•{ Chapter 11 : Nenek Misterius }•

381 67 2
                                    

5 Hari kemudian setelah kesembuhan total dari Zayyan,ia jadi semakin diam,banyak melamun dan menghabiskan waktu dikamar.

Zayyan tak mengatakan apapun semenjak kejadian dimana dirinya menusuk Lex secara tidak sadar.

Tampaknya Zayyan tidak ingin mengungkit masalah itu,pikir kakak kakaknya.

Meski dalam diri Zayyan,ia sangat ingin berteriak,melampiaskan pertanyaan dan pikirannya yang sudah coba ia tahan.

Ternyata ia dalam genggaman mereka,arwah arwah itu menggunakan tubuh Zayyan untuk mendapatkan fisik dan bisa saja tanpa sepengetahuan Zayyan mereka menyerang Lex.

Zayyan tidak ingin itu terjadi,dirinya memang banyak pertanyaan yang ia ingin tanyakan pada Lex,terutama soal kenapa dirinya membunuh mereka?

Kenapa Lex menjadi mafia? kenapa mama nya mengatakan kalau suatu hari nanti Lex akan membunuh Zayyan?

Ada banyak pertanyaan tapi Zayyan tidak bisa mengatakannya,bak jantung di tangan yang salah,ia akan terkena masalah besar jika memberitahu soal mereka.

Mama dan papanya,Xie alias kekasih Lex,juga teman teman seperjuangan Lex yang terkhianati.

Tapi dari semua orang kenapa arwah arwah sialan itu menaruh harapan pada Zayyan? mereka membuat Zayyan seolah olah alat balas dendam mereka.

Zayyan tidak suka,ia hanya ingin hidup tenang,kenapa dirinya seperti ini disaat dirinya damai dengan kasih sayang dan perhatian kakak kakaknya meski secara tiba tiba.

" Apa aku kabur saja?..." lirih Zayyan lemah.

Saat ini Zayyan termenung diatas kasurnya dengan posisi duduk,ia menatap lurus kedepannya yang mana hanya ada dinding bercat kuning cerah.

Namun matanya malah sebaliknya,mata Zayyan menandakan kekosongan dan kehampaan yang luas,tak ada cahaya cerah sedikitpun di mata itu.

Zayyan benar benar seperti orang depresi,dengan mata lelah dan kantung panda di bawah matanya itu menandakan semuanya.

Zayyan tidak ingin tidur,menyebabkan dirinya perlahan mengalami insomnia,ia tidak mau kembali bermimpi bertemu mereka dan mendengarkan permintaan,perintah,omongan kosong mereka.

Ia menutup kedua telinganya,kepalanya perlahan menunduk dan menangis lirih,isakannya terdengar lemah hingga orang orang diluar kamarnya mustahil untuk mendengarnya.

Tak lama dirinya mulai berhenti,ia sejenak terdiam hingga berakhir tertidur pulas diranjangnya.

Keesokan harinya,Zayyan merasa tidak enak badan,badannya terasa panas,kulitnya sedikit pucat dengan bibir lumayan kering.

Jadinya ia memakai masker,saat ditanya Davin sebelum berangkat sekolah pun ia hanya menjawab karena hanya ingin saja.

Ia menjalani kelas seperti biasa meski teman temannya tahu Zayyan sedang sakit jadi beberapa dari mereka menyuruh Zayyan beristirahat setelah meminum obat dari uks.

Sepulang sekolah Zayyan memutuskan untuk pulang lebih dahulu lewat bus,ia jadinya menunggu di halte namun tatapannya beralih pada nenek nenek yang tampaknya kesusahan dengan barang bawaannya.

Zayyan pun membantu nenek tersebut mencapai halte,bersamaan dengan bus yang datang namun bus ini terbilang sangat sepi dan berakhir di isi dua orang yakni Zayyan dan si nenek.

Mereka duduk bersebelahan,Zayyan merasa canggung,meski sudah menolong nenek ini namun ia bukan tipe banyak bicara karena pemalu.

" Siapa namamu nak? " tanya sang nenek.

" Ah- nama saya Zayyan,nek " jawab Zayyan sedikit terkejut karena tiba tiba nenek tersebut menanyakan soal namanya.

" Nak Zayyan yaa...tampaknya kamu sedang ada masalah " tebak nenek tersebut.

•For Our Youngest Brother• { Xodiac }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang