Chapter 05

212 42 12
                                    

⋇⋆✦⋆⋇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋇⋆✦⋆⋇



Saat pertama kali Yechan bertemu Jaehan, pria itu terlihat biasa saja. Namun Yechan dapat merasakan aura berbeda yang Jaehan miliki. Semacam daya tarik yang tak semua orang memilikinya. Mungkin itu adalah salah satu magic yang Jaehan miliki atas kemampuannya yang dapat berkomunikasi dengan para makhluk halus.

Meski pada awalnya seringkali menyangkal dan berpura-pura tak melihat dirinya, Yechan yakin sekali Jaehan dapat merasakan bahkan melihat dirinya.

Terus mengikuti hingga rasa jengkel pada diri Jaehan muncul dan akhirnya mereka dapat berinteraksi hingga saat ini.

Namun satu hal yang Yechan begitu pikirkan detik ini. Kim Jaehan, benarkah ia masih single?

Ingin menepis pikiran lancang itu, tapi rasanya Yechan benar-benar penasaran. Bukankah Jaehan terlalu indah jika tidak ada yang memiliki? Ibarat makanan, itu akan mubazir.

Di mata Yechan, Jaehan sangat manis, tampan bahkan cantik secara bersamaan. Sayang, Yechan jarang melihatnya tersenyum. Mungkin itu akan menjadi semakin indah.

Yechan menyukai Jaehan dan parasnya yang indah...

Tunggu, untuk apa Yechan memikirkan itu?

Apa hantu juga bisa berhalusinasi?

Yechan menggelengkan kepalanya cepat. Berharap menghapus pikiran liarnya. Tidak, ia hanya ingin Jaehan membantunya. Tak seharusnya ia memikirkan yang lain apalagi berharap Jaehan dapat menjadi miliknya. Yechan yakin pasti sudah banyak yang mengantri mendapatkan Jaehan. Terlebih ia hanya entitas yang entah masih hidup atau tidak.

"Ngapain ngelamun? Udah siap belum?"

Yechan menoleh kaget.

Jaehan menghampiri nya. Style-nya yang casual itu membuat Yechan kembali terpana. Ini pertama kalinya ia melihat Jaehan memakai setelan sederhana seperti itu.

Biasanya Jaehan hanya akan menggunakan kemeja atau jas semi formal. Tampilan ini ternyata tak kalah menawan.

"Malah ngelamun lagi. Kenapa sih?" Tegur Jaehan.

"E-enggak. Yaudah ayoo kak berangkat."

Akhirnya mereka pun berangkat menggunakan mobil Jaehan.

Jaehan memiliki dua mobil yang selalu terparkir di garasinya. Tapi ia jarang sekali menggunakannya karena ia lebih senang menggunakan angkutan umum atau berjalan kaki. Meski bising, entah kenapa Jaehan menyukainya.

Mereka akan mendatangi sahabat Yechan yang bernama Hyuk itu. Jaehan sudah mengetahui alamat kantor tempat Hyuk bekerja. Beberapa data juga sudah ia dapatkan dari Jehyun.

Meski tak menyukai anak itu, tapi Jehyun selalu bisa ia andalkan jika memerlukan sesuatu. Setidaknya, Jaehan bisa memanfaatkan pria genit satu itu.

Disamping kemudi, Yechan duduk dengan tenang. Jaehan tau sebenarnya anak itu hanya sedang menahan diri untuk tidak banyak bicara.

Ia tau Yechan tipikal anak yang banyak bicara. Tapi sepertinya Yechan pun tau jika Jaehan tak senang bicara, makanya hantu itu berusaha menjadi pendiam untuk Jaehan.

"Ngomong aja, gue tau ada yang mau lu tanyain."

Yechan melebarkan bola matanya, kenapa ia jadi gugup mendengar ucapan Jaehan. Umm.. Hantu boleh salah tingkah?

"Eh itu, enggak ko kak. Aku gak mau ganggu kakak mengemudi hehe," balas Yechan, ia merasa kikuk karena malu. Entah kenapa ia harus malu? Apa karena perasaannya? Benarkah ia mulai jatuh pada pesona Jaehan? Bukankah tidak bagus menyukai seseorang yang beda alam dengannya?

Jaehan tak membalas lagi setelahnya. Dia sudah mencoba memberi kesempatan tapi tak digunakan, yasudah terserah Yechan saja.

Tapi Yechan yang tidak tahan akhirnya kembali bersuara, Yechan semasa hidup tak mengenal salah tingkah apalagi malu. Jika dia suka maka ia akan mengungkapkan nya sesuka hati, kenapa harus merasa sulit menghadapi Jaehan?

"Bohong deh hehe aku penasaran kakak udah punya pasangan atau belum?" tanya Yechan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sebenarnya.

Tanpa sadar Jaehan sedikit mengangkat bibirnya, tersenyum kecil namun Yechan tak menyadarinya.

"Gak punya." Balas Jaehan singkat.

"Beneran?"

Jaehan mengangguk sekali. Sementara Yechan tak bisa menahan senyuman dibibirnya yang terukir secara alami.

Perjalanan masih sekitar 30 menit lagi. Tapi rasanya Yechan tak ingin mengakhiri perjalanan itu. Ia masih ingin berbincang dengan Jaehan, jika di ingat-ingat mereka jarang mendapatkan moment itu karena di hari biasa Jaehan harus bekerja.

"Yechan, semasa hidup lo nakal ya?"

Yechan sedikit mengerucutkan bibirnya, memangnya terlihat sekali ya? Tapi memang iyaa sih dia nakal.

"Aku suka balapan liar kak."

"Hm pantes."

"Kenapa kak? Ada hubungannya ya sama kematian aku?"

Jaehan naikin bahunya sekilas, tak yakin namun itu bisa jadi kemungkinan terbesar.

"Mungkin, gue belum yakin."

"Emangnya kilas balik apa yang kakak lihat tentang aku?"

"Gak banyak. Cuma beberapa potongan kejadian, gak menyeluruh makanya gue gak bisa tau pasti apa yang terjadi sebenernya. Yang jelas gue lihat darah dan segerombolan orang. Mungkin aja itu musuh lo di sirkuit ilegal itu."

Yechan terdiam. Benar, dia memang memiliki banyak musuh karena seringkali ia memenangkan pertandingan balap liar itu. Mereka yang kalah pasti memendam dendam.

"Kalo nanti pelakunya bisa di tangkap. Apa yang lo harapkan supaya roh lu bisa tenang?"

"Hukum aja yang setimpal. Di penjara mungkin."

"Kenapa lu gak ngehantuin mereka aja?"

"Aku aja gak tau dan gak inget apa yang terjadi kak, gimana aku bisa datengin mereka."

Benar, baru ini Jaehan merasa bodoh dengan ucapannya.

"Yang jelas aku gak akan tenang kalo mereka masih berkeliaran seolah-olah gak pernah berbuat kesalahan. Aku gak berharap nyawa dibalas dengan nyawa. Tapi apa yang udah mereka lakukan harus dapat ganjarannya."

Sekilas Jaehan menoleh. Melihat Yechan yang menatap datar kearah jalan yang cukup longgar kala itu.

"Tenang aja. Gak ada yang bisa menutupi bau bangkai, cepat atau lambat pasti bakal tercium."










Tbc.

Kindly vote and comment, Maturnuwun 🙌🙏

✔RACER | Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang