Club

95 82 10
                                    

Hal yang harus disyukuri setelah menjadi seorang yang baru terjun di dunia kerja kembali dan langsung mendapat lembur pertama adalah kenyataan bahwa bos yang membuat pusing itu kini cuti selama tiga hari ke depan. Tidak dapat dipungkiri mood Gianna saat ini lebih membaik dari pada hari-hari sebelumnya. 

Gianna menutup laptopnya dengan memasang wajah senyum secerah pagi hari, padahal jam telah menunjukkan pukul sembilan belas lewat empat puluh enam menit yang artinya beberapa menit lagi sudah waktunya Gianna untuk pulang. 

"Ada yang seneng banget nih keliatannya," sindir Salsa pada Gianna. 

Gianna tetap mempertahankan senyum cerahnya, "Liputan deket dan udah selesai, naskah udah selesai sebelum jam pulang, siapa coba yang nggak seneng, Mbak?"

"Yakin, Gi karena itu? Bukan karena Pak Gavian cuti tiga hari ke depan, kan?" Gianna semakin mengukir senyumnya yang kini ikut menyipitkan mata. 

"Ah nggak kok, Mas. Aku seneng Pak Samuel mimpin redaktur lagi, ya, walaupun agak kasihan ngeliat dia habis jatuh dari tangga," Gianna memasukkan barangnya ke dalam tas, nyatanya pernyataan Wisnu tidak sepenuhnya salah, ia lebih bersyukur karena dirinya tidak akan mengalami lembur lagi bahkan dalam tiga hari ke depan. Kini ia benar-benar merasa Tuhan mengabulkan isi hati terdalamnya. 

"Eh tapi Pak Muel kasian sih, habis kena musibah harus terpaksa masuk sama bos besar," ungkap Salsa sedih. 

"Iyo, tapi kenapa yo Pak Bos cuti mendadak? Terakhir dia ambil cuti dua tahun lalu karena kerabatnya meninggal, toh?" sahut Rasti ikut bertanya. 

"Lo yang senior kita aja nggak tau, Ras, apalagi kita-kita!" ikut Satria menimbrung. 

Semuanya kembali diam. Entah sedang berkutik dengan masalah masing-masing ataupun sedang berkutik dengan pendapat masing-masing mengenai alasan mengapa Gavian cuti tiga hari ke depan, intinya apapun itu Gianna sudah diuntungkan. 

Ting

Media Indonesia
Anda, Pak Samuel, Rasti, Salsa, dst..

+62xxx xxxx xxx
Saya tetap tunggu perilisan berita terkini secepatnya, tolong segerakan progress kalian karena media kita hampir menghadapi late update dengan media lain.

Serentak semua pandangan tertuju dengan ponsel masing-masing. 

"Lagi cuti masih aja ngurusin kerjaan berita," gumam Gianna dalam hati. 

"Masih aja si bos mastiin progress," Satria mematikan ponselnya, sepertinya ia mulai terlihat gelisah. Gianna mengalihkan pandangannya ke arah Rasti dan Salsa, memang sedari tadi hanya ia dan Wisnu saja yang mendapatkan sekali liputan dan langsung lanjut membuat naskah berita. Sedangkan Rasti, Salsa, serta Satria memiliki satu liputan tambahan di daerah Bekasi.

"Kenapa, Mbak?" tanya Gianna penasaran ketika mendapati wajah Rasti dan Salsa yang ikut gelisah. 

"Liputan tambahan kita tadi banyak trouble, Gi. Kalau kita tetep dipantau dia, pasti dalam beberapa jam ke depan dia bakal minta kita liputan ulang, yang kita nggak tau kapan waktu pastinya."

Gianna mengangguk setelah mendapatkan penjelasan Salsa. Sekarang dirinya mengerti mengapa wajah mereka bertiga seolah memberikan ekspresi tidak bersahabat. 

BRAK

Wisnu berdiri, meletakkan kedua tangannya di pinggang, kemudian ia tersenyum, "Udah pikirin itu nanti! Si bos kan cuti sampai tiga hari ke depan, otomatis yang handle kita Pak Muel, guys!"

Memang ada perbedaan antara cara seorang atasan menghadapi karyawannya. Samuel cenderung bersahabat, memaklumi, tidak pernah mempermalukan karyawan, bahkan sering memberikan jokes aneh. Gavian sendiri adalah kebalikan dari Samuel, tidak perlu dijabarkan lagi karena intinya perbedaan mereka berdua sangat kontras. 

See U on The Next ProgressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang