Ketika membuka pintu kamar dan dapati pemuda yang ia hubungi untuk datang beberapa saat lalu itu kini nampak gelisah, Taehyung memicingkan mata tidak suka.
"Kau gugup, Park Jimin?" tanyanya sedikit sewot.
Namun, pintu itu tetap ia buka lebar isyarat agar Jimin yang sesaat nampak melongok-longok hendak mencuri lihat ke dalam masuk sepenuhnya. Membiarkan Taehyung menutup pintu untuknya dan kini memimpin jalan.
"Bagaimana aku tidak gugup? Kau menyuruhku—"
Kalimat Jimin tak terselesaikan. Semua kata yang hendak keluar tertelan kembali ke dalam perut kala mereka sampai di depan ranjang kamar hotel. Mata segaris Jimin sempat membulat kala ia mendapati ada seorang gadis di atas ranjang dalam kondisi yang tidak seharusnya ia pandang. Meski dari dada hingga jempol kaki tertutup selimut, Jimin tahu gadis itu sudah telanjang. Setumpuk pakaian yang sempat dikenakannya tadi di kelab nampak teronggok di sisi ranjang.
Maka otomatis Jimin menundukkan pandangan, sebab pemilik gadis itu ada bersamanya. Meski memang Taehyung punya ide gila mengapa ia membawa Jimin masuk. Bahkan memperbolehkannya melihat gadis yang tidak lain dan tidak bukan adalah Jennie itu dalam keadaan lemah pun pasrah. Malah kini Kim Taehyung sudah meninggalkan Jimin yang masih berdiri syok tepat di depan ranjang. Menjatuhkan pantatnya di atas sofa yang ada di sudut ruangan. Menumpuk kaki kanannya di atas paha kiri. Jemarinya sudah menari-nari di bawah dagunya sendiri. Ia gelisah, tapi orang yang melihatnya saat ini pasti merasa takut dari pada bersimpati.
Dari tempat itu memungkinkan Taehyung untuk mengamati apa pun yang akan terjadi di atas ranjang. Namun, Park Jimin hanya mematung sekian lama. Dia mungkin tengah menunggu perintah.
"Penisku tetap tidak berdiri meski kulit kami bersentuhan. Sekarang coba kau sentuh dia untukku," kata Taehyung kemudian.
Jimin sempatkan menoleh ke arah Taehyung. Mencoba bertanya sekali lagi apakah pemuda itu benar-benar yakin dengan perintah yang baru keluar dari mulutnya. Jennie ... haruskah mereka bertindak sejauh ini pada gadis itu? Dia seperti gadis baik-baik.
"Hati-hati, dia masih perawan," imbuh Taehyung kemudian.
"Apa yang harus kulakukan?" tanya Jimin kemudian. Dia nampak sangat frustrasi alih-alih menikmati rezeki nomplok yang tidak mungkin datang seratus tahun sekali.
"Telanjang," jawab Taehyung kontan.
"Apa?" kaget Jimin.
Kim Taehyung merotasikan bola mata. "Aku sudah biasa melihatmu telanjang sejak kecil, Park Jimin. Aku bukan lelaki homo yang akan terangsang melihat perut kotak-kotakmu apalagi penismu yang berdiri karena gadisku."
"Kau seperti sedang menghinaku."
"Jangan mengulur waktu. Kalau Jennie bangun saat kau menggerayangi tubuh indahnya, kau mungkin akan mati."
Jimin mendecih. "Kau juga, Kampret!"
Maka Jimin mulai mengenyahkan rasa malu ataupun segannya bersama dengan ia lepaskan kaosnya melewati kepala. Jika pada awalnya Taehyung menyuruhnya telanjang, pemuda itu tiba-tiba mencegah Jimin dan membiarkannya tetap memakai celana. Tak lupa mengungkapkan kalimat jahat juga. Hingga ketika Jimin mulai naik ke atas ranjang, suasana kamar itu menjadi hening. Kim Taehyung menjadi sangat tenang dan serius ketika Jimin mulai menyentuh wajah Jennie, membelai pipinya. Di saat yang sama Jimin merasa kasihan. Entah rumah tangga macam apa yang akan Jennie jalani bersama Taehyung. Juga ... akan sejauh apa Jimin terlibat dalam hubungan gila ini. Jika kelak gadis itu tahu apa yang terjadi, masih bisakah ia menerima Taehyung? Lalu bagaimana dengan dirinya?
Jimin merasa dia mungkin akan bertindak di luar tugasnya. Pesona Jennie Kim di luar kuasanya. Pun berahi tidak akan tahu kapan datangnya. Ia normal dan sehat. Yang terburuk, ia belum pernah tidur dengan gadis mana pun sehingga rasa penasaran membuatnya terlena akan kesempatan yang telah Taehyung berikan. Setelah jemarinya mengabsen apa-apa yang ada di wajah Jennie, sentuhannya makin turun. Melewati leher, lengan, ujung jemari. Ketika ia mulai mempersempit jarak demi mempertemukan bibirnya dengan milik Jennie, Kim Taehyung tiba-tiba berseru.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON THE ROCK
Fanfiction"Saat kalian berciuman, cobalah untuk memegang miliknya. Sekedar memastikan dia gay atau bukan."