TENTANG WIRO Si PELUNTUR KUTUK

3 0 0
                                    

Lww ....
------------
#opini
.
Ketika dengar nama Ratu Duyung yang terbayang di benak saya adalah sosok wanita yang Kurleb seperti Ratu Pantai Selatan dengan tampilan sedikit muda.

Konon, Sang Ratu ini terkena suatu kutukan yang akan hilang apabila ia digauli oleh bangsa manusia. Dalam kasus ini_tentu saja, Wiro. Si Sableng dari Gunung Gede.
Masa sih, harus begitu?

Entahlah, tapi jauh sebelum Pendekar pemilik rajah 212 di dada ini bertemu dengan Ratu Duyung, ia pernah juga melepaskan kutukan di tubuh wanita dengan cara yang sama.

Kalau saya tidak salah ingat, kisah itu tertuang di judul Purnama Berdarah yang terdapat di bagian closingnya.

--------
“Kau tahu Kemala menyukai dirimu?”
Wiro mengangguk.

“Sekarang kau lihat sendiri Kemalaternyata adalah Ratih Kiranasari.”

“Pantas… pantas dia menyuruh akumenemui Ratih. Ternyata orangnyasama. Dia-dia juga…” Wiro garuk-garuk kepala. “Aku ingat sekarang.Bau harum tubuh Kemala sama dengan wanginya tubuh Kiranasari”

Bujang Gila Tapak Sakti tersenyum.“Sobatku, sekarang kau dengar baik-baik. Ratih Kiranasari akan sadar dari pingsannya jika kau menggauli dirinya…”

Paras Pendekar 212 karuan saja menjadi berubah merah. Matanya melotot. “Gendut, kau jangan bergurau!”

“Aku tidak bergurau sobatku. Ini persoalan hidup atau mati seseorang. Gadis itu telah terlanjurterjebak dalam ilmu hitam. Semua gara-gara tidak ada satu pemuda pun yang mau mencintai dan bersedia dijadikan suaminya. Dalam dirinya muncul dendam. Dendam ini tak dapat dikuasainya hingga dirinya terjebak dalam ilmu hitam. Dia harus membunuh setiap orang yang sedang berkasih­kasihan. Ingat, tiga perempat kehidupan dunia hitamnya telah musnah. Kini tinggal yang seperempat. Obatnya yang aku katakan tadi…”

“Gila!”

“Ini bukan gila! Hanya itu satu-satunya jalan penangkal ilmu hitam agar keluar dari tubuhnya. Aku akan pergi agar kau bisa melakukan apa yang aku katakan!”

“Tunggu!” kata Wiro seraya cepat memegang tangan si gendut.

“Tunggu apa lagi sobatku?” tanya Bujang Gila Tapak Sakti.

“Bagaimana, hemmm… Bagaimana kalau kau saja yang melakukannya?!”

Si gendut tertawa terpingkal-pingkal. “Sobatku, aku sih mau-mau saja. Tapi tidak bakalan mempan! Dia akan tertolong kalau digauli oleh lelaki yang dicintainya. Nah, aku tahu sekali gadis itu mencintaimu. Bukan aku si gajah bunting ini! Nah, carilah tempat yang baik agar kau benar­benar senang melaksanakannya.”

Habis berkata begitu Bujang Gila Tapak Sakti tepuk­tepuk bahu Wiro. Pendekar 212 geleng-gelengkan kepala. Dipandanginya wajah Ratih Kiranasari sementara dirasakannya si gendut masih terus menepuk-nepuk bahunya.

“Gendut,” kata Wiro seraya berpaling pada orang yang tegak di sebelahnya.

Astaga! Ternyata si gendut itu takada lagi di sampingnya. Tetapi anehnya tepukan-tepukan tangannya masih terasa di bahunya! Sadarlah Wiro kalau sebenarnya Bujang Gila Tapak Sakti itu sudah lama meninggalkan tempat itu. Dengan kesaktiannya dia bisa membuat tepukan-tepukan tangan di bahu sang pendekar padahal dirinya sudah berada di tempat lain!

Cahaya bulan purnama semakin terang. Wajah Ratih Kiranasari semakin jelas kelihatan dan tampak bertambah cantik. Dirinya seolah seorang bidadari yang sedang tertidur lelap. Perlahan-lahan Wiro mengangkat tubuh gadis itu.

“Bujang Gila Tapak Sakti!” katanya.“Kalau ternyata kau menipu diriku,akan kucari kau sampai ke langit ke tujuh sekali pun!”

TAMAT
-------
"Kalau ternyata  kau menipu diriku."
Begitu kata Wiro dan untuk membuktikan benar tidaknya, tipuan atau benar adanya, caranya tentu saja mengikuti apa yang dikatakan Bujang Gila Tapak Sakti.
Apakah itu juga yang akan dilakukan oleh Wiro?

Menanam pokok singkong di lahan basah?
.
Depok, [170424](tel:170424)
#SKdKAS
#silatnusantara
_____________________________________________________
°
"Jadi, benar Aden melakukannya?"

"Ha_ha_ha," tawa Wiro pecah ketika Aki Sukri menanyakan hal itu dan dengan pasang muka bodoh, Wiro balik bertanya, "menurutmu?"

"Entahlah. Tapi, kalau sampai sejauh ini Aden masih perjaka, tentulah tidak."

"Nah, itu Aki punya jawabannya."

"Begitu, ya?" gumam Aki Sukri sambil mengelus-elus janggutnya. "Aki rasa, ada yang tidak beres dengan anumu itu."

"Hei!"
°

Wiro Sableng 212 ala depeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang