"Bukankah aku sangat menyedihkan?"
"Ada apa?"
Jimin menarik baju dari dalam lemarinya dan melihat Yoongi yang terlihat sedih tengah duduk di ranjangnya, mendekatinya dan duduk disampingnya.
"Apa yang terjadi?"
Yoongi menatap Jimin, meraih tangannya dan digenggamnya, mengecup beberapa kali tangan Jimin dan mengelusnya, membuat Jimin merasa geli dengan apa yang dilakukan oleh Yoongi.
"Hentikan, ini menggelikan."
"Kau telah bekerja keras selama ini untuk mencukupi kebutuhanmu dan aku hanya melihatmu tanpa membantumu sama sekali, aku kekasih yang paling buruk di dunia ini, aku tak pernah memberikan perhatian padamu dan sama sekali tak peduli dengan kesehatanmu, aku benar-benar buruk sekali."
Yoongi menutup wajahnya dengan kedua tanganya, kecewa pada dirinya sendiri yang tak berguna sama sekali dan hanya peduli dengan perasaannya saja, mengabaikan Jimin dengan cara yang menyakitkan.
"Tidak, kau tidak buruk sama sekali, kau menepati perkataanmu mengenai ini."
"Seharusnya aku tak mengatakannya sejak awal kepadamu agar aku bisa membantumu."
"Hei, kau seharusnya menyibukkan diri belajar dengan baik daripada memikirkan hal-hal buruk seperti ini, siapa yang mengatakan ini padamu sebenarnya? Dia adalah orang yang buruk."
Jimin merasa kesal dengan seseorang yang telah membuat Yoongi berpikiran seperti ini, dirinya memeluk Yoongi dari samping dan berusaha menenangkannya.
"Tidak, aku telah menjadi kekasih yang buruk selama ini dan bodohnya aku tak menyadarinya, kemana saja aku selama ini? Membiarkan dirimu kelelahan dan tak membantumu sama sekali, seharusnya aku melakukannya sejak dulu."
"Aku lelaki jika kau lupa."
"Aku tak bermaksud merendahkanmu sama sekali, aku hanya ingin berguna untukmu saja."
Jimin melepaskan genggamannya dan membuat pose seakan tengah berpikir keras, memikirkan dengan baik apa yang harus dikatakannya pada Yoongi.
"Apa yang kau lakukan?"
"Berpikir."
"Untuk apa?'
"Kau ingin berguna untukku bukan?"
"Tentu saja, akan sangat menyenangkan jika aku bisa membantumu."
"Berhenti mengikutiku dan fokus pada ujianmu yang hampir tiba."
"APA? Aku tidak akan bisa melakukannya."
"Mengapa?"
"Jauh darimu sama saja aku kehilangan nafasku."
"Berhenti membual dan lakukan apa yang kukatakan, kau memiliki masa depan yang belum pasti dan tak ada yang tahu apa yang akan terjadi, jadi, dengan dirimu yang belajar dan menentukan apa yang ingin kau lakukan di masa depan akan sangat membantuku, karena aku tak menginginkan seorang kekasih yang tak bisa melakukan apapun dan hanya menghabiskan uang orang tuanya."
"Benarkah apa yang kau katakan itu?"
"Tentu saja, kau harus memutuskan sendiri apa yang akan kau lakukan di masa mendatang, jadilah dirimu yang berguna dan hebat untuk dirimu sendiri, ayahmu, keluargamu dan semua orang terdekatmu."
Yoongi memeluk Jimin dengan senang, menggoyangkan badan keduanya merasa bahagia karena perkataan Jimin yang menghangatkan perasaannya.
"Aku sangat beruntung memiliki dirimu dalam hidupku."
"Karena aku memang manis."
Jimin bersandar di bahu Yoongi, menutup kedua matanya menikmati kebersamaan dan waktu yang mereka miliki sejauh ini, bagaimana mereka berdua mulai saling membuka diri untuk mengenal satu sama lain dan mencoba untuk tak membohongi diri masing-masing mengenai perasaan yang mereka rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Combined (YoonMin ver)
Teen FictionSebenarnya siapa yang jatuh cinta? Yoongi atau Jimin? Siapa yang mengejar siapa? dan siapa yang takut kehilangan siapa?