Hari kedua menjadi jurnalis di Media Indonesia tidak terlalu membebani pikiran Gianna. Sejauh ini ia masih terbilang cukup santai dengan tugas yang diberikan atasannya. Khusus hari ini seperti yang sudah diinfokan di grup, Gianna akan mendapatkan pelatihan liputan, menggunakan alat kerja serta pelatihan dasar bersama rekan berbeda devisi yang lain mengenai kebijakan perusahaan.
Dalam perusahaan ini, rapat redaksi terjadwal seminggu sekali ... tepatnya pada hari ini di malam hari. Bayangan Gianna saat ini ialah ketika selesai pelatihan dan rapat maka keesokan hari sudah pasti ia langsung mendapatkan tugas sungguhannya. Memikirkan tanggung jawab menjadi seorang jurnalis hanya membuat kepala Gianna mendidih ... mulai detik ini dan berikutnya Gianna berjanji akan menjadi seseorang yang cepat, cekat, dan teramat sabar.
"Pagi, Gi. Tumben nggak telat," Rasti yang baru saja datang kini menghampiri Gianna dengan menampilkan wajah hari seninnya.
"Ya masa telat mulu sih Mbak? Lagian kemarin itu jiwaku masih terperangkap di rumah karena kelamaan nganggur ... jadi telat deh."
Rasti hanya membalas dengan tawa ringan, "Oh ya Gi, kamu udah baca grup kan? Besok kita ada liputan cuman belum tau mau dilempar ke mana, jadi inget yo jangan pulang dulu!" tunjuk Rasti seolah memata-matai Gianna.
"Aman, Mbak. Ngomong-ngomong tim kita siapa aja namanya, Mbak? Yang cowok itu tuh yang rambutnya bentuk comma hair, udah ada pacar belum ya?"
Segera Rasti melempar bulatan kertas kecil ke arah Gianna. Jika pepatah mengatakan janganlah menilai seseorang dari covernya saja, maka jelas Rasti akan menentang. Baginya yang paling benar adalah jangan menilai seseorang berdasarkan hari pertamanya saja, karena Gianna yang di awal ia anggap pendiam dan menutup diri, ternyata sekali bergerak mengincar suami orang.
"Husssh!! Mulut mu itu loh Gi! Dia udah punya anak dua loh," timpal Rasti.
Gianna buru-buru menutup mulutnya dengan kedua tangan, takut ceplosan barusan didengar pegawai lain yang baru berdatangan, "Kan aku nggak tau, Mbak!" tawa Gianna sebentar.
"Tergantung arahan sih, Gi. Kalau kita liputan daerah bisa lima belas sampai dua puluh lima orang satu tim. Mungkin digabung sama tim lain juga. Tapi untuk tim inti kita ada sepuluh orang," jelas Rasti pada Gianna.
Selang beberapa menit Gianna mulai dipanggil untuk mengikuti latihan liputan. Digabungkan dengan anggota baru di tim dan devisi yang berbeda membuat Gianna kembali mengaktifikan silent modenya.
***
Malam ini terasa begitu intens seolah ketegangan terus menyelimuti Gianna selaku karyawan baru. Topik pembicaraan di meja rapat malam ini terkesan sangat memburu. Masing-masing anggota saling beradu pendapat tentang apa yang harus diberitakan kedepannya. Dalam hati, Gianna hanya berharap ia tidak dikirim keluar dari kota Jakarta.
"Kalian tahu bahwa minggu lalu terdapat kecelakaan maut menimpa tiga puluh empat orang di daerah Jawa Tengah. Kita juga sudah mengerahkan tim untuk langsung meliput kejadian tersebut, mungkin besok akan ada tim yang diarahkan untuk meliput pasca kejadian."
Semua sepakat dengan pernyataan Gavian selaku ketua redaksi. Berikutnya ia mempersilahkan beberapa jurnalis baru secara bergantian untuk melaporkan update lapangan agar bisa diberitakan. Dimulai dari jurnalis baru yang duduk di sisi sebelah kiri hingga berakhir di Gianna.
"Saya memiliki beberapa update baru yang saya amati melalui media sosial beberapa hari terakhir di Jakarta, Pak. Salah satunya mengenai rekontruksi pasar di daerah Jakarta Timur dan sepertinya akan menimbulkan tingginya angka pendapatan dilihat dari banyaknya masyarakat yang tertarik untuk datang karena rumor diskon besar-besaran," jelas Gianna mendetail. Ini adalah salah satu daftar obeservasinya yang ia lakukan kemarin dengan Wila.
"Izin menambahkan, Pak. Saya setuju dengan observasi dari Gianna. Jika kita pergi meliput berita ini, ada kemungkinan besar hal ini menjadi daya tarik bagi audiens dari segi implikasi ekonomi maupun relevansi sosial," Gianna tersenyum lega ketika salah satu anggota redaktur menyetujui observasinya.
"Kapan pasar itu dibuka?" tanya Gavian.
"Hari—"
"Saya bertanya kepada anggota redaktur," belum sempat melanjutkan kalimatnya, Gavian memotong ucapan Gianna. Hal ini menimbulkan rasa jengkel baginya ... padahal ialah orang yang memberikan informasi ini pertama kali.
"Menurut pengamatan saya, pasar itu akan dibuka besok, Pak. Tapi saya baru mengetahui beberapa informasi saja mengenai pasar ini. Mungkin Gianna bisa menambahkan informasi lebih akurat lagi."
Gavian mengangguk dan menyetujui, "Baik. Saya menyetujui semua topik yang akan kita liput beberapa hari ke depan. Saya meminta redaktur serta koordinasi liputan berdiskusi sejenak untuk mengarahkan tim dalam liputan besok."
Setelah Gavian menyetujui semua topik, ia memberikan ruang bagi anggota redaktur dan koordinasi mendiskusikan hal ini lebih lanjut. Beberapa saat setelah anggota redaktur berdiskusi, Gavian kembali memimpin rapat.
Benar saja, observasi Gianna kali ini membuahkan hasil menyenangkan. Ia dan timnya tidak dikerahkan untuk meliput keluar dari Jakarta.
"Berdasarkan keputusan anggota redaktur, tim kamu—" ujar Gavian menunjuk Gianna, "Akan ditunjuk untuk meliput rekonstruksi pasar di Jakarta Timur besok. Saya ingin laporan lengkap mengenai suasana pasar, respon masyarakat, dan implikasi ekonomi dari rekonstruksi ini," ujar Gavian menekan.
Gianna mengangguk, merasa antusias dan siap dengan tugas yang diberikan walaupun sempat jengkel beberapa saat lalu.
"Dimas, pastikan koordinasi dengan Gianna mengenai detail liputan ini. Kita butuh wawancara dengan beberapa pedagang dan pengunjung untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih komprehensif. Jangan lupa untuk mengambil banyak footage dan foto yang bisa digunakan untuk berbagai platform kita," tambah Gavian tegas.
"Baik, Pak. Akan kami koordinasikan segera," jawab Dimas sambil mencatat arahan tersebut.
Topik kemudian beralih ke bagian budgeting, "Mengenai anggaran, saya telah mengalokasikan dana tambahan untuk liputan ini. Pastikan semua kebutuhan transportasi, akomodasi, dan peralatan liputan terpenuhi. Bagi tim yang membutuhkan sesuatu mendesak, jangan ragu untuk segera melapor di grup."
"Terima kasih, Pak. Kami akan memastikan liputan berjalan lancar dan lengkap," jawab anggota lain dengan semangat.
"Baiklah, kita tutup rapat malam ini. Saya ingin update semua tim besok pagi sebelum tim berangkat. Pastikan semua persiapan sudah matang," kata Gavian sebelum menutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
See U on The Next Progress
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA!] Bercerita tentang Gianna Restiva sebagai jurnalis di Media Indonesia, perusahaan media massa terbesar nomor tiga se Indonesia. Gianna hanya menjalani hari-hari seperti biasa dalam bekerja .... mencari berita, membuat berita da...