Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⋇⋆✦⋆⋇
Yechan diam memperhatikan Jaehan yang sedang minum obat. Pria manis itu jatuh sakit sejak pulang kerja. Wajahnya sangat pucat bahkan Yechan sampai cemas melihatnya.
Bibir cherry yang biasanya merona kini terlihat pasi. Raut wajahnya pun layu.
"Kakak gak mau ke rumah sakit aja?" Tanya Yechan, dia jongkok di samping kasur Jaehan. Sementara yang ditanya membaringkan tubuh lemasnya dan bergulung dalam selimut hangatnya.
Jaehan malas menjawab tapi melihat raut cemas Yechan entah kenapa ia merasa cukup terharu. Ia jarang merasakan ke khawatiran yang sepertinya tulus itu.
Saat sakit Jaehan biasanya melewatinya seorang diri.
"Gue gapapa."
"Gapapa gimana, muka kakak pucet banget. Kalo aku bisa bawa kakak ke dokter aku anterin sekarang deh."
Jaehan tertawa pelan. Lucu, membayangkan dirinya yang justru lebih di perhatian oleh makhluk halus dibanding keluarganya sendiri.
"Tenang aja gue cuma demam, gak akan bikin gue mati."
"Siapa yang tau, banyak lho yang meninggal karena demam. Apalagi kalo demamnya gak diobatin, dianggap ringan padahal bisa mematikan juga."
"Yaudah kalopun mati juga gapapa, gue hidup juga gak bermakna."
"K-ka.. "
"Yechan, kasus lu ini sepertinya kasus pembunuhan."
Yechan membulatkan matanya. Menatap Jaehan lekat. Apa Jaehan sudah mengetahui apa yang membuatnya meninggal?
Jaehan secara diam-diam menyelidikinya?
"Kakak udah tau kronologi nya?" Tanya Yechan penasaran.
Jaehan membalasnya dengan anggukan lemas.
"Makanya sekarang gue sakit."
"Yechan gue gak bisa janji bakal bisa bantu lu atau enggak. Tapi, kasus lu ini emang sedikit berat. Gue sendiri gak yakin sebenernya lu udah meninggal atau belum. Sejujurnya gue coba masuk ke kilas balik kehidupan lu, dan gue merasa sedikit janggal karena sebenernya gue bisa bantu supaya arwah lu bisa ke tempat yang seharusnya."
"Tapi entah kenapa gue gak bisa ngelakuin itu padahal lu bukan meninggal karena bunuh diri atau karena sesuatu yang gak wajar. Karena itu gue mau bantu lu karena jujur aja gue penasaran. Sepertinya, lu itu belum meninggal. Entah mungkin itu koma atau gimana, gue belum bisa menemukan info pasti nya."
"Jadi apa ada kemungkinan aku bisa hidup lagi kak?"
"Gue gak yakin, tapi emang aura lu itu beda,"
"Dan soal temen lu yang namanya Hyuk, dia gak bersedia ketemu gue karena dia gak percaya."
Yechan menggigit bibir bawahnya. Merutuki Yang Hyuk yang malah tidak bisa membantu di situasi seperti ini.
"Kak, aku mau mengkonfirmasi aja. Apa bener kakak itu putra dari pemilik Kim Corporation?"
"Kenapa tanya soal itu?" Jaehan agak sensitif karena dia tidak mau berurusan lagi dengan usaha keluarganya itu. Rasanya mereka juga sudah menganggap dirinya momok keluarga.
"Karena perusahaan keluarga kakak itu ada hubungannya dengan usaha Papa aku. Seperti kerjasama, aku pernah denger kalo Papa ada suplay barang ke salah satu anak cabang perusahaan keluarga kakak itu. Aku pikir, itu bisa sedikit ngebantu kakak buat cari tau sebenernya aku udah meninggal atau belum. Atau mungkin seperti yang kakak bilang, siapa tau aku emang masih dalam keadaan koma saat ini."
Jaehan diam dan berpikir sejenak sebelum akhirnya merespon. "Gue akan cari tau dulu. Dan untuk lo, kayanya lu juga harus berguna deh,"
Yechan garuk tengkuknya, iyaa ya dia kayanya tidak melakukan apa-apa selain berdiam diri di rumah Jaehan, bersembunyi layaknya hantu introvert karena hantu-hantu di luar sana terlalu mengerikan untuknya.
"Hehe yaudah aku perlu ngelakuin apa kalo gitu kak?"
"Ikut gue ketemu sama temen lu itu."
"Hyuk?"
Jaehan mengangguk. Namun Yechan sedikit tidak yakin, memangnya kalau dia ikut bisa membuat temannya itu percaya? Bukankah Jaehan akan terlihat semakin aneh?
"Lu bisa kasih tau gue sesuatu yang cuma lu dan dia yang tau, supaya dia percaya kalo lu ada bersama gue. Gimana?"
"Oh iyaa bener. Yaudah, kalo gitu nanti kita dateng setelah kakak sembuh ya."
Jaehan tersadar kembali, benar.. Saat ini kondisi tubuhnya tidak baik-baik saja, dan itu karena ia terlalu banyak menggunakan energinya untuk mendalami kehidupan Yechan dimasa lalu.
Makanya tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan 'indigo' Jaehan saja, ia harus punya bukti konkret agar kasus ini bisa selesai.
Sudah lama juga sejak ia menggunakan kemampuannya itu. Jaehan tak terlalu mendalami, tapi tidak menutup kemampuannya juga.