Hongjoong hampir menjadikan ruang rapat tempat ia berada membeku karena tidak sabar menunggu Donghae tiba. Beruntungnya orang itu tiba sebelum Hongjoong melakukan kekacauan. Donghae langsung duduk di hadapan Hongjoong dengan Hongjoong memberi bungkukan kecil tanda penghormatan.
"Hal apa yang hendak kau sampaikan Pak?" tanya Hongjoong langsung.
Tangan Donghae naik ke atas meja, jemarinya bertaut dengan ketukan terdengar konstan.
"Kau tentu ingat tujuan dari misimu kan?"
Hongjoong mengangguk. Tentu ia tahu, sama sekali tidak lupa dan tidak akan dilupakan. Tujuan utama dirinya mengambil kekuatan elemen air adalah sebagai bentuk perlindungan ganda bagi Tetra yang bisa diserang kapanpun tanpa diduga.
Donghae tersenyum tipis, ia bisa melihat bagaimana Hongjoong telah memiliki kekuatan yang katanya diwariskan, jemari pria itu mengeluarkan kristal es. Kulitnya berubah pucat dengan warna iris mata sekarang menjadi berwarna biru laut.
"Setelah mendapatkan kekuatanmu kau akan ditugaskan untuk menjaga Tetra. Tapi aku khawatir kalau prajurit Hwaa menambah bala tentara mereka."
Hongjoong mendengar dengan seksama.
"Wooyoung sudah kembali, dan kabarnya kekuatan Yoseok sekarang digunakan oleh seseorang yang kau bawa kemari."
Langsung pikiran Hongjoong mengarah pada sosok Seungkwan, ia hanya pernah melihat sekilas bagaimana pria itu menggunakan kekuatan elemen api.
"Lalu kau juga pernah bertemu dengan cucu Eunhyuk yang memegang kekuatan elemen tanah."
Semua pernyataan itu diangguki Hongjoong, ia mulai menerka kemana arah pembahasan ini dibawa.
"Nah, bisa dibilang ini adalah misi untuk kalian semua. Bisakah kalian bersatu dan menyerang Hwaa?"
Hongjoong tersentak, ia tak menyangka ada rencana semacam ini dalam pikiran Donghae. Karena setelah penyerangan Hwaa dulu mereka hanya berfokus bagaimana cara melindungi Tetra, bukan balik menyerang.
Hongjoong menunduk dan menggeleng pelan. Bukan hal yang mudah sebab ia tidak begitu dekat dengan pengguna kekuatan elemen lain. Wooyoung baru saja dibebaskan oleh sang ayah setelah terbelenggu belasan tahun. Gyuri, sulit membawa gadis itu keluar dari pulaunya ditambah dia tidak suka bertempur kecuali untuk melindungi pulaunya. Kemudian Seungkwan, orang itu juga tidak suka bertempur, pun tujuannya membawa orang-orang itu agar Seungcheol tahu tentang masa lalunya bukan untuk berperang.
"Kenapa kami harus menyerang Hwaa?" Hongjoong balik bertanya.
"Lalu bagaimana? Diam saja sampai mereka menyerang kita lagi?"
"Bukan begitu maksudku," sela Hongjoong, berusaha menjelaskan, "kita tidak perlu cari masalah dengan mereka. Karena, Pak kau tahu sendiri kan seberapa berbahayanya kekuatan tempur Hwaa?"
"Ya, tapi kekuatan api ada di tangan kita kan?" balas Donghae, "jika mereka tidak punya kekuatan api mereka tentu lemah. Kau juga sudah memegang kekuatan air, mudah untuk mengalahkan mereka."
Tampaknya Donghae tidak menangkap maksud perkataan Hongjoong, meski ia suka bertarung Hongjoong masih cinta damai dan tidak ingin mencari masalah duluan. Beda cerita kalau ia yang diserang.
"Tetap saja sulit Pak."
"Bagian mana yang membuat sulit?"
"Penyerangan itu, jangankan kami, aku saja tidak yakin. Aku belum mengenal pasti para pengguna kekuatan elemen alam lain, dan lagi jika kita balik menyerang bukankah akan ada potensi perang? Bagaimana perang pecah karena tindakan kita yang seperti itu?"
"Kalau kita diam saja akan semakin banyak penduduk yang diculik oleh prajurit Hwaa."
Hongjoong tahu. Awalnya target penculikan itu berfokus pada mereka yang berasal dari aquamor dan Airia, tetapi karena penduduk Tetra mencoba melindungi mereka juga menjadi korban.
Tidak bisa dibiarkan keterusan seperti itu.
"Tentu kita perlu menyusun strategi kalau mau melakukan penyerangan," jawab Hongjoong.
Donghae mengangguk, "karena itu kumpulkanlah seluruh pengguna kekuatan elemen alam. Kita bisa menyusun strategi bersama."
Kemudian Hongjoong memikirkan seluruh pengguna kekuatan elemen alam itu, mengira-ngira apakah mereka akan setuju dengan rencana ini.
"Si pemilik kekuatan elemen tanah, mungkin agak sulit diajak bekerjasama. Dia juga tidak mau meninggalkan Tessera."
"Kita punya Eunhyuk. Eunhyuk yang akan mengurus hal itu."
"Bagaimana dengan Wooyoung?" tambah Hongjoong, sebetulnya dia yakin kalau Wooyoung akan setuju dengan rencana ini karena sependek mengenalnya terlihat sekali aura hendak balas dendam di diri Wooyoung.
Melihat senyuman dari Donghae, Hongjoong kira dugaannya tidak salah.
"Dialah yang akan memimpin penyerangan ini."
Sesuatu yang tidak Hongjoong kira sebelumnya. Lalu Hongjoong berpikir lagi, tentang Seungkwan yang sekarang memegang kekuatan api.
"Untuk pengguna kekuatan elemen api sekarang. Aku tidak yakin dia mau ikut." Sependek yang Hongjoong tahu, Seungkwan berupaya tidak tergabung dalam medan pertempuran.
Donghae membuka laci meja, mengeluarkan selembar kertas foto yang menunjukkan wujud seseorang yang mereka kenal.
"Katanya kekuatan elemen ini bisa dipindahkan kalau ada batu elemennya kan?" Donghae bicara, Hongjoong mengamati foto seseorang yang ditunjukkan padanya, "kalau dia tidak mau bertempur berikan saja kekuatan elemen apinya agar orang lain yang menggantikan posisinya."
Hongjoong menunduk, berpikir. Bukan ide yang bagus melakukan pemindahan kekuatan karena Seungkwan berpotensi sakit seperti Joshua, Hongjoong saja belum tahu sekaraang Joshua sekarang. Jika misalnya tidak dipindahkan pun ia tak akan membiarkan Seungkwan masuk ke dalam pertempuran ini. Jangankan Seungkwan, rekan-rekannya sendiri tak ia izinkan.
"Aku ragu," ucap Hongjoong pelan, peristiwa pergulatan di Tessera terputar ulang di kepala, "Hwaa itu kan afiliasi Aithne yang merupakan pemilik asal kekuatan api. Jika kita menyertakan kekuatan api di sini besar kemungkinan kekuatannya akan diambil kembali. Sebaiknya kita amankan kekuatan ini agar tidak bisa ditemukan."
Donghae tidak berpikir sejauh itu, kertas foto di bawahnya perlahan bergeser masuk ke dalam laci. Ia tengah memikirkan cara lain.
Tujuan Hongjoong bicara demikian agar Seungkwan terlindungi, ia tak mau orang-orang itu terluka ditambah ia sudah berjanji akan mengantarkan mereka pulang. Setelah ini ia harus cepat-cepat bersiap, Seungkwan dan yang lain harus pergi dari Tetra secepat mungkin.
"Ya kau benar," sahut Donghae, "jika hanya kalian bertiga rasanya bukan masalah. Tapi kita perlu strategi lain karena kita tidak bisa langsung menyerang begitu saja, kalian akan kalah telak."
"Mungkin kami bisa menyusup?" Hongjoong memberi saran.
"Ide bagus. Kalian bisa menyusup ke Hwaa dan menghancurkan pertahanannya dari dalam, atau mungkin kalian bisa sekalian mencari tahu soal kelemahan Hwaa jadi penyerangan ini akan lebih efektif."
Hongjoong mengangguk paham, ide yang dibangun cukup bagus. Namun ia memikirkan hal lain, "penjagaan di Hwaa sangat ketat, sulit untuk menyusup."
"Itu yang menjadi masalah, selama ini aku mencari tahu cara agar bisa masuk ke Hwaa selain dari ditangkap jadi tawanan. Kalau menggunakan cara itu dan mereka tahu kalian pemilik kekuatan elemen alam kalian mungkin langsung dihabisi."
Lantas sebuah ide tergambar di pikiran Hongjoong. Sudut bibirnya naik, tersenyum.
"Di antara orang-orang yang kubawa kemarin ada penduduk Hwaa, kita bisa menggunakannya sebagai umpan."
KAMU SEDANG MEMBACA
End of The World [ATEEZ × SEVENTEEN]
FanficSPIN OFF + SEQUEL - EVEN IF THE WORLD END TOMORROW [SEVENTEEN] Jongho dan Yeosang tersedot masuk ke dalam portal yang membawa mereka jatuh di lautan negeri Cadassi, di bawah komando tirani Hongjoong keduanya terpaksa bercerita soal kekacauan yang te...