Twenty Four

2K 180 18
                                    


Sisa hari-hari Nayana di Qatar berjalan seperti biasa, Nathan akan mengunjunginya disaat jadwal harian Tim telah usai dimana lebih tepatnya setelah makan malam atau menyempatkan waktu saat ada waktu luang istirahat.

Nayana juga terkadang mengikuti dimana Tim Indonesia melakukan latihan, melihat Nathan sebentar sebelum mencoba menjelajah Qatar dengan Mikayla tentu saja.

Hari ini akan menjadi pertandingan terakhir Nathan dengan Tim Indonesia, izin yang di dapatkan Nathan dari Tim utamanya hanya sampai babak penyisihan grup membuat Nathan tak bisa ikut jika saja Indonesia lolos ke babak perempat Final nanti padahal peluang di depan mata sudah sangat terbuka.

Nayana juga mulai membereskan barang-barangnya, walau ia belum memesan kapan tiket kepulangannya ke Indonesia itu terjadi. Berbeda dengan Mikayla yang akan segera kembali ke Indonesia tengah malam nanti, kerana pekerjaan yang tiba-tiba muncul menghantuinya.

"Lo berarti masih gak tau pulang kapan Sya?"

"Ya, mungkin baru besok sih. Nathan katanya bakal Flight besok pagi , Om Alarick juga saranin besok pagi aja biar gw gak buru-buru katanya. Lo gak mau bareng gw aja?" tawar Nayana melihat kamar Mikayla yang sudah terlihat penuh oleh baju-baju yang akan segera masuk ke dalam koper.

"Gw aja mampir ke SG dulu Sya ini"

Kini keduanya sudah berada di stadion yang sama dengan pertandingan terakhir Indonesia melawan Australia kemarin, Stadion Abdullah bin Khalifa . Kali ini Nayana tak lagi bersembunyi di balik kacamata hitam dan masker wajahnya, entah karena hari yang memang tak lagi di temani matahari atau memang karena kali ini Nayana tak bersembunyi dari siapapun.

Nayana tak mau mengulangi kesalahan yang sama, ia sudah pasti mendapatkan izin dari Nathan untuk pergi menonton secara langsung di stadion. Kali ini peraturan yang Nayana dapatkan dari suaminya itu hanya Nayana harus menonton dari tribun yang sama dengan keluarga pemain yang lain dan duduk berdekatan dengan sang Ayah, Romeo , pria itu ingin memastikan keamanannya.

Stadion malam itu terasa lebih ramai dari beberapa pertandingan sebelumnya, entah karena pertandingan yang memang terjadi di malam hari atau karena pertandingan kali ini juga menjadi pertandingan penentu atas babak penyisihan grup untuk memastikan kelolosan Indonesia ke laga selanjutnya, yaitu perempat final.

Pertandingan berjalan begitu ramai, apalagi dengan kesuksesan Indonesia melesakkan 4 gol ke dalam gawang Yordania. Menjadikan kemenangan hari ini begitu membahagiakan setelah memastikan Indonesia punya satu tempat di babak perempat final.

" Gila seru banget hari ini " ucap Mikayla heboh, ketika pertandingan baru saja selesai.

Nayana mengangguk, menyetujui apa yang dikatakan Mikayla. Matanya masih menatap ke arah lapangan, dimana para pemain Indonesia sedang berjalan ke arah pinggir sembari bersalaman dengan beberapa pemain yang ditemuinya.

Senyum Nayana merekah ketika pandangannya bertemu dengan Nathan disana, tangannya juga terangkat ketika lambaian itu didapatkannya.

"Cieee, dapet love tuh" ledek Mikayla yang ternyata sejak tadi memperhatikan bagaimana interaksi terbatas antara Nayana dan Nathan yang tiba-tiba saja membentuk simbol hati dengan kedua tangannya, walau nyatanya hal itu terjadi karena ledekan Arhan di belakangnya membuat Nayana tentu hanya bisa menggeleng pelan.

Hilir mudik stadion kini beranjak, setelah para pemain juga terlihat meninggalkan lapangan. Nayana memilih untuk lebih dulu menghampiri Alarick yang terlihat masih berada disana, mengobrol dengan beberapa orang.

"Nayana" sapa Alarick sebelum membawa keponakannya dalam rengkuhan.

"Congratss ya Om, lolos ke babak selanjutnya" ucap Nayana ketika pelukan keduanya terlepas.

Mr.Tjoe 's mine 🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang