"Saat kalian berciuman, cobalah untuk memegang 'miliknya'. Sekedar memastikan dia gay atau bukan."
Sialan!
Jennie mengumpat dalam hati karena wejangan Rose mempengaruhinya sepanjang kencan perdananya dengan Taehyung. Masalahnya adalah bukan tidak yakin pemuda itu normal. Namun, memangnya ada peluang mereka untuk berciuman?
Mungkin saja.
"Ada masalah?"
Gadis dengan rambut hitam bergelombang itu buru-buru menggeleng. Menerima satu cup berondong jagung yang baru Taehyung berikan kepadanya. Biarkan pemuda itu duduk di sampingnya dan mulai menonton film yang akan segera diputar.
Jennie melirik pemuda itu diam-diam dengan debaran jantung yang tak karuan. Taehyung nampak antusias dengan film yang akan segera diputar. Tatapannya hanya fokus ke depan sembari tangannya memasukkan berondong jagung ke mulutnya secara konsisten. Dua detik jedanya Dia jelas tidak memiliki motif terselubung dalam kencan ini. Taehyung pemuda baik-baik. Bahkan wajahnya mampu mengalihkan seluruh atensi Jennie. Dalam kegelapan ia terlihat berkali-kali lipat lebih tampan. Apa lagi dari posisi Jennie saat ini. Hidungnya bangir. Bibirnya berisi. Bahkan bulu matanya lentik.
Taehyung tidak mungkin seorang gay apa lagi impoten. Mungkin dia memang hanya baik saja. Melihat latar belakang keluarganya, dia jelas dibesarkan oleh keluarga yang terhormat nyerempet ningrat. Hanya salah Jennie karena berteman dengan Rosé, Jisoo, bahkan Lisa yang tak lebih dari sekedar bocah kecil kematian. Anak-anak yang ngebet ingin segera dewasa agar tidak perlu sekolah. Namun, tak lama Jennie merasakan tangan besar jatuh ke atas jemarinya.
Jennie membelalakkan mata. Jantungnya mulai kelabakan, terlebih karena setelah itu Taehyung menoleh ke arahnya bersamaan remasan kuat di tangan. Sekejap netranya berkedip, sosok yang semula bagai malaikat saat ia pandangi dari arah samping itu telah berubah. Dalam keremangan, wajah yang Taehyung tampilkan saat ini serupa tokoh jahat nan psikopat dalam sebuah judul film thriller. Namun, Jennie layaknya korban yang pasrah karena sudah dilumpuhkan hanya oleh jurus ketampanan.
Ketika pemuda itu mencondongkan kepalanya, Jennie malah memejamkan mata. Seolah dia tahu ke arah mana pemuda ini membawa alurnya. Seolah akan seperti skenario yang Jennie rancang bersama ketiga kawannya.
Ciuman pertama itu tidak begitu mempengaruhi Jennie, kendati ia perlu memuji keahlian Taehyung yang tidak nampak seperti seorang amatir. Jennie hanya berusaha mengingat pesan Rosé. Meski ngeri, Jennie mencoba menjangkau selangkangan Taehyung saat ciuman mereka semakin dalam.
Taehyung melepaskan ciumannya setelah bibir Jennie sangat basah dan kepala gadis itu mulai pusing. Eskpresi wajahnya masih misterius, juga menggiurkan. Ia bahkan menutup adegan itu dengan menyapukan ibu jarinya di bibir Jennie sebelum ia kembali menyandarkan punggungnya pada kursi. Jemarinya mulai mengusap-usap puncak kepala Jennie.
Gadis itu hampir mengompol hanya karena pikiran liar di dalam kepala sudah terbang ke mana-mana. Namun, sesuatu yang coba ia ingkari menarik kembali adrenalinnya. Jennie segera mengambil ponselnya. Ia akan menghubungi teman-temannya yang sudah sangat rusuh dalam grup chat mereka selagi Taehyung kembali menonton film di depan sana.
Liu_
KAMU SEDANG MEMBACA
ON THE ROCK
Fanfiction"Saat kalian berciuman, cobalah untuk memegang miliknya. Sekedar memastikan dia gay atau bukan."