Yoongi melakukan hal yang sama untuk hari berikutnya hingga berikutnya dan berikutnya lagi sampai Jimin tidak bisa lagi menghitungnya, dirinya kini mulai kesal dengan apa yang Yoongi lakukan dan itu sangat mengganggunya, Jimin mendekati Yoongi yang masih duduk di kedai milik bibi di seberang jalan, menghampiri Yoongi dan duduk di depannya.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan?"
"Aku?"
"Kau terus saja mengikutiku kemanapun aku pergi, apa tujuanmu sebenarnya?"
"Bukankah kau telah mendengarnya? Aku menyukaimu ah tidak, aku mencintaimu lebih tepatnya."
"Jangan bermain-main denganku."
"Untuk apa aku bermain-main denganmu? Untuk apa aku melakukan ini setiap harinya jika bukan untuk mendapatkan perhatian darimu."
"Mengapa baru sekarang?"
"Aku telah menegaskan pada diriku sendiri jika aku telah benar-benar mencintaimu, dan kini aku tengah mengejarmu, aku mencintaimu Jimin, aku tak harus malu ataupun canggung lagi kepadamu, aku yakin dengan apa yang kukatakan kali ini."Jimin merasa sangat frustasi mendengarnya, dirinya belum pernah menjalin hubungan dengan seseorang sebelumnya maupun dekat dengan orang lain kecuali di tempat kerjanya, Yoongi adalah orang asing baginya, dan jika mereka berusaha menjalin hubungan, hubungan itu hanya akan bertahan sebentar saja, dirinya tak memiliki waktu untuk hal seperti itu.
"Menjauhlah dariku! Aku tak memiliki waktu untuk berlari dari kejaran cintamu."
Yoongi menahan pergelangan tangan Jimin agar tidak pergi menjauh darinya, dirinya ingin berbicara baik-baik dengan Jimin tidak seperti ini.
"Kau tidak perlu melakukannya, biarkan waktu yang melakukannya untukmu."
"Lepaskan aku, gunakan waktumu dengan baik daripada hanya bermain-main saja seperti yang biasanya kau lakukan, kau adalah lelaki dan wanita tak menginginkan lelaki manja sepertimu."
"Dan aku tak membutuhkan wanita, aku membutuhkan dirimu, hanya dirimu."
"Gila!"
"Aku telah gila karenamu, jika aku tidak bersamamu sehari saja, aku mungkin benar-benar akan kehilangan akal sehatku bahkan akan berlari kepadamu hanya untuk melihat wajahmu itu."
"Dasar gila!"
Jimin tak menampik ada sebuah perasaan tersendiri mengenai keberadaan Yoongi di dekatnya, atau mungkin dirinya mulai terbiasa? Perasaan itu terasa hangat dan menyenangkan disaat yang bersamaan, tetapi akal sehatnya berpikir sebaliknya, semakin cepat Yoongi berhenti mengikutinya maka dirinya bisa kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa tanpa harus melihat ke arah dimana Yoongi berada seolah keberadaan Yoongi disana telah menjadi pemandangan yang biasa untuknya.
***
Yoongi kini bahkan tak malu-malu untuk menghampiri Jimin di depan kelasnya, menunggu dirinya keluar dan ikut pergi bersamanya kemanapun dirinya pergi, bahkan hanya untuk ke kantin dan toilet saja Yoongi ada disana, mengantarnya kembali ke kelas dan memanggil namanya dengan keras di lapangan saat pelajaran olahraga berlangsung.
Kedekatan yang terjalin diantara kedua nya mulai menimbulkan rumor dimana-mana, pandangan setiap orang berbeda saat menatap keduanya, Jimin yang tidak menyukai perhatian berusaha menjauh dan menghindari keramaian, menghabiskan waktunya dengan tiduran di atap dan diganggu oleh Yoongi yang selalu membawa makan siang untuknya.
"Aku membawa bekal makan siang untukmu."
Yoongi menyerahkan kotak makan siang yang dibawanya dari rumah untuk Jimin, duduk bersebelahan dan makan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Combined (YoonMin ver)
Teen FictionSebenarnya siapa yang jatuh cinta? Yoongi atau Jimin? Siapa yang mengejar siapa? dan siapa yang takut kehilangan siapa?