Halo, gimana kabarnya?
#Joanlisatimeskip
•••
{Sampai Jadi Debu}
•••
Alisa sudah pernah bilang belum, apa alasan dia jatuh cinta pada Joan?
Sebenarnya, Alisa nggak tahu hal spesifik apa yang bisa dijadikan alasan mengapa dia jatuh dan mencintai Joan.
Sebelum bertemu dengan Joan, Alisa tabu soal perasaan, soal rasa suka dan cinta monyet remaja.
Tumbuh ditengah perceraian orangtua, kadang kala Alisa sanksi buat jatuh hati. Takut patah dua kali, takut lukanya makin dikoyak, makin digali.
Ketika tidur siang jadi beban buat anak seusianya, Alisa harus belajar merelakan hal yang nggak dia pahami. Merelakan rumah, tanpa Ayah.
Perihal; kenapa?
Kenapa Ayah nggak lagi jadi rumah?
Kenapa pulangnya Ayah, bukan lagi pada Alisa dan Mama?
Kenapa bertemu dengan Ayah harus terjadwal satu minggu sekali?
Kenapa dirinya seperti bola yang dioper sana sini?
Banyak kenapa yang dipertanyakan. Kepala kecilnya dirundung bingung tanpa penjelasan.
Perihal; sosok Ayah yang mulai pudar eksistensinya.
Mama bilang, jika Mama dan Ayah sudah nggak bisa lagi hidup bersama dalam satu rumah. Alisa bingung, lantas, dia harus pulang kemana, pada siapa? Sebab rumah yang Alisa ketahui adalah Mama dan Ayah.
Alisa cuma bisa terdiam bingung ketika Mama dan Ayah bertanya; “La mau ikut Ayah atau Mama?”
Alisa kecil yang memanggil dirinya sebagai La; Lalisa, nggak tahu harus jawab apa. Seenggaknya dia diberi kisi-kisi sebelum diberi pertanyaan paling sulit di dunia, kan?
Maka, ketika ribuan jam Alisa habiskan untuk dengar tangis tertahan Mama dipukul satu malam, tatap potret Ayah bersama perempuan yang jadi tempatnya pulang, sosok rumah yang bukan lagi Mama, dia paham bahwa rumahnya sudah nggak lagi utuh. Bahwa, cinta yang diagungkan itu ternyata bisa jadi sumber luka juga.
Alisa tumbuh hanya dengan satu sisi kasih sayang. Ayah yang biasanya menjemput setiap akhir pekan, mulai renggang. Terkadang menjadi dua minggu, satu bulan, bahkan berganti tahun. Eksistensi Ayah mulai pudar hadirnya.
Alisa bahkan merasa bahwa dia cuma punya Mama. Sosok Ayah memang ada, tapi Alisa kehilangan peran Ayah sepenuhnya.
Ketakutan akan jatuh cinta mulai dirasanya. Mereka bilang, Ayah adalah cinta pertama seorang putri. Namun, bagi Alisa, Ayah adalah patah hati pertamanya. Dia kalah oleh cinta yang lain, seorang putri yang mengharuskan kasih sayang Ayah terbagi.
Alisa bangun batasan supaya jangan jatuh terlalu dalam. Namun, semuanya runtuh ketika dia bertemu—jatuh cinta pada Joan.
Diantara barisan para mantan, cuma Joan yang buatnya penasaran.
Cuma Joan, yang buatnya berani untuk titipkan hati. Untuk jatuh cinta.
Laki-laki sederhana yang banyak takutnya.
Alisa nggak tahu kenapa dia jatuh pada Joan. Alisa juga nggak tahu sejak kapan hatinya mengingkari ikrarnya soal jangan jatuh cinta terlalu dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Boyfriend [SELESAI]
Humor"Boyfie sialan! Gue benci lo! Gue sumpahin lo bisu beneran! Kita putus!" ... Kejadiannya sudah lama sejak Alisa bertemu pacar misteriusnya. Hari itu, masih melekat jelas dalam ingatan Alisa saat pertama kali mereka bertemu. Kala itu, Alisa terjatuh...