pun datang dan ternyata itu adalah suster,Zayyan dapat melihat senyuman lega di balik maskernya.

" Syukurlah anda sudah sadar tuan muda,kalau begitu izinkan saya mengganti infus anda " ucap sang suster ramah.

Zayyan menunjukkan muka polos dan hanya mengangguk membuat suster merasa gemas padanya dan mulai mengganti infus yang sudah habis dengan yang baru.

Setelahnya suster pamit karena pekerjaannya sudah selesai disini dan kmebali mendapat anggukan kecil dari Zayyan sebelum dirinya beranjak pergi.

Zayyan kembali sendirian di ruangan serba putih itu,bergerak saja merasa kesemutan,ia hanya bisa menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri juga tangan yang hanya bisa bergerak sedikit.

** Memangnya aku...kenapa ya?...** batin Zayyan heran kenapa dirinya bisa berakhir di rumah sakit.

Zayyan pun mencoba mengingat ngingat sambil memejamkan matanya,ia ingat kalau dirinya dibully habis habisan oleh pembully itu dan bangun bangun dirinya masih ada di sana malam hari.

Akhirnya Zayyan memutuskan untuk jalan melewati jalanan yang sepi,hingga sampai di mansion dirinya ingat pintu terbuka dan memperlihatkan wajah Lex yang tampak sangat terkejut melihatnya.

Dan setelah itu ia tidak ingat,tampaknya ia pingsan lagi,tidak apa apa karena itu di tempat yang aman,bukan disekolah.

Suara langkah kaki terdengar sangat cepat hingga tiba tiba pintu ruangan pasien Zayyan terbuka sangat lebar karena didobrak.

" ZAYYAN!! " suara teriakan itu tak lain adalah Leo.

Zayyan hanya menatap bingung dengan mata bulatnya yang sedikit melebar,seketika Leo berlari mendekat kearah Zayyan dan menggenggam erat tangan kiri Zayyan.

" Kamu gapapa kan? ada yang sakit? kenapa kamu bisa terluka di kepala? kamu ingat sama aku kan? kamu ga hilang ingatan kan? " tanya Leo bertubi tubi.

Zayyan bingung menjelaskannya darimana hingga yang lain mulai memasuki ruangan dan Hyunsik dengan senyuman lembut menjitak kepala Leo.

" Adikmu masih perlu istirahat kenapa kau buat dia bingung dengan pertanyaan bak se gunung itu huh? " ucap Hyunsik.

" Namanya juga penasaran hyung " jawab Leo santai.

" Gak salah sih " ucap Hyunsik.

Zayyan hanya tersenyum kikuk saat melihat mereka berdua bertengkar,namun dirinya sedikit panik saat melihat Lex menatap serius kearahnya.

" Zayyan,siapa yang berani melakukan hal itu padamu? katakan sejujurnya " ucap Lex serius.

Zayyan meneguk ludah susah,apakah ia harus jujur atau tidak? masalahnya jika ia jujur masalah ini akan tambah rumit namun jika ia berbohong,Lex dengan mudah akan mengetahuinya.

Jujur atau bohong? hoho,Zayyan tidak berani pada kakak pertamanya setelah kejadian makan malam kemarin kemarin lalu.

" Aku...di bully di sekolah " jawab Zayyan kaku.

Semuanya langsung terdiam dan menatap kearah Zayyan,terlebih Lex saat ini menunjukkan tatapan yang sangat marah dengan mengepalkan telapak tangannya.

" ...Siapa pelakunya? " tanya Lex kembali.

•For Our Youngest Brother• { Xodiac }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang