20] Wolfie Boy

52 4 0
                                    

Tangannya dengan cepat mematikan seluruh komputernya, tubuhnya bergerak gelisah dengan tangannya yang sibuk membereskan barang-barang.

Setelah kejadian kemarin sore, ia menjadi cemas setelah dibuntuti oleh orang yang tidak dikenali. Dan setelah banyak pertimbangan, ia akan pergi bersembunyi ke suatu tempat selama beberapa saat hingga ia merasa keadaannya aman.

Untuk saat ini ia hanya membawa barang-barang yang ia perlukan saja, setidaknya sampai keadaannya aman nanti, baru ia akan kembali ke apartemennya. Tak lupa ia memasukkan laptop dan buku-bukunya ke dalam tas.

"Tapi siapa orang itu? Kenapa dia mengejarku?" Gumam pemuda itu bingung, ia terdiam sejenak sampai akhirnya menyadari sesuatu.

"Jangan-jangan—orang suruhan Kavelle?!!" Serunya tak percaya.

Dor! Dor!

Suara pintu apartemennya yang digedor membuatnya terkejut setengah mati, dengan cepat ia membereskan barang bawaannya kemudian berlari ke kamar dan membuka jendela. Napasnya tersengal namun rasa takutnya semakin memuncak ketika mendengar pintu apartemennya berusaha didobrak.

Mati atau tidak, setidaknya ia harus keluar dari sana. Dan sedetik kemudian, dengan nekat ia melompat dari balkon flat.

Brukk!!

"Akhh," ia meringis keras begitu tubuhnya jatuh menyentuh tanah. Rasa sakitnya hampir membuatnya kehilangan kesadaran, namun ia tidak punya waktu untuk itu, dengan sekuat tenaga ia mencoba untuk bangun.

"Sepertinya lebih mudah untuk menyerahkan diri daripada harus melompat dari jendela kamarmu," celetuk seseorang membuatnya terkejut.

Sial, itu pria yang kemarin menguntitnya.

Pemuda itu langsung bangun dan lari dengan cepat, sementara Yoshi menghela napas lelah, kenapa pekerjaannya begitu berat hari ini.

"Dia lari ke arah timur dari posisi kalian sekarang," ucap Yoshi kemudian berlari mengejar pemuda tersebut.

Dengan kecepatan lari dan rasa sakitnya, ia berusaha untuk pergi ke arah keramaian, untuk memudahkan dirinya menghindar dari ditangkap.

Pemuda itu berlari hingga telah berada di keramaian, dan berhenti sejenak seraya menatap ke arah sekitarnya. Walaupun tidak terlihat lagi orang yang mengejarnya, ia yakin jika masih dalam jangkauan pengejaran, tetapi tubuhnya sudah tidak kuat untuk berlari lebih jauh.

"Sakit sekali," lirih pelan dengan nafas tersengal.

"Itu sebabnya, bukankah lebih baik menyerahkan diri daripada terus kabur?" Yoshi muncul begitu saja di hadapan pemuda tersebut, membuatnya melotot terkejut. Ia pun langsung berbalik lari.

Namun dengan cekatan, Yoshi segera menendang lutut pemuda tersebut membuat sang empu tersungkur. "Tidak ada tempat untuk kau bisa bersembunyi dariku," ucap Yoshi kemudian memukul kepala pemuda itu.

"Target sudah ditangkap."

***

Doyoung merebahkan dirinya di sofa dengan nyaman, akhirnya ia bisa kabur dari rumah dan pergi ke markas. "Aku harap bisa tinggal disini selamanya," ucap Doyoung.

Ia pun menyalakan saluran televisi, kemudian membuka laptop dan bukunya, waktunya untuk mengerjakan tugas kuliahnya yang sudah ia tunda sejak kemarin.

"Dalam rangka acara Asian Games yang kembali diselenggarakan di Jepang, acara pembukaan akan dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2051 mendatang di Tokyo. Acara ini akan digelar dengan—

"Jepang, bukankah seharusnya ada hal menarik disana?" Gumam Doyoung begitu memperhatikan saluran berita di televisi.

Tiba-tiba saja ia terpikirkan untuk menelpon Yoo Jimin, tangannya pun meraih ponselnya dan segera menelpon wanita itu. Cukup lama untuk dijawab sampai suara Yoo Jimin terdengar di telinganya.

'Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang