28. Putar Balik

19 5 0
                                    

Wonwoo ingat jarum jam menunjuk ke angka empat pagi saat mereka menyelinap keluar dari rumah dan pergi dengan langkah besar menuju pelabuhan. Sebisa mungkin tidak menimbulkan kecurigaan dari penduduk maupun polisi yang berjaga. Seperti rencana dikatakan kalau mereka akan mengantar Jongho pulang.

Jongho yang turut ada bersama mereka mengangguk mengiyakan, ia senang ketika Wonwoo memberi kabar kalau Hongjoong akan membawanya kembali ke Tessera. Jadi ia segera bersiap.

Sesuai prediksi Wonwoo sebelumnya sudah ada tanda-tanda akan terjadi badai, meski suasana masih gelap awan hitam tebal tampak bergumul di angkasa siap mencurahkan air dalam volume banyak, ditambah gerakan angin kuat meyakinkan kalau badai akan berlangsung lama.

Mingi terperangah takjub dengan kekuatan Wonwoo. Terutama saat Wonwoo menggunakan kekuatannya untuk memanipulasi cuaca sehingga awan kelabu yang tadi mereka lihat berarak pergi. Segera mereka semua bersiap naik ke atas kapal untuk melakukan perjalanan.

Wonwoo dan Seonghwa berdiri di atas jembatan, menyaksikan yang lain sibuk menyiapkan ini itu dan kapal mereka mulai bergerak meninggalkan dermaga. Jongho melambai pada Wonwoo, ia sudah mengucapkan kalimat selamat tinggal yang dibalas 'semoga selamat sampai tujuan' oleh Wonwoo.

Hongjoong memegang sendiri kemudi atas kapalnya, matanya menerawang ke sekitar sembari mencoba fokus agar bisa menciptakan portal. Yunho berada di tiang kapal sedangkan Mingi dan San lalu lalang di atas dek untuk merapikan barang bawaan mereka. Jongho mengambil tempat duduk pada susunan peti di bagian sudut, tadinya ia disuruh masuk ke dalam kabin tetapi ia menolak dengan dalih hendak menikmati perjalanan mereka dengan tenang melihat laut. Sebelumnya kan dia was-was takut.

Sejujurnya masih ada rasa khawatir dalam benak Jongho, ia tak percaya sepenuhnya pada orang-orang ini. Selain pertemuan pertama mereka yang tidak menyenangkan, Hongjoong juga memaksanya ikut ke Tetra. Dia takut kalau perjalanan ini tidak membawanya kembali ke Tessera. Namun ia tetap berusaha tenang dan mengamati sekitar untuk membuktikan ucapan Hongjoong.

Setelah dirasa lokasi mereka cukup jauh dari Tetra dan menentukan koordinat yang pas, Yunho berseru, "tempatnya sesuai kapten!"

Hongjoong yang mendengar segera memfokuskan pikiran, ia memejamkan mata lalu mengarahkan tangannya pada lautan luas di depan. Begitu netranya terbuka tersuar sinar biru laut ke titik yang ia bidik, sebuah portal berhasil muncul berkat kekuatannya. Ia tersenyum, San bertingkah heboh menyaksikan kekuatan barusan.

Tetapi kesenangan mereka tidak berlangsung lama sebab portal yang baru saja terbentuk menghilang dalam sekejap mata. Hongjoong melengos, ia belum ahli dengan kekuatan ini. Lalu ia menoleh ke belakang.

"Mingi, pegang kendali kapalnya sebentar. Aku akan mencoba lagi."

Orang yang dipanggil segera menaiki tangga untuk menuju tuas kemudi sedangkan Hongjoong berjalan turun sembari memegangi dahinya, berpikir bagaimana portal yang ia buat bisa bertahan setidaknya lima menit sampai mereka berhasil melewatinya.

Cukup lama berkonsentrasi semburat cahaya biru laut kembali terlontar dari tangan Hongjoong, pada lokasi yang sama tercipta sebuah portal.

"C-cepat bawa kapalnya melintas," ucap Hongjoong gemetar, ia berusaha menahan portalnya tetap seimbang.

Segera Mingi mengarahkan kapal untuk masuk ke dalam portal sedangkan San sibuk mengatur layar agar mereka bergerak lebih cepat. Seluruh badan kapal bergetar saat mereka melintasi portal, setelah memastikan selutuh bagian kapal berhasil melewati portal Hongjoong menarik kekuatannya dan jatuh bersimpuh di dek.

Napasnya terengah, tenaga yang dikerahkan untuk menciptakan portal begitu banyak.

Yunho memandangi lautan sekitar dengan teropong, memastikan mereka melalui jalur yang benar. Melihat pucuk pulau Tessera ia tersenyum.

"Kau baik?" San merunduk, mengulurkan tangan pada Hongjoong untuk membawanya berdiri.

Hongjoong mengangguk, menyambut tangan San dengan satu tangan meremat dada yang terasa nyeri. Sehabis ini ia harus memulihkan tenaga agar mereka bisa kembali ke Tetra.

Melihat lintasan portal untuk kesekian kali masih membuat Jongho takjub, ia ingin memiliki kekuatan seperti portal ini yang bisa membawanya bepergian ke tempat jauh dalam waktu singkat. Di saat melamun ia dikejutkan dengan suara berisik dari kotak yang ia duduki. Ia langsung berdiri, memasang raut wajah bingung sembari berjalan mundur untuk memeriksa apa yang membuat berisik di sana.

Hongjoong dan San yang juga mendengar suara itu berjalan mendekati Jongho, mereka sama bingungnya. Dengan berani Hongjoong mendekati peti itu, posisi tangannya telah memegang gagang pedang mengantisipasi jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan.

Brak.

Kotak itu terbuka, semuanya terkejut. San sampai terlonjak jatuh. Hongjoong nyaris mencabut pedang kalau tidak memasati dulu siapa sosok yang menyelinap ke kapal mereka.

San yang jatuh cepat bangkit, matanya membulat begitu melihat orang yang sekarang balik menodong mereka dengan pistol.

"Hayoung noona," bisik San.

Mingi yang mendengar kericuhan di bawah melongok untuk memeriksa, namun ia langsung ketakutan dan merunduk saat melihat sosok wanita yang ia hindari berada di kapal mereka.

"Bagaimana bisa kau berada di kapal kami?" tanya Hongjoong, ia berdiri tegap. Pandangannya sama sekali tak gentar walaupun ujung pistol terarah ke kepalanya.

Hayoung memandang tajam pada Hongjoong, pandangannya mengedar pada penumpang lain yang ada di kapal.

"Aku benar, Mingi ada bersama kalian," ujarnya sembari membawa pistol turun.

Mingi sedikit mengintip dari atas, saat bertemu pandang dengan Hayoung ia menarik diri ke bagian depan kapal sedangkan Hayoung berlari mengejar Mingi.

Hongjoong melengos, ia melirik ke arah San tajam. Mempertanyakan apakah pria itu sudah melakukan tugasnya memeriksa keadaan kapal dengan benar atau tidak. Bagaimana mereka bisa kecolongan sampai Hayoung bisa menyelinap. Tak mungkin mereka mengeluarkan Hayoung dari kapal sekarang, pun mereka sudah melintasi portal.

"A-aku sudah memastikan hanya ada kita di kapal," ucap San gemetar, memohon maaf pada Hongjoong.

Hongjoong melangkah naik ke bagian kemudi, arah kapal mereka mulai melenceng. Dapat ia lihat Hayoung sudah menangkap Mingi, membekuknya dan memarahi pria itu. Hongjoong mengambil kembali kendali kapal sedangkan Mingi dibawa turun ke bagian dek oleh Hayoung. Mau tak mau Hayoung akan turut singgah di Tessera.

San bergidik ngeri saat melihat Mingi dimarahi habis-habisan oleh Hayoung. Teriakan Hayoung seputar Mingi yang membangkang nekat berlayar keluar pulang tanpa izin.

Sementara itu di bagian lain kapal Jongho tersenyum senang saat melihat rupa pulau Tessera yang sudah tidak jauh. Tak sabar ia kembali ke rumah. Kapal mereka semakin dekat dengan bibir pantai. Kali ini Hongjoong mengantisipasi kalau kapal mereka akan ditarik masuk kembali ke dalam pulau, apalagi melihat suasana sekitar yang lengang.

Baru saja akan bersiap dugaannya sungguh terjadi, badan kapal mereka langsung ditarik oleh kekuatan tanah melesat jauh ke dalam pulau. Semua yang ada di kapal segera berpegangan. Tiang-tiang tanah tinggi segera mengelilingi kapal mereka dengan masing-masingnya berdiri satu orang, bedanya kali ini mereka tidak ditodong saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

End of The World [ATEEZ × SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang