•{ Prolog }•

1K 111 0
                                    

Zayyan adalah salah satu anak dari keluarga terkenal yang bermarga Zo.

Meski begitu,ia ada kendala yakni seorang wanita yang mengaku sebagai adik bungsu asli mereka bernama Ara.

Dengan pamannya yang membawa bukti test DNA yang entah itu asli atau tidak,semua orang percaya begitu saja.

Zayyan yang sedari dulu tidak dianggap kini bertambah lumayan parah,karena Ara sering kali menfitnah dirinya yang tidak tidak.

Tapi tidak ada yang percaya pada Zayyan,bahkan semua saksi memilih untuk menutup mulut dan mata mereka.

Hingga suatu hari,di hari ulang tahun Zyayan yang ke 16,ia barusaja pulang dari sekolahnya namun setelah membuka pintu mansion,ia mendapati kakak kakaknya berkumpul didepan dan memandanginya tajam.

Terlihat juga Ara yang bersembunyi dibalik sang kakak kedua yang bernama Zo Hyunsik.

" Zo Zayyan " ucap sang kakak pertama yang bernama Zo Doohyun atau memiliki nama lain yakni Lex pada Zayyan yang hanya diam.

" Apa benar kau membully Ara lagi? " tanya Lex kembali dengan tatapan yang tampak menggelap.

" H-Hyung...aku tidak pernah melakukan itu " elak Zayyan jujur.

" BOHONG! ITU SEMUA BOHONG! LIHATLAH YANG DIA LAKUKAN PADAKU! BESOK AKU HARUS BERKATA APA PADA GURU SOAL DAHIKU! " bentak Ara tidak terima.

Hyunsik menenangkan Ara yang tampak ingin menangis,namun diam diam Ara menyeringai licik kearah Zayyan dan Zayyan dapat mengetahuinya.

** Lagi lagi fitnah tak berujung...** batin Zayyan.

" Ikuti aku,kau memang harus dihukum " ucap Lex serius.

Lex pun akhirnya menarik paksa lengan kanan Zayyan sementara Zayyan hanya pasrah ditarik,matanya terasa kosong saat mendapati semua orang menatap tajam kearahnya.

** Apa salahku? ** batin Zayyan.

Akhirnya kamar Zayyan dipenuhi dengan teriakannya yang kesakitan serta beberapa suara yang tampak seperti pukulan.

Zayyan terkulai lemas dilantai yang dingin dengan genangan darahnya sendiri sementara Lex berada didepannya.

Tatapannya masih tajam kearah Zayyan,ia tidak merasa kasihan bahkan iba pada Zayyan yang tampak sekarat.

Ia pun melepaskan cambukkan yang ia gunakan pada Zayyan dan pergi setelah mengunci pintu kamar Zayyan.

Zayyan memandang pintu yang tertutup itu dengan kosong,seluruh tubuhnya mati rasa dan ia merasa jijik dengan darahnya sendiri.

Mencoba untuk bangun pun percuma,setiap gerakkan hanya ada rasa kesemutan yang hebat hingga membuatnya terasa lumpuh.

Luka cambukkan di punggungnya terlihat jelas,bahkan mulai mengeluarkan beberapa darah lagi,wajah Zayyan mulai memucat dengan bibir yang kering.

** Ya tuhan...kenapa hidupku harus begini?...apa salahku?...kenapa kau memberiku hal kejam seperti ini?...** batin Zayyan yang merasa dunia ini tidak adil padanya.

Zayyan mencoba untuk terus sadar,namun matanya terasa sangat mengantuk dan membuatnya beberapa kali berkedip.

Hingga di kedipan terakhir,dirinya melihat sesosok yang memakai jubah hitam dengan membawa rapier.

" Kau...malaikat...maut?..." lirih Zayyan yang sangat lemah.

Zayyan merasa kesakitan sejenak hingga ia memejamkan matanya dan menghembuskan nafas terakhirnya.

•For Our Youngest Brother• { Xodiac }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang