2

592 47 4
                                    

“Terkadang jadi nakal itu cuma untuk pelampiasan masalah. Jadi, ngga salah kan kalo nakal?”

-ASKA-



~Happy Reading~



Suara tepuk tangan dan teriakan memenuhi pinggir jalanan yang sepi tanpa sepeda motor maupun mobil yang lewat. Seperti biasa, mereka semua akan mencari jalanan sepi untuk mencoba kecepatan motor masing-masing. Motor besar Aska berhenti tepat di hadapan teman-temannya dengan tarikan rem yang kuat.

Aska menarik kaca helm nya ke atas, "yon, naik!"

"Lah apaan tiba-tiba gue disuruh naik," ucap Dion dengan jari telunjuknya menunjuk dirinya.

"Naik aja, susah banget sih," ujar Reno sambil tangannya mendorong Dion.

"Perasaan gue ngga enak." Dion menoleh ke belakang melihat teman-temannya melambai ke arahnya.

"Enak in aja, sana hus hus." Gio mengusir Dion agar secepatnya naik.

Dion meneguk saliva nya susah payah, matanya memicing ketika teman-temannya tersenyum mengejek, ia berdoa agar selamat.

"Tuhan, kali ini apapun ulah Aska, tolong tempatkan aku di surga ya."

Dion naik ke atas motor setelah berdoa, sedangkan Aska yang melihat kegugupan Dion hanya terkekeh dibalik helmnya.

"Siap, yon?"

"Ya, tapi jangan ngebut-ngebut, gue belum siap ma—AAAAASKAAA."

Belum saja temannya selesai bicara, sudah ditarik saja gas nya oleh Aska. Di sisi lain, teman-temannya yang melihat itu langsung berteriak heboh, lebih tepatnya mengejek Dion yang sedang memeluk Aska erat.

"ASKA SIALAN LO YAAA!!"

"GUE BELUM MAU MATI ANJIR!! WOEEE ASKAA, LU DENGER GUE NGGA SIH, PELAN-PELAN!"

"ASKAAAA, GUE LEBIH TUA YA DARIPADA LO. NURUT NGGA LO SAMA GUE!"

"KALO MAU MATI JANGAN NGAJAK-NGAJAK DONG NYET"

"ALLAHUAKBAR! HATI-HATI LU NABRAK BEGO. MAMAAA DION MINTA MAAF, MAA"

Aska yang tertawa dibalik helmnya tentu puas melihat Dion ketakutan, jarang-jarang dirinya mengerjai anak ini, tentu ini sebagai pembalasan kejadian satu bulan lalu. Teriakan Dion ia anggap angin lalu, tidak peduli, sekali-kali ingin membuat anak ini jantungan.

Dion memukul keras pundak Aska yang tidak mau mendengarnya, malah menambah kecepatan. Aska yang dipukul hanya meringis, masalahnya pukulan Dion itu kuat.

"Diem anjir, kita bisa jatuh." Ucapan Aska barusan di dengar oleh Dion.

"LO LAGI NGAJAK GUE MATI KAAA, MASA GUE DIEM AJA SIH, KALO MAU MATI TUH JANGAN NGAJAK-NGAJAK, TUHAN GUE PUNYA NERAKA NJIR"

Di sisi lain pula, teman-temannya yang sibuk memantau hanya mendengar teriakan Dion yang tidak terlalu jelas

"Tebak, Dion bakal trauma atau ngga?"

Semua menatap Nio, kemudian membentuk pose seolah-olah sedang berpikir keras.

"Trauma sih engga ya, paling tobat," ujar Reno.

"Paling sih jadi patung bentar dia."

••

Dion duduk bak patung di antara teman-temannya yang ricuh memesan bakso, setelah masa-masa yang hampir membuatnya menemui Tuhan. Pikirannya masih kosong, bahkan kini kakinya pun masih bergetar sampai tadi harus di gotong teman-temannya.

ASKA (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang