Twenty Six

1.9K 172 21
                                    




Nayana sedikit terkejut ketika sebuah tepukan lembut mengenai puncak kepalanya, Pandangannya beralih sedikit mendongak dari layar laptop di depannya pada pria yang kini menampilkan senyum cerahnya.

Itu Nathan.

"Loh, sudah selesai?" tanya Nayana ketika melihat Nathan disana, menarik kursi yang berada tepat di sampingnya dan mendudukkan dirinya disana sembari mengangguk pelan.

"Ya, baru saja. Kamu sedang sibuk?"

Nayana kembali mengalihkan pandangannya, kali ini mengikuti arah pandang Nathan yang sudah menatap layar menyala di depannya yang terabaikan begitu saja.

"Tidak juga sebenarnya, hanya mengecek beberapa laporan yang dikirimkan." ucap Nayana.

Ya, setelah kejadian tadi pagi dimana ia kembali menemukan Nathan dengan kebiasaannya yang lagi-lagi belum menjadi hal biasa bagi Nayana membuat Nayan langsung berlalu begitu saja dengan wajahnya yang memerah , bahkan sampai Nayana berada di kamarnya sendiri, rona merah itu belum juga menghilang dari sana.

Setelah sarapan pagi tadi , dan Nathan yang juga pergi berlatih hingga kini ada di hadapannya. Nayana memang memilih berada di Restoran hotel, memesan Ice Latte dengan beberapa kudapan yang bisa ia nikmati sembari mengecek pekerjaan yang ia tinggalkan di Indonesia dan tentu mengusir kebosanannya yang memang hanya sendiri di sana.

"Apa karena kamu menemaniku disini?" Tanya Nathan, sepertinya pria itu salah fokus dengan banyaknya halaman yang terbuka di layar laptop Nayana yang dipenuhi dengan tulisan dan beberapa tanda tangan disana.

"Apa? pekerjaanku?" tanya Nayana memastikan.

Nathan mengangguk, kembali mengalihkan pandangannya pada Nayana yang kini malah menutup bahan bacaannya itu.

"Aku memang sedang cuti Nath, lagipula ini hanya laporan biasa."

"Apa jika nanti kamu ikut tinggal bersamaku, kamu akan melakukan pekerjaan jarak jauh seperti ini?"

Pertanyaan yang baru saja di lontarkan membuat pergerakan tangan Nayana terhenti, pandangannya juga begitu saja beralih pada Nathan yang telah lebih dulu menatapnya, menunggu sebuah jawaban.

Entah apa jawaban yang harus Nayana berikan saat ini.






































"What's app guys, can we join in here?"

Suara menggelegar milik Justin mengaburkan begitu saja pertanyaan milik Nathan yang belum terjawab. Bahkan Nathan dan Nayana kini sudah mengalihkan pandangannya pada tiga pria yang datang dengan piring di masing-masing tangannya itu.

"Sepertinya kami menganggu ya?" tanya Rafael yang menyadari bagaimana Ekspresi yang ditunjukkan pasangan di depannya itu. Walau setelahnya Nayana langsung menampilkan senyum tipisnya.

"Tidak kok, duduk saja" jawab Nayana, membuat meja yang tadinya hanya berisi dirinya dan Nathan itu kini ramai, terlebih Ivar yang menarik kursi lain untuk di tambahkan.

Nayana menutup laptop miliknya, menyimpannya pada tas di bawah meja.

"Kalian tidak mau makan siang?" tanya Ivar yang membuat Nayana juga jadi tersadar bahwa kini restoran yang awalnya sepi itu beranjak ramai.

"Apa kalian tidak apa-apa berada disini? Tidak masalah tidak bergabung dengan yang lain?"

"Makan siang hari ini kami dibebaskan, asal tetap makan siang"

Nayana mengangguk kemudian mengalihkan pandangannya pada Nathan yang kini terlihat mengobrol dengan Justin, atau lebih tepatnya mengusili teman satu kamarnya itu.

Mr.Tjoe 's mine 🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang