•{ Chapter 6 : Mimpi Buruk }•

579 77 2
                                    

Malam hari pun tiba,hari ini Zayyan benar benar lelah meski tidak ikut berargumen dengan Lex tadi pagi saat berada di sekolahnya.

Tapi tetap saja ia lelah,ia lelah pada tatapan yang memandangnya dengan remeh dan menjijikkan itu,lebih tepatnya ia lelah mental.

Setelah makan malam ia bermain handphone di meja belajarnya dan setelah jam menunjukkan waktu tidur pun ia meletakkan handphonenya untuk di charger.

Ia mematikan lampu kamarnya dan mulai menghempaskan tubuhnya keatas kasurnya yang empuk.

Matanya mulai lelah setelah ia menyelimuti dirinya dengan selimut,perasaan nyaman ini perlahan mulai melahapnya dan dirinya pun tertidur lelap.

Zayyan merasa aneh,karena itu ia memberanikan untuk membuka matanya.

Anehnya semuanya disini hitam,dan ia tengah memegang sesuatu seperti pisau dan dirinya tengah menindih seseorang...jika dilihat lihat dengan baik...ini...seperti Lex.

Ini mirip dengan Lex atau benar benar Lex? pikir Zayyan bingung pada pikirannya.

Tiba tiba pendengarannya menangkap sesuatu yang halus,suara suara bisikan yang awalnya samar samar namun perlahan terdengar jelas.

" Dulu aku mencintaimu namun sekarang aku membencimu "

" Pengkhianat "

" Kenapa kau membunuh kami nak? "

" Bunuh...bunuh! "

" BUNUH ZO DOOHYUN/LEX!! "

Bisikan terakhir itu tampak seperti perintah,entah kenapa Zayyan juga ikut merasa kesal pada Lex yang tengah ia tindih.

Tiba tiba kedua tangannya mengegnggam erat pisau yang tadi ia pegang,ia arahkan keatas seakan tepat didepan jantung Lex.

Dengan pelan tapi pasti,Zayyan mulai menusuk nusuk dada Lex,darah demi darah keluar entah dari tusukan pisau Zayyan atau luka dari Lex.

Wajah Zayyan sedikit terkena noda darah,tak hanya wajah tetapi juga baju dan kedua tangannya yang justru terkena cipratan noda banyak dan genangan darah mulai terlihat dibalik badan Lex.

Wajah Lex dapat dilihat olehnya,ia tersenyum lembut nan pasrah kearah Zayyan,senyuman menyakitkan dengan bibir yang mengeluarkan aliran darah.

Perlahan tangan Lex mulai terulur kearah Zayyan dan menempel persis dipipi Zayyan.

Masih dengan senyumannya,ia masih tersenyum dan mulai membuat senyum mata pada matanya yang terpejam,Zayyan melebarkan matanya terkejut,apa yang telah ia lakukan?

Lex menggerakkan bibirnya seakan berbicara,namun Zayyan tak dapat mendengar bahkan mengetahui ucapan itu hingga tangan Lex mulai melemah dan terjatuh.

Zayyan syok berat,matanya yang tengah menatap horor mulai berkaca kaca dan mulutnya benar benar bungkam.

Zayyan menjatuhkan pisaunya dan menggenggam kedua sisi pipi Lex yang tidak sadarkan diri...ahh tidak,dia sudah mati.

Bibir Zayyan sedikit terbuka meski mulai bergetar,ia tidak peduli tangannya yang kotor menodai pipi kakak pertamanya,perlahan air matanya terjatuh tepat di dada Lex yang sudah ia busat berlubang sedikit dengan tusukan pisaunya.

" A-...Apa yang...kulakukan?..." lirih Zayyan.

Zayyan berteriak histeris,namun dirinya masih dihantui bisikan bisikan yang mulai memujinya karena telah membunuh Lex.

" Kerja bagus pria manis "

" Kau sangat berguna "

" Kerja bagus anakku "

•For Our Youngest Brother• { Xodiac }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang