13.

2.1K 116 1
                                    

.MENGANGGAPNYA SEBAGAI KUTUKAN.

Happy reading........

"Ayahmu mengalami kecelakaan mobil. Dia mungkin akan lumpuh dimasa depan". Ucap Halbert setelah menutup panggilan telepon.

"Bagus dia layak mendapatkannya, bukan ?". Pria itu meliriknya.

Halbert tertegun saat melihat tatapan matanya.
Meski begitu, dia masih ingin tahu sesuatu.
"Kenapa menurut mu dia layak mendapatkannya ?". Tanya Halbert.

"Karena dia bilang aku tidak layak menjadi putranya, aku cacat dan aku tidak sempurna di matanya. Katakan padaku kenapa aku tidak sempurna ?, apakah hanya karena mataku menghalangi hidupnya". Vio menyentuh matanya sendiri dan tatapannya sedikit tajam, tapi nada bicaranya masih datar dan santai.

Ada keheningan di ruang tamu, Halbert tidak pernah berfikir jika kebutaan adalah kecacatan fatal. Mata pria itu memiliki warna abu-abu yang indah, seperti memakai kotak lensa. Tapi dimatanya itu tidak buruk.
"Di Mataku, kamu sama sekali tidak menghalangi hidupku". Ungkap Halbert.

Ada keheningan untuk sementara waktu dan vio segera menunduk, dia tidak melakukan apa-apa lagi dan meninggalkan ruang tamu dengan bantuan tongkat putihnya.

Halbert menyaksikannya meninggalkan ruang tamu tanpa kendala, matanya menyipit. "Rahasia apa yang kamu miliki sebenarnya". Gumanya sangat pelan.

Tak lama, suara barang pecah menggema di ruang utama, seorang pelayan berteriak terkejut dan memanggil vio seperti khawatir akan sesuatu. Halbert segera melangkah lebar kerung utama dan melihat vas bunga diatas meja pecah di lantai.

"Tuan muda vio, apakah kamu baik-baik saja ?, tuan muda hidung mu berdarah". Kata pelayan yang khawatir dirinya mengalami kecelakaan.

Vio menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja, tidak apa-apa". Nada bicaranya sangat tenang.

Halbert segera melihat jika salah satu hidung pria mungil itu mengeluarkan darah. "Kamu mimisan lagi ?". Tanya Halbert.

Halbert ingat jika pria mungil itu juga mimisan saat berada dikantornya. Dan sekarang itu terjadi lagi. Dia semakin curiga Jika beberapa kali kejadian yang menyangkut Perkataan vio ada hubungannya dengan ini.

Tanpa menunggu pria mungil itu menjawab, Halbert mengendong nya menuju ke kamar.
Dia mengambil tisu untuk menyeka darah yang terus mengalir keluar. Wajah vio sedikit pucat saat ini dan tubuhnya juga dingin.

Halbert mengira jika dia sakit jadi dia meminta dokter keluarga untuk datang memeriksanya.
"Tidak perlu aku baik-baik saja. Ini akan membaik setelah beberapa saat". Tolak vio sangat engan menemui dokter.

"Jika kamu tidak diperiksa, bagaimana aku bisa tahu kamu sakit apa ?, patuhlah dan jangan banyak bicara, aku tidak mau menikahi pria sakit-sakitan, jadi lebih baik di periksa dan obati lebih awal". Jelas Halbert sedikit tidak berperasaan.
Vio tidak menjawab dan hanya mengigit bibir bawahnya, ada sedikit ketidak berdayaan di wajahnya.

Saat dokter Arnold datang dan memeriksa vio, tidak ada keanehan apapun pada pria itu. Dokter keluarga menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada yang salah dengan tubuh tuan muda vio, tuan muda Halbert mungkin ini karena gejala cuaca panas ?". Dokter Arnold juga tidak yakin.

"Apakah kamu yakin tidak ada yang salah dengannya ?". Halbert semakin tidak mengerti dengan gejala yang dialami oleh pria itu.
"Ya, aku yakin. Tidak ada yang salah dengan tubuhnya". Jawab dokter Arnold.
"Baiklah, kamu bisa pergi". Ucap Halbert kesal.

Dokter Arnold segera mengemasi barang-barang yang dikeluarkannya, dan meninggalkan rumah keluarga jeffrod. Sedangkan vio masih berwajah pucat kini perlahan mulai membaik. Mimisannya juga telah berhenti. Tapi pria mungil itu memiliki untuk berbaring dan membelakangi Halbert.

Saat ini, Halbert tidak mau menganggu suasana hati pria mungilnya, tunggu pria mungilnya ?, apa Halbert mulai mencintai vio sehingga menyebutnya pria mungil nya. Halbert kemudian memiliki diam kamar vio dengan pertanyaan yang bersarang di otaknya.
"Kamu istirahat dan jangan berkeliaran, jika ada sesuatu. Aku ada di ruang kerja ku". Ucap Halbert.
"Iya". Vio menyahutnya dengan pelan.

Halbert meninggalkan kamar vio Dan menutup pintunya.
Di tempat tidur, vio tidak memejamkan matanya sama sekali, tubuhnya sedikit gemetar dan tangannya meremas seprai sedikit erat, air matanya jatuh perlahan lalu dia memejamkan matanya karena lelah.
"Ma, sakit.....". Gumanya sangat pelan, tubuhnya yang sedikit gemetar Akhirnya meringkuk.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di rumah sakit.
Kecelakaan tuan Adrian telah membuat istri dan anak-anaknya panik. Mereka bergegas ke rumah sakit tempat di mana tuan Adrian di rawat dan menunggu cukup lama untuk operasi.
Menurut dokter, kecelakaan mobil yang menimpa tuan Adrian telah membuat kedua kakinya mengalami keretakan tulang yang cukup
Parah dan persendiannya juga banyak mengalami kerusakan.

Sayangnya, meski ini tidak mengancam nyawa tapi kemungkinan besar tuan Adrian akan lumpuh di masa depan. Saat tahu kabar tersebut, nyonya Adrian hampir pingsan dan menyentuh dadanya untuk menenangkan diri.

Pada malam hari, tuan Adrian telah siuman dan mendengarkan cerita dari awal hingga akhir, ekspresi wajahnya tidak bersahabat bahkan sedikit frustasi dan tidak mau menerima keadaannya.

Nyonya Adrian menangis di samping suaminya.
"Bagaimana mungkin ?, bagaimana ini bisa terjadi ?, bukankah pria buta itu membawa keberuntungan untuk keluarga kita ?, kenapa-kenapa menjadi kutukan seperti ini ?".

Tuan Adrian merasa urat biru di dahinya akan pecah kapan saja. "Menangislah dan menangis! Kamu hanya bisa menangis!!". Teriaknya marah.

Dia juga tidak menyangka akan mengalami kecelakaan seperti ini. Ini semua pasti gara-gara pria buta itu!.

"Vio!!, dasar anak terkutuk!!". Geraman dengan mata memerah karena menahan amarah dan dendam.

Cepat atau lambat, dia pasti akan membalas semuanya.


TBC.


Istri buta pembawa keberuntungan Sang Mafia  (B×B) [ HITAUS DULU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang