7

668 57 13
                                    

“Nggak usah balik, gue udah temenan sama kesendirian”
-ASKA-




~Happy Reading~


CEKLEK

Kaki kecil itu melangkah cepat ketika pintu di buka. Binar matanya melihat ke segala arah, mencari seseorang yang ingin ditemui sejak di jemput dari taman kanak-kanak.

"Aka, Aka, Aka, Aka, Aka!!"

Bibir kecilnya terus mengucapkan nama orang itu dengan cepat, kepalanya bahkan menoleh ke sana kemari ketika tidak kunjung menemukan sosok itu.

"AKAAAA!"

Akhirnya teriakan nyaring nya keluar, membuat dua orang pelayan yang masih berdiri di pintu tertawa pelan melihat kelucuan majikan mereka itu. Pintu kamar kemudian mereka tutup dan membiarkan kedua anak kembar itu bermain bersama.

"Disini."

Sebuah tangan yang muncul dari samping ranjang besar membuatnya menoleh cepat. Buru-buru ia melangkah dengan senyum lebar hingga matanya menghilang.

"Aka." Kedua lututnya di jatuhkan, ia duduk dengan antusias sembari memperhatikan kakak nya sibuk menggambar sesuatu.

Binar matanya tidak pernah redup, ia membongkar isi tas bergambar astronot itu, mencari sesuatu yang ingin ditunjukkan. Sedangkan yang di panggil sedari tadi hanya geleng-geleng lalu lanjut menggambar sesuatu.

"Lihat! Aska dapat good job dali Miss Anna, katanya gambal Aska bagus." Kertas persegi panjang itu dibentangkan, menunjukkan hasil gambar nya dengan gembira.

Matanya melirik hasil gambar sang adik, jika boleh jujur gambar itu sangat jelek, acak-acakan pula. Tawanya hampir meledak jika saja dirinya tidak melihat binar mata adiknya mulai meredup.

"Good job buat Aska." Tangan kecil itu terangkat mengusap kepala adiknya dengan lembut.

Kepala Aska terangkat, wajahnya yang awalnya sedih berubah senang. Dagunya terangkat dengan sombong, "iya kan? Gambal Kak Asha pun kalah sama gambal Aska. Besok kalo Aska udah jadi astlonot, gambal ini bakal Aska bawa ke bulan. Bial seluluh alam semesta liat gambal bagus Aska."

Arka tepuk tangan sambil menggelengkan kepala. Lihat bagaimana wajah tengil Aska yang berdiri di depannya dengan bertolak pinggang, kedua matanya penuh akan ambisi.

Kembali pada kenyataannya, Aska menoleh pada saudaranya, "Aka gambal apa? Ini apa?"

Seolah sudah lupa dengan kelakuannya tadi, Aska sibuk dengan peralatan gambar Arka. Prinsip Aska itu, yang terpenting Arka mengakui pencapaiannya.

"Ini? Kata Kak Arsha ini buat ngelukis, ini kuas nya, yang itu cat warna nya." Tunjuk Arka pada benda yang di pegang Aska.

"Mau coba? Tadi Kak Arsha udah ajarin caranya."

Aska mengangguk antusias, ia ingin mencoba juga. Bocah kecil itu selalu penasaran pada hal baru.

Arka tersenyum, kemudian mengambil kanvas ukuran sedang. Beberapa warna di tumpahkan pada palet, ia melirik Aska yang diam memperhatikan.

"Eit, jangan pakai tangan! Pakai kuas ini." Arka menahan tangan Aska yang hendak menyentuh warna-warna yang sudah di taruh nya.

Aska itu bandel, mana mau mendengar siapapun. Jadi ketika Arka sibuk melukis sesuatu, ia dengan senyum nakal nya  menyentuh cat warna itu.

ASKA (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang