Chapter 14

176 35 6
                                    

⋇⋆✦⋆⋇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋇⋆✦⋆⋇

Rasanya sudah cukup lama Jaehan tidak merasakan naik kendaraan umum, umm lebih tepatnya sejak ia berurusan dengan hantu Yechan. Ia jadi pulang pergi kerja menggunakan mobil, belum lagi kesana kemari untuk mengurus urusan hantu tampan itu.

Jaehan sendiri tidak sadar kenapa ia sampai mau direpoti seperti itu.

Malam ini Jaehan pulang menggunakan bus kota. Menatap gemeslap malam yang selalu ia sukai. Meski harus sedikit bertarung dengan pemandangan tak mengenakan jika saja ada hantu yang tak sengaja terlihat.

Pandangannya menatap keluar kaca, tak mengindahkan objek lain yang ada di dalam bus. Ia hanya fokus pada jalanan yang saat itu sangat cerah. Langit sepertinya mendukung dirinya yang ingin kembali merasakan malam hari di kendaraan umum yang ia rindukan.

Namun sesuatu yang sedikit menganggunya dapat ia rasakan, sedikit mengelus lehernya yang merinding, Jaehan menoleh kesal.

Matanya membulat sempurna melihat siapa yang tengah duduk disampingnya itu.

"L-lo?!"

"Bantu gue bunuh Song Hangyeom!"



***



Yechan sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah Jaehan. Tadi dia habis mengunjungi tempat Sebin tapi hantu malang itu tidak ada, entah kemana. Akhirnya Yechan menghabiskan waktu dengan bernostalgia saat dia yang luntang lantung tidak jelas sebelum bertemu Jaehan. Siapa sangka ternyata ia berkeliaran tidak jelas seperti itu sudah satu tahun lamanya.

Ia membayangkan tubuh aslinya pasti sudah merasakan terlalu banyak rasa sakit.

Jika nanti ia bisa kembali ke tubuhnya, apakah semua akan baik-baik saja? Apakah tubuhnya yang sudah rusak itu akan bisa bertahan meski roh nya dapat kembali?

Tanpa sadar hantu itu menghela nafas. Ia menghentikan langkahnya. Mendongak menatap langit yang cukup banyak dihiasi bintang yang berkelap kelip malam itu.

"Indah," gumamnya pelan.

"Tapi gak lebih indah dari Kak Jaehan! Tuhan tolong kasih aku kesempatan untuk hidup kembali, aku ingin bahagia bersama Kak Jaehan!" Kali ini ia berujar dengan penuh harapan.


***



Sampai di rumah Jaehan kondisi rumah masih gelap, Yechan berpikir mungkin Jaehan belum pulang. Tapi kenapa? Ini sudah pukul delapan malam. Harusnya Jaehan sudah tiba satu jam lalu.

"Kak?" Panggilannya, namun tak ada jawaban.

"Belum pulang apa ya?" Yechan bertanya seorang diri. Namun ia berjalan memasuki kamar Jaehan yang tidak terkunci.

Mentang-mentang ia sudah bisa menyentuh barang, Yechan bersikap seolah ia adalah manusia biasa. Ia membuka kenop pintu itu dan melihat seluruh ruangan yang terlihat sangat sepi. Namun ada kepala yang terlihat dibalik kasur Jaehan. Sepertinya sedang duduk, bersandar pada kasur besar itu.

"Kakak kenapa?" Yechan langsung menghampirinya saat mengetahui jika itu adalah Jaehan.

Ia bisa melihat tatapan kosong dari mata sang empu yang sedari tadi hanya diam.

Yechan menyentuh wajah yang lebih tua, khawatir.

"Kakak kenapa? Ada yang sakit?"

Jaehan menatap mata Yechan yang terlihat sangat mencemaskannya.

"Song Hangyeom... Dia udah gila Yechan, dia bunuh orang lagi!"

"Hah?"

"Aku ketemu hantu sahabatnya... "

Yechan menjatuhkan wajahnya tak habis pikir. Hal gila apa lagi yang sudah Hangyeom lakukan?!

"S-siapa kak?"































"Kevin!"

"Kevin!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Tbc.

🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈

Kindly vote and comment Maturnuwun 😘

✔RACER | Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang