AKHIR CINTA SANG PENDEKAR

25 0 0
                                    

Lww ...
----------
AKHIR CINTA SANG PENDEKAR
#opini212
#whatifDepe
°
Bagi Sablenger's, Wiro Fans, Wiro Lovers, atau apalah sebutannya bagi penggemar Pendekar 212, mungkin hal yang paling ditunggu adalah tentang gadis mana yang pada akhirnya mendampingi Sang Pendekar. Mengingat, sampai akhir kisah perihal itu belum terjawab karena berpulangnya Sang Penulis_Bastian Tito. Siapa dari banyak pendekar cantik nan tangguh yang layak bersanding di pelaminan dengan Pendekar dari Gunung Gede itu? Mengingat, sepanjang seratusan lebih seri Wiro, ada lusinan bahkan mungkin kodian gadis yang dekat dengan pemilik rajah 212 di dadanya ini.

Tidak sedikit yang memilih Anggini atas dasar murid Dewa Tuak inilah gadis pertama yang digadang-gadang bahkan, dijodohkan oleh guru dari pendekar bersenjatakan Selendang Sutra Ungu itu untuk Wiro. Ada yang memilih Dewi Bunga Mayat mengingat cinta pertama Wiro, jatuh pada gadis dari alam roh ini. Hanya saja, pilihan ini sedikit mustahil karena gadis yang bertemu dengan Wiro pertama kali di Kedai Aki Sukri ini, sudah dead alias mati.

Ada juga yang menjodohkan dengan Puti Andini. Gadis Andalas murid Tua Gila_Pendekar yang konon satu guru dengan Sinto Gendeng. Sayang, Si Dewi Payung Tujuh pun tidak berumur panjang. Nasibnya berakhir tragis di tangan musuh bebuyutan Wiro Sableng, Si Pangeran Matahari. Seorang tokoh golongan hitam yang namanya apabila disingkat ngalahin singkatan gelar orang yang fotonya banyak di baliho beberapa waktu lalu. PSC.SA.SI.SL.SC.
Pangeran Segala Cerdik, Segala Akal, Segala ilmu, Segala Licik, Segala Congkak.

Selanjutnya, nama yang masuk list adalah wanita anggun bernama Ratu Duyung. Pendekar setengah manusia setengah ikan akibat kutukan ini, bahkan sudah mendapat restu dari Sinto Gendeng bahkan, acc Ki Gede guru dari Si Sinto. Pun, restu dari Bunga.

Namun, paling banyak penggemar Wiro, memilih Bidadari Angin Timur_pencemburu yang di film versi Vino diperankan oleh Marsya Timothy. Si Wangi berambut pirang dan berlesung pipit inilah yang dianggap paling pas mendampingi Pendekar 212.

Hanya itu saja? Tidak.
Saat dan paska petualangan Wiro di Latanahsilam, muncul kandidat tambahan lain. Salah tiganya Luh Rembulan, Peri Angsa Putih, dan Purnama.

Masih banyak lagi sebenarnya tapi, yang sering disebut adalah gadis-gadis cantik di atas.

Menurut Ki/Nisanak, pada siapa akhirnya Pendekar yang punya rajah angka 212 ini menjatuhkan pilihannya?

Atau, lebih setuju akan #whatifDepe di bawah ini?
_________________________________________________
°
"Walah!"

Seruan terkejut keluar dari bibir Wiro Sableng begitu menjejakkan kakinya di Gunung Gede.

Di depan gubug di mana ia dulu di gembleng oleh Sinto Gendeng, berdiri megah sebuah bangunan. Pintu bangunan dipasang gapura dari pohon pisang dengan balutan bermacam-macam tumbuhan. Rumbaian janur kuning yang sudah dibuang tulangnya, menghubungkan tiang satu dengan lainnya, di mana batang pisang diikatkan.

Begitu luasnya bangunan berbentuk persegi itu, sampai membuat gubug satu-satunya di puncak Gunung Gede tertutup dari pandangan. Bangunan perpaduan kayu dan bambu itu, diselimuti oleh kain warna putih berseling krem yang dilipat wiru menjuntai sampai ke lantainya. Atap dari susunan rumbia dilapisi kain putih di bagian bawahnya. Sangat serasi dengan hiasan rumbaian berwarna emas selebar satu jengkal yang mengelilingi sisi dalam bagian atas. Di ujung bangunan terdapat sebuah panggung dengan tinggi selutut yang di atasnya ditempatkan kursi pelaminan panjang. Pun, indah dengan ukiran jepara serta hiasan bunga tujuh rupa yang ditata sedemikian rupa. Sementara di kiri kanan_sedikit di depan kursi berdiri dua buah kembar mayang yang berisi beraneka buah-buahan segar.

Sementara di depan panggung berjejer rapi bangku kayu yang diperuntukkan bagi tamu, dan sebelah kiri berjejer meja yang dipersiapkan untuk hidangan prasmanan.

Benar. Bangunan itu, dipersiapkan oleh gurunya untuk hari bahagia pendekar 212. Pernikahannya.

Namun, ia tidak menyangka resepsi pernikahannya akan dibuat semegah itu oleh Eyang Sinto Gendeng dan pendekar-pendekar sahabat gurunya.

"Bagaimana? Kau suka dengan tampilannya?"

Sebuah teguran mengagetkan Wiro. Ketika ia menoleh ke kanan, dilihatnya Eyang Sinto Gendeng sudah berdiri di sampingnya. Wiro hanya cengengesan dan garuk-garuk kepala tanpa terucap sepatah kata pun dari bibirnya.

"Anak Setan!" seru Eyang Sinto, "ditanya bukannya jawab, malah cengengesan! Dasar murid sableng!"

"Bukan begitu, hanya saja ...." jawab Wiro pada akhirnya lantas melanjutkan, "Haruskah sepanjang itu?"

Wiro mengarahkan pandangan ke pelaminan yang diikuti oleh mata perempuan yang punya nama asli Sinto Weni itu.

"Kursi pelaminannya, apakah tidak terlalu panjang?" ulang Wiro menegaskan.

Kalau diperhatikan, pelaminan yang disiapkan memang kelewat panjang untuk sepasang mempelai. Kalau dihitung-hitung, bisa muat delapan orang duduk di sana.

"Sudah! Kau tidak perlu banyak protes!" sanggah Sinto Gendeng. "Ke belakang sana! Kau sudah ditunggu juru rias dan calon istri-istrimu!"

Sinto Weni yang saat itu terlihat berbeda karena sudah mematut diri dengan kebaya dan riasan di wajah, pun wangi dan tidak bau pesing lagi, segera mendorong tubuh Sang Pendekar.

"Tapi_" protes Pendekar yang punya nama asli Wira Saksana itu dengan wajah kebingungan.

"Istri-istri?" gumam Wiro.

"Sudah! Kau jangan banyak bawel! Menurut saja, kau bisa lihat sendiri nanti!"

Usai berkata begitu, Sang Guru yang pada masa mudanya dulu pernah terlibat pusaran cinta segitiga antara dirinya, Nimas Ageng Nyamat, dan Sukat Tandika itu mengibaskan tangannya. Serangkum angin menghantam tubuh Wiro dan membuat tubuh pendekar pemilik Pukulan Matahari itu terjajar ke bagian belakang bangunan.

°
Depok, 150424
#SKdKAS
#flashwayang
Gambar dari @marsurinki/deviantart
________________________________________________

Wiro Sableng 212 ala depeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang