23. Lingkungan

50 12 1
                                    

Seonghwa memimpin jalan, membawa orang-orang dari samudra penghadang portal mengelilingi kawasan pelabuhan. Pasar sedang ramai hari ini, ia membiarkan orang-orang itu untuk melihat dan juga membeli barang yang sekiranya mereka butuhkan. Ia berdiri di sebelah Jihoon, mereka mengawasi anggota lain agar tidak pergi terlalu jauh dari kawasan pelabuhan, sebab tempat ini sangat ramai. Rawan hilang.

Tadinya Yeosang kira ia akan ditinggalkan  begitu saja karena tak ada satupun orang yang ia kenal di dalam tim ini. Tetapi ketika mereka sampai Soonyoung langsung menghampiri, menyuruhnya keluar dari kapal dan bilang akan mengawasinya setiap saat. Tidak tanggung-tanggung, Soonyoung sampai meminta borgol pada Minho supaya Yeosang terus terikat padanya.

Seungkwan, Jun dan Chan pergi bersama menyinggahi satu per satu toko yang ada di pasar untuk melihat apa yang mereka jajakan. Senang bukan main mereka melihat suasana ini karena rasanya pulang ke rumah, suasana pelabuhan tempat mereka bekerja dulu tidak jauh beda.

Setelah puas jalan-jalan, Seonghwa membawa mereka masuk ke pemukiman yang lebih ramai. Kini mereka berdiri di depan sebuah rumah besar yang di sebelahnya adalah toko roti. Seseorang dari toko roti itu menghampiri Seonghwa lalu memeluk haru.

"Kalian kembali," ujar wanita paruh baya itu, ia menatap wajah Seonghwa dengan mata berair lalu beralih mengedarkan pandangan pada orang-orang yang datang bersama Seonghwa, "di mana San?"

"Dia menemui Saerom," jawab Seonghwa, "sebentar lagi kembali."

Wanita itu melepaskan pelukannya dari Seonghwa, ia menyapa yang lain. Mereka segera membungkuk, balik menyapa.

"Bibi ini ibunya San," kata Seonghwa memperkenalkan.

"Ibunya Seonghwa, Hongjoong dan Yunho juga," imbuh wanita itu.

Seonghwa tersenyum tipis. Benar juga. Sejak tersesat ke pulau ini yang mengurus dirinya dan Hongjoong adalah orang tua San. Tak lama Yunho hadir membuat suasana rumah mereka semakin ramai.

"Bawa mereka masuk untuk beristirahat Hwa, toko sedang ramai. Ibu akan menemui kalian lagi nanti."

Wanita itu pamit undur diri dan berjalan cepat menuju toko rotinya yang riuh dengan antrian panjang di bagian depan. Segera Seonghwa membuka pintu rumah, mempersilahkan teman-temannya masuk untuk beristirahat.

Yang dipersilahkan langsung mengambil tempat, mengamati sekitar. Bagaimana susunan perabot di rumah itu disusun sedemikian seolah siap menampung orang dalam jumlah banyak.

Pintu diketuk, Seonghwa yang masih berada di dekat pintu membuka. Ia kira Ibu San yang datang, ternyata bukan.

"Apakah kau melihat noona-ku hyung?" Mingi berkata pelan, seluruh wajahnya tertutupi oleh tanaman merambat membuat ia sulit dikenali kalau ia tak bersuara.

Seonghwa menggeleng, "sepertinya aman."

Kemudian Mingi bernapas lega dengan meruntuhkan semua tanaman yang menutupi wajah, ia berjalan masuk lalu mengambil tempat duduk di sofa dengan nyaman, dia sudah sering kemari jadi rasanya bebas melakukan apapun.

Seungkwan, Jun, Jihoon dan Chan duduk sopan sedangkan Yeosang mengalami sedikit perseteruan dengan Soonyoung.

"Aku mau ke kamar mandi, tidak mungkin kau mau mengikuti aku kan?!"

Yeosang berkata sengit, meminta borgolnya dilepas. Soonyoung menyipitkan mata, mencoba mencari jejak kebohongan di mata Yeosang.

"Ada kemungkinan kau kabur, aku tidak akan membiarkanmu lepas dari pandanganku."

Lantas Yeosang bergidik ngeri, ia merinding.

"Orang gila!" serunya, "lepaskan borgolnya sebelum aku buang air di sini. Aku tidak akan melarikan diri."

End of The World [ATEEZ × SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang