Skandal

745 65 0
                                    

[Hanya Fiksi]
.
.
.

"Eo, Haechan-ssi??"

Baru sampai di parkiran dan keluar dari mobilnya, seorang pria nampak terkejut melihatnya.

"Annyeonghasaeyo," sapa Haechan dengan sopan seraya tersenyum lebar.

"No gwenchana? Manajer-manajer mu mencari mu, kau juga tidak menjawab telepon mu?"

Haechan meraba saku celananya, tersenyum canggung. "Nee, ponselku tertinggal."

"Kalau begitu aku naik terlebih dahulu," pamit Haechan lalu pergi setelah membungkuk kecil pada salah satu staff SM.

Sesampainya di ruang latihan, saat ia membuka pintu semua atensi langsung tertuju padanya.

"Yaaa Lee Haechan!!"

Haechan menarik napasnya, menyiapkan mental untuk menerima segala amarah member dan manajer.

Namun, Haechan terkejut saat Mark memeluknya sementara member dan Seo manajer mendekatinya dengan tatapan khawatir.

"W--wae?"

"Haechan-ah gwenchana," tanya Seo manajer.

Apa mereka mengetahui tentang sakitnya? Tapi, Haechan tidak mengira mereka akan bersikap seperti ini.

"Aku... "

"Mwoya, tangan mu kenapa?"

Jaemin menarik tangan Haechan yang diplester bekas infus. Haechan semakin bingung, mengernyit. Mereka tidak tahu tentang sakitnya, lalu apa yang terjadi?

Akhh

Jaemin membuka plester nya membuat Haechan meringis kesakitan. Padahal pelan-pelan bisa, tapi Jaemin melepasnya kasar.

"Bukankah ini bekas jarum? Lihatlah ini, masih sedikit berdarah."

Haechan menarik tangannya paksa dan menyembunyikannya karena Jeno menebak dengan tepat.

"Haechan kau kenapa--"

"Katakan padaku, apa yang terjadi? Aku meninggalkan ponselku."

Seo manajer pun menghampiri Haechan, mengajaknya keluar. "Kalian tunggu di sini, atau berlatihlah terlebih dahulu."

Haechan hanya membuntuti Seo manajer entah akan ke mana. Ternyata ke tangga darurat. Bukan untuk naik atau turun tangga, hanya saja mereka akan berbicara di sana. 

"Tadi pagi ada artikel yang mengatakan kau telah bersikap kasar pada manajer dan membuatnya dipecat."

"Mereka menyebutmu, Idol yang memiliki kepribadian star syndrome."

Haechan menghela napasnya, ia tentu langsung tahu dalang dari artikel kali ini. Ia memang sudah memiliki firasat tentang orang itu sejak awal.

"Bagian Humas sedang mencoba membujuk reporter menarik artikelnya juga menuntut semua yang berkomentar buruk tentang mu."

"Ku pikir dalang di balik ini sudah pasti Park Ri Yan, aku akan menelepon pengacara untuk menuntutnya dan--"

"Tidak perlu Hyung... "

Seo manajer menatap Haechan yang terlihat pucat. "Haechan-ah? Gwenchana? Aniya, Hyung akan melindungi mu."

Lagi-lagi Haechan menggeleng. "Aku tidak ingin memperpanjang masalah Hyung. Sebentar lagi debut ku, aku tidak ingin berurusan dengan hukum aku hanya ingin berlatih untuk debut ku."

"Tapi Haechan-ah... "

"Untuk saat ini, Hyung... Kau mau menemaniku ke karaoke?"

"Mwo?"

"Karaoke. Boleh aku bolos latihan untuk pergi ke karaoke?"














"ijeradu narul ijoyahe!!"

Dengan botol mineral yang tinggal setengah, Haechan merubah ruang latihan itu menjadi ruang karaoke.

Di kondisi seperti ini, tentu saja manajer melarang Haechan keluar yang akhirnya dengan ide Jeno, mereka karaoke di ruang latihan.

"keuron mosup shipchi anketchiman
ajik nal kidarinun na narul ara maumi apaaa~"

"Chaninhan"  "Yeeahhh!!"

Bergantian, Haechan mengarahkan botol mineralnya itu ke member untuk ikut bersenang-senang.

"Yojara"  "Yeahh!!"

"Narul yokhajinun maaaa~"

"Chamshi norul wihe ibyorul tekhan goyaaaaaaaaa~~~"
Dengan seluruh tenaganya, Haechan menyanyikannya dengan nada paling tinggi yang ia miliki.

"Ijinun ma"

"Je sarangul"

"Nonun ne ane isso"

"Giljin anhulkoya sulpumi kagikaji yongwonhi..."

"Haechan."

"Haechan-ah!"

"Haechan!!!"

Musik dimatikan dan mereka semua menoleh ke arah manajer Noona yang mencoba menghentikan kegilaan Haechan. Sebenarnya, Haechan hanya sedang menghilangkan stress saja.

"Kau ke rumah sakit sendirian?"

Mendengar pertanyaan manajer Noona pun membuat member terkejut. Jadi plester di tangan Haechan adalah bekas infus?

"Nee.. hanya sedikit pusing."

"Apa kata dokter?"

"Aku baik-baik saja Noona--"

"Katakan apa kata dokter Lee Haechan!"

Kali ini bukan manajer Noona, Mark yang mendesak Haechan. Haechan menghela napasnya, tidak bisa menyembunyikannya lagi.

"Tekanan darah rendah," jawab Haechan jujur.

"Markeu-ya, kau bisa lanjutkan latihan kalian. Haechan, kau ikut dengan ku."

"Kemana?"

Haechan mencoba menolak, ia tidak ingin pulang untuk istirahat karena ia sungguh sudah merasa baik-baik saja.

"Rapat," jawab manajer Noona diluar dugaan.

"Hanya Haechan," tanya Jaemin.

"Eoh. Ini adalah tentang solo Haechan, karena itu hanya Haechan."

Mendengar jawaban manajer Noona membuat Haechan menegang. Tidak, jangan ubah apapun.

"Hyung... "

"Aku akan kembali Jisung-ah," ujar Haechan melepas tangan Jisung yang mencekal tangannya.

Dengan pelan, Haechan pun mengikuti manajer Noona menuju ruang rapat. Semoga tidak ada apapun yang penting. Tapi, jika tidak ada yang penting tidak akan ada rapat dadakan.

Haechan segera menggelengkan kepalanya, ia tidak boleh berpikiran negatif. Tidak akan ada hal buruk yang terjadi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Hug Me : Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang