“Dunia tidak selalu tentang kita, jadi tetap lanjutkan kehidupanmu apapun yang terjadi”
-ASKA-
~Happy Reading~
"Aska masih hidup."
Tangan yang memegang kuas itu dengan lihai menari di atas kanvas, mengotori tempat putih itu dengan warna-warna indah.
"Saya rasa kalian sudah menguburkan dia bertahun-tahun lalu."
Warna demi warna ditimpa di atas kanvas, menciptakan karya seni indah. Matanya fokus pada kanvas, memperhatikan setiap detail dengan baik.
"Ya! Tapi, dia masih hidup bukan?"
Matanya beralih menatap cermin, lebih tepatnya pada bayangan yang menjadi objek lukisannya. Surai hitam itu beterbangan karena angin yang menyusup masuk dari jendela yang sedikit terbuka.
"Arka oh Arka, kenapa begitu panik? Saya tanya sekarang, bagaimana menurut kamu?"
Kuas kecil itu terlempar ke lantai dengan keras. Matanya menatap lukisan yang baru saja dibuatnya, tangannya terkepal. Ia meraih pisau palet di dekatnya, dengan kuat ia menekan pisau yang dikhususkan untuk mencampur cat itu pada kanvas hingga bagian tengah kanvas tersebut robek.
"Tuan Muda."
Arka melirik dari ekor matanya, dari suaranya pun Arka tahu siapa yang memasuki kamarnya.
"Ada apa Tuan Muda memanggil saya?"
Arka berdiri menyingkirkan kanvas yang robek dengan kanvas yang baru. Rian menunggu jawaban tanpa protes, ia perhatikan majikannya itu yang tengah sibuk dengan hobinya, melukis. Rian perhatian lukisan yang telah dirusak dengan sengaja itu.
"Arka mau Om selidiki tentang Aska." Arka mengambil palet baru, ia menumpahkan beberapa cat warna dan mencampur untuk menciptakan warna lain.
"Apa tidak sebaiknya kita beritahu Tuan tentang ini, Tuan Muda?" Rian mencoba memberi saran, karena menurutnya ini bukan masalah kecil.
"Nggak perlu." Arka mengambil kuas bersih, tangannya mulai menggerakkan kuas di atas kanvas.
"Saya tidak yakin Tuan Areas tidak akan mengetahui tentang hal ini."
Arka terkekeh, tangannya menekan kuas pada palet, "Om bukan orang bodoh, harusnya Om tau apa yang harus Om lakuin."
Arka menatap lurus ke depan ketika tidak mendengar balasan apapun dari pengawalnya itu, "cukup selidiki tentang dia, Om paham?"
Rian mengangguk pelan, "baik Tuan Muda."
Arka memutar bola matanya malas, seharusnya sejak tadi Rian mengatakan itu agar Arka tidak perlu buang-buang energi dengan meladeni pria itu.
"Arka, sayang."
Gerakan tangan Arka terhenti ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Pintu sudah terbuka, menampilkan Liana yang tersenyum dengan beberapa potong buah di piring serta jus.
Genggamannya pada kuas semakin kuat. Arka menghela nafas, ia kemudian membalikkan tubuh, memberikan senyum cerah kepada sang ibu.
![](https://img.wattpad.com/cover/369854710-288-k951739.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKA (New Version)
Teen FictionBebas, kata yang mendeskripsikan serta populer dalam diri Aska. Dimana dia bebas melakukan apa saja dalam hidupnya tanpa ada kata aturan terselip disana. Tentu banyak yang ingin seperti Aska yang hidupnya bebas dari kata aturan, bebas melakukan kena...