25. Paradigm

49 5 0
                                    

"Di mana si pengendali angin itu?"

"Dia tidak kemari?"

Seonghwa menggeleng. Ia segera bergerak membuka pintu saat mendengar ketukan, mendapati Hongjoong datang sendirian ia merasa heran. Wonwoo dan Jongho yang ditanyai soal Wooyoung berkata kalau Wooyoung masih berada di gedung presiden.

Hongjoong masuk, mengedarkan pandangan ke dalam rumah. Suasana di sini sepi, hanya ada San yang sedang tidur di lantai.

"Ke mana yang lain? " tanya Hongjoong, ia melepas jaket dan disampirkan pada gantungan.

Seonghwa berjalan menyamai langkah, "Coups hyung dan teman-temannya pergi ke rumah sakit, ada Mingi bersama mereka."

Padahal tadinya Hongjoong hendak menjenguk, memeriksa kondisi Joshua. Tetapi ia berniat pulang untuk mengajak yang lain, ternyata mereka sudah duluan bergerak.

Melihat gerak-gerik Hongjoong, Seonghwa menahan bahu pria itu dengan kuat sampai siempunya berbalik menghadap Seonghwa.

"Katanya kau rapat bersama presiden, membahas apa?"

Manik Hongjoong melirik sekitar, berpikir siapa yang kira-kira memberitahu Seonghwa soal ini. Ia mengangguk.

"Aku hanya melapor kalau berhasil mengambil kekuatan elemen air."

Seonghwa tidak percaya perkara sepele ini dibahas dalam waktu yang lama, pandangannya tajam ke arah Hongjoong mengisyaratkan kalau Hongjoong sebaiknya tidak berbohong.

"Katakan yang sejujurnya sebelum aku tahu sendiri dari pikiranmu," ancam Seonghwa.

Hongjoong menghela napas, membuang pandangan ke arah lain. "Aku jujur. Jika ada apa-apa aku pasti memberitahumu."

Seonghwa berdecih, mau tak mau ia menggunakan kekuatannya untuk membaca pikiran Hongjoong. Mencari kebenaran. Dibiarkannya saja Seonghwa membaca pikiran sesuka hati, Hongjoong malas bicara, malas berdebat.

Berhasil menangkap inti pembicaraan Hongjoong bersama Donghae di balik pikiran tumpang tindih, Seonghwa melongo, "kalian serius? Itu berbahaya."

Hongjoong menghela napas, mengangguk pelan. "Aku juga ragu tapi kalau kami tidak bergerak ada kemungkinan Hwaa menyerang duluan."

"Di sini juga ada masalah sebenarnya," tutur Seonghwa, jemarinya menyisir rambut ke belakang, "Coups hyung dia belum bisa membaca masa lalunya."

"Kenapa belum?"

"Tarifnya mahal," jawab Seonghwa, "dua ribu keping hagra."

Hongjoong tahu seberapa banyak dua ribu keping itu, uang yang ia punya tidak cukup.

"Tapi tidak masalah kan membawa Seungkwan dan yang lain keluar dari sini? Mereka berbeda dari kita, jika tidak berbahaya untuk mereka."

"Aku tidak tahu apakah mereka mau, mereka tadi mempertanyakan soal pekerjaan karena rencananya mereka mau mengumpulkan uang untuk membantu Coups hyung."

Hongjoong berdecak, menggeleng, "biarkan urusan Coups hyung menjadi tanggungjawabku. Mereka harus pergi dari Tetra secepatnya."

Sebenarnya cukup disayangkan karena orang-orang itu baru tiba di Tetra, tapi mau bagaimana lagi? Ini urusan nyawa. Seonghwa menggunakan kekuatannya lagi untuk membaca pikiran Hongjoong, raut gelisah membuat Seonghwa penasaran.

"Apa rencanamu? Kau terlihat bimbang."

"Kau sudah tahu misi yang diberikan presiden kan?"

Seonghwa mengangguk, semuanya ia ketahui.

End of The World [ATEEZ × SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang