"Dalam kurang dari sepuluh menit sudah ada yang berhasil menemukan spender nomor satu The Night Club hari ini! Waduhh ... Mbaknya gerak cepat juga ya."
"Silahkan berikan satu kunci vip untuk pemenang penemu top spender vip kita! Enjoy your table Ma'am!"
Gianna memperhatikan lebih detail apa yang telah terjadi kepada dirinya. Tidak! Ia menyadari satu hal aneh namun segera menepisnya! Hingga bartender di hadapannya membuyarkan lamunan Gianna.
"Silahkan," bartender itu memberikan sebuah kunci kamar dengan menggantungkan tulisan vip di samping kunci tersebut, "Maaf saya nggak pesan kamar, Mas," sahut Gianna lagi yang masih senantiasa menahan tubuh Gavian agar tidak menyentuh tubuhnya.
"Ini kunci untuk membuka akses vip di rooftop club sebagai reward dari kami karena anda berhasil menemukan Mr G."
Lagi dan lagi Gianna terbuat menganga kebingungan. Lantas ia melirik mencari sesuatu di sekitar tubuh Gavian, mendekatkan wajahnya untuk menemukan sesuatu, benar saja ... ia baru ingat mengenai top spender tadi.
"JADI PAK GAVIAN ITU MR G??!" Gianna membuka mulutnya lebar, stres! Seperti orang pada umumnya ... begitulah pikiran Gianna sekarang mengenai sang atasan. Untuk apa Gavian mengeluarkan uang segitu banyak hanya buat mengkonsumsi minuman keras?
"Mas, dia—" Gianna menunjuk ke arah Gavian, "Beneran beli minuman sampai tujuh puluh juta?" tanya Gianna penasaran.
"Benar. Mr G yang menjadi top spender malam ini. Beliau tadi datang sama beberapa kerabatnya, namun mereka sekarang berpencar."
Gianna mengangguk mengerti, ia kemudian memandang kunci vip itu sejenak, mencoba mengumpulkan pikirannya, “Baiklah kalau begitu,” jawab Gianna pelan, ia harus cepat memahami kondisi meski rasa bingung dan gelisah masih terbayang di wajah lelahnya.
“Kalau bisa, tolong arahkan saya ke tempat ini,” pintanya pada bartender sambil menunjuk kunci yang tadi diberikan. Bartender mengangguk dengan senyum penuh pengertian dan memberi tahu Gianna jalan menuju pintu yang mengarah ke area vip di rooftop club. Gianna mengutuk dirinya sendiri karena dengan kurang ajar bersentuhan dengan Gavian yang posisinya adalah atasan sekaligus pasangan Wila, sahabatnya. Namun ... mau bagaimana lagi, ini resiko yang harus ia terima sebagai bentuk pertanggung jawaban karena ingin menegur Gavian tadi.
Gianna melirik Gavian yang sepertinya sudah benar-benar tidak sadarkan diri. Ya baiklah, untungnya Gavian tidak sedang dalam keadaan sadar, Gianna hanya perlu menaruh Gavian di tempat yang akan ditujunya lalu pulang ke rumah dengan keadaan tenang. Nyatanya walau sudah memikirkan rencana secara matang, pikiran Gianna terus berputar tentang bagaimana ia harus menghadapi situasi ini dan apa yang akan terjadi setelahnya.
Sampai di sebuah pintu kaca besar, Gianna dapat melihat pemandangan di sebrangnya. Pelayan yang melayani kedatangannya lantas membukakan pintu tersebut dan membiarkan Gianna masuk sambil memapah Gavian di sebalah kanannya.
"Permisi, apakah Anda memerlukan bantuan?" dirasa ia sudah sangat tidak kuat mamapah Gavian lagi, Gianna mengiyakan tawaran tersebut.
Rooftop dengan lebar yang cukup luas disertai dengan meja persegi dengan ukuran cukup besar. Tidak hanya itu, berbagai jenis minuman asing di penglihatan Gianna pun ada di sana, lampu hias yang meremang membuat Gianna mampu melihat pemandangan gedung-gedung perkantoran yang mengeliling club ini. Di sini tidak banyak pengunjung seperti di lantai utama, ya—mungkin alasan lebih logisnya karena ini adalah ruangan vip. Fasilitas yang disediakan pun terlihat lebih mewah, lengkap, dan cukup berkelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
See U on The Next Progress
Romans[FOLLOW SEBELUM BACA!] Bercerita tentang Gianna Restiva sebagai jurnalis di Media Indonesia, perusahaan media massa terbesar nomor tiga se Indonesia. Gianna hanya menjalani hari-hari seperti biasa dalam bekerja .... mencari berita, membuat berita da...