02. Pulau Terra

80 10 0
                                    

"Bagus. Menumpang itu tidak gratis ya."

Mingi berkata saat melalui Jongho yang berjongkok, menggosok lantai kapal dengan sikat dan pel. Ia diperintahkan untuk membersihkan seluruh badan kapal selama pelayaran mereka sebagai harga yang harus ia bayar karena telah menumpang.

Dengan tidak sopannya Mingi menyisakan jejak berlumpur dari sepatunya pada tempat yang baru saja Jongho bersihkan. Namun Jongho tak bisa protes, walaupun nyatanya ia tidak mau berada di kapal ini dan menjadi budak ia tetap harus melakukannya karena tak ada pilihan lain.

Yeosang tadi juga diperintahkan hal yang sama, tetapi ia menolak dan malah hendak menyerang San. Akibatnya dia babak belur lagi karena dihajar Mingi dan Yunho. Jongho tidak mau seperti itu, lebih baik dia patuh.

"Psttt. Psttt. Hei, lepaskan ikatanku. Kita bisa pergi dari tempat ini."

Yeosang berbisik pada Jongho, melirik ke sekitar memastikan tak ada yang mendengar perbincangan mereka.

Yunho berdiri di bagian tiang kapal, lokasi paling tinggi untuk mencari portal. Hongjoong kembali ke ruangannnya menjadikan Seonghwa yang kini memegang kemudi sedangkan yang lain sibuk dengan lawakan garing. Tidak biaa dipahami orang awam.

Jongho menolak, ia berpura-pura tidak mendengar apa yang Yeosang katakan padanya. Sebesar apapun keinginannya untuk kabur, dia akan menciut begitu para awak kapal ini memandang tajam ke arahnya. Seolah-olah ia akan dicincang menjadi pakan hiu jika memberontak.

Ditambah ia juga tidak mengenal Yeosang, dia ini kan yang menyerang pulau Terra. Kalau pun mereka berhasil kabur Jongho akan berakhir dihabisi oleh Yeosang juga. Jadi percuma.

Melihat Jongho sengaja mengabaikannya Yeosang menggeram marah. Di sisi lain kapal San berseru setelah berhasil membawa naik seekor ikan besar, Mingi bertepuk tangan.

Yeosang menarik napas dalam, ia bisa merasakan ada mahluk mati sekarang. Kekuatannya bisa digunakan. Yeosang memejamkan mata, aliran berwarna ungu gelap menjalar dari dirinya sampai pada ikan yang baru saja ditangkap San.

Dengan kekuatannya Yeosang mempengaruhi mahluk itu, dibuatnya si ikan mengibaskan ekor dengan kuat untuk memukul San dan Mingi bergantian. Melampiaskan amarahnya karena sudah dipukuli.

Sontak San dan Mingi berteriak heboh, mencoba menangkap ikan yang kini bergerak masuk ke dalam kapal. Ikan itu terus bergerak, memukul kepala Jongho dengan ekornya sebelum sampai di hadapan Yeosang.

Jongho terkejut sedangkan Yeosang menyeringai, dibuatnya ikan itu melepaskan ikatan. Ia lalu berdiri menggertak Jongho.

"Kau ini benar-benar mau mati," Yeosang menggeram, memukul tinjunya pada kepalan tangan sembari berjalan mendekati Jongho.

"Kemana ikan kita pergi?!" Mingi berseru.

"Ikanku, aku yang menangkap!" Koreksi San tak terima.

Keduanya mendapati Yeosang telah lepas dari posisi, Jongho hendak diserang dan ikan mereka bergerak tak karuan.

"Dia!" Jongho menunjuk Yeosang, "dia menggunakan kekuatannya untuk menggerakkan ikan kalian!"

Jongho tahu itu sebab melihat aliran berwarna ungu gelap di lantai, setelah diikuti barulah tahu kalau benda itu berasal dari Yeosang.

San melemparkan kailnya, "brengsek ini."

Yeosang tersenyum sinis, mengepalkan tangan.

"Maju kalian."

Cepat-cepat Jongho berdiri, menggapai batang kain pel dan berlari ke arah San dan Mingi. Bersembunyi di belakang dua orang itu agar tidak terkena serangan Yeosang.

End of The World [ATEEZ × SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang