Meski terkesan manis, Jennie tetap saja merasa kesal. Ia pikir Taehyung tidak akan ingat padanya. Lagi pula pemuda itu tak buru-buru mencari Jennie setelah gadis itu pergi dari rumahnya tanpa pamit. Apa yang dilakukan Jimin bisa jadi adalah ide Taehyung, 'kan? Pemuda itu mungkin kesal karena Jennie mengujinya, jadi ia berniat membalas lebih. Lantas kedatangan pemuda itu ke rumah pun menjadi tidak menyenangkan bagi Jennie.
Kira-kira apa yang sedang Taehyung rencanakan?
"Bibi senang kau ternyata makan dengan lahap, Taehyung. Kalian yang sedang dalam masa pertumbuhan memang harus banyak makan."
Jennie bisa merasakan sorotan mata tajam mengarah padanya bersama sindiran itu datang. Gadis itu merotasikan bola mata terang-terangan sebelum menjatuhkan pandang pada ibunya yang kontan melotot padanya.
"Ibu yang menurunkan gen mudah gemuk padaku hingga minum segelas air pun menambah berat badanku. Ibu juga pasti akan mengomel kalau aku punya gelambir dan sulit memilih baju. Ibu pikir kenapa aku mati-matian diet?" sahut Jennie tak mau kalah.
Ingat betul kalimat macam apa yang dijejalkan padanya setiap hari. Bukan sebuah motivasi. Hanya pecutan pemicu stres. Wanita yang selalu ingin anaknya memiliki tampilan dan otak seperti putri dengan janji-janji manis kebahagiaan di masa depan yang bahkan sudah pupus beberapa waktu lalu. Membuat Jennie merasa pengorbanannya sia-sia karena takdir yang sudah ditentukan oleh keluarga.
Dengan wajah cantik, otak pintar, juga dukungan dari keluarganya yang kaya seharusnya Jennie bahkan tak perlu menikah. Ia bisa menjadi ratu di kerajaannya sendiri. Tak butuh raja. Mereka setara. Namun, pemuda yang duduk di sampingnya ingin menaklukkannya.
"Kau lihat, Tae calon istrimu sudah pandai mendebatku." Lucunya, wanita itu mengadu. Yang lebih lucu lagi pada orang asing yang nampak tidak terlalu mau tahu urusan mereka.
Taehyung hanya menanggapi dengan tawa kecil. Memandang Jennie kemudian, gadis itu malah memberinya tatapan galak.
"Tapi pipinya yang gembul juga manis," katanya membuat Jennie hampir terkena serangan jantung.
Kalimat itu menjadi penutup acara makan malam mereka yang benar-benar sepi dan canggung. Ibu Jennie sibuk menggoda putrinya dengan tatapan jahil setelah itu sementara Jennie mati-matian menahan diri untuk tidak tersipu meski ia yakin wajahnya tidak bisa menolong. Pipinya mudah sekali diwarnai.
Secara mengejutkan Taehyung tahu cara menyenangkan ibunya. Dia tidak banyak bicara. Namun, setiap kata yang ia gunakan untuk menanggapi ocehan ibu Jennie selalu membuat gadis itu merasa diberondong dengan peluru. Peluru yang mengejutkan. Untungnya tidak sakit.
"Kau boleh pulang kalau tidak betah. Sekarang hampir jam sembilan."
Asyik meraih hati calon mertua, Jennie pikir Taehyung akan pulang segera karena Jennie meninggalkannya. Namun, sekarang mereka berdiri bersama di balkon kamar Jennie. Menyandarkan lengan menantang angin malam. Sejak kedatangan Taehyung, gadis itu nampak fokus sekali pada ponselnya. Meski sudah mencoba melirik diam-diam untuk mencari tahu, mata Taehyung rupanya tak sejeli itu. Ia hanya tahu gadis itu sedang berkirim chat entah dengan siapa. Yang pasti ia kadang tersenyum seorang diri membuat Taehyung jadi gelisah.
Ia menyusul Jennie untuk memastikan kata-kata Jimin. Jika gadis ini tak mengadu soal apa yang telah dilakukan pemuda itu bukankah Taehyung perlu khawatir? Sekarang Jennie malah mengabaikan Taehyung dan sibuk berkirim pesan entah dengan siapa. Jennie ... tidak nampak akan mengadukan Jimin padanya. Padahal, Taehyung cukup berharap.
"Kau ... nampak kesal padaku? Apa sesuatu terjadi hingga kau buru-buru pulang tanpa memberitahuku?"
Taehyung akhirnya memutuskan menebar kail dan memancing ikannya sendiri. Responsnya sesuai dugaan. Sesaat Jennie nampak terhenyak. Ada beberapa sekon ia saksikan teror yang tersisa di wajah ayu itu. Gadis itu menoleh kemudian dan mencampakkan gawainya guna memberi tatapan kesal pada Taehyung. Dia bersiap akan marah. Dia akan meledak. Mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON THE ROCK
Fanfiction"Saat kalian berciuman, cobalah untuk memegang miliknya. Sekedar memastikan dia gay atau bukan."