8.

2.3K 121 1
                                    

.KAMU MEMANG MEREPOTKAN!.

Happy reading......

Vio kemungkinan besar Tidak akan pergi jauh dari kediaman jeffrod, selain matanya yang tidak bisa melihat, laki-laki itu khawatir keluarga Adrian akan membawanya kembali tidak mungkin karena perkataannya tadi siang laki-laki itu melarikan diri.

Apa yang harus Halbert katakan pada kakeknya nanti ?.

Halaman Milik keluarga jeffrod tidak kecil, ada taman, kebun yang terhubung dengan danau di belakang rumah, Halbert pergi sendiri dan mencari ke berbagai tempat, mungkin laki-laki mungil itu bersembunyi untuk menghindarinya.
Namun saat Halbert pergi ke Danau, Halbert sepertinya melihat sosok yang dikenalnya sedang duduk di dekat danau.

Dia ingin marah, hari sudah mulai gelap Tapi laki-laki mungil itu tidak tau ini gelap atau siang, bagaimana jika dia jatuh ke danau dan tenggelam ?, sebelum Halbert mendekat dan ingin membawanya kembali ke rumah untuk dinasehati, matanya menangkap sesuatu yang tidak terduga.

Lelaki mungil itu sepertinya mengulurkan tangannya dan seekor ikan besar mendadak mendekatinya, vio sepertinya menangkap ikan itu tanpa kesusahan sedikit pun, dan bahkan memeluknya ikan besar dalam pelukan vio tidak meronta sama sekali sangat patuh.

Halbert yang melihat kejadian itu sedikit memejamkan mata dan memijat pelipisnya, dia sepertinya terlalu lelah hari ini dan berfikir ikan mudah ditangkap dengan tangan kosong.

Vio tidak tinggal lama di danau itu dan berniat untuk kembali, tapi dia berpapasan dengan Halbert saat menuju jalan pulang, langkahnya terhenti dia merasakan aura Halbert di depannya.

"Tu-tuan....tuan Halbert". Katanya, dia memeluk erat ikan besar yang baru saja di tangkap nya, Halbert yang masih belum mengerti tentang kejadian aneh pada ikan dan laki-laki itu akhirnya mengesampingkan nya terlebih dahulu.

"Kenapa kamu tidak bilang jika ingin pergi ke danau ?, kenapa tidak membawa Pelayan ?, taukah kamu betapa berbahayanya disini sendirian ?, apakah kamu ingin tengelam dan mati muda ?!. Halbert mengomel, nadanya masih dingin seperti biasanya.

Vio sedikit gemetar Di hatinya, dia memberanikan diri untuk menjawab. "Aku...aku hanya tidak ingin merepotkan orang lain, aku masih bisa menentukan keberadaan air dan dataran luas".

"Kamu memang merepotkan, tapi lebih merepotkan lagi jika tidak membawa Pelayan!".

Halbert sama sekali tidak berbelas kasihan, vio tidak menimpalinya lagi kali ini, matanya sedikit memerah dan bisa menangis kapan saja hal inilah yang membuat Halbert sama sekali tidak mau mengurusnya.

"Jangan menangis di setiap kesempatan!, Aku paling tidak suka laki-laki cengeng!".
Tak lama setelah ia berkata demikian, sesuatu tiba-tiba saja memukul kepalanya Halbert geram dan menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang begitu berani Melemparkan benda ke kepalanya, tapi Halbert langsung tertegun saat melihat Kakek jeffrod berdiri Tak jauh darinya dengan salah satu kakinya telanjang dia melihat sepatu Kakek jeffrod yang baru saja memukul kepalanya.

Ternyata kakeknya yang melempar sepatu ke arahnya.

"Kakek....". Halbert tidak tau kenapa kakek jeffrod ada disini sekarang, bukankah akan kembali dalam beberapa hari ?.
Kakek jeffrod menghampiri mereka dan memakai kembali sepatunya, dia tidak mempedulikan Halbert dan segera tersenyum pada vio, "ikan yang besar, beratnya pasti lebih dari dua kilogram, vio benar-benar luar biasa mari kita buat ikan panggang di masa depan". Kata kakek jeffrod bersemangat.

Vio yang awalnya murung dan ketakutan segera ceria saat mendengar suara kakek jeffrod.

"Kakek"
"Ya, anak baik jangan dengarkan cucuku yang tidak normal, ayo ikut kakek ke rumah ini sudah waktunya makan malam".

Kakek jeffrod membantu vio memilih jalan dan memelototi Halbert seolah-olah berkata 'aku Belum selesai dengan mu!'.

Halbert tidak tau harus berkata apa dan mengikuti Kakeknya tanpa memperdulikan rasa sakit di kepalanya lagi.

Saat di rumah, para pelayan yang melihat vio kembali dengan ikan di pelukannya segera menghela nafas lega, Mereka tidak tau harus menjelaskan bagaimana jika laki-laki mungil itu tidak ada dikamar nya, untungnya kakek jeffrod kembali Setelah Halbert mencari vio dihalaman belakang, hanya saja para pelayan merasa aneh, bagaimana bisa laki-laki mungil itu memeluk ikan besar begitu mudah ?
Bukankah ikan itu licin dan selalu memberontak ?.

Tapi ikan di pelukan vio tampak berpura-pura mati.

"Vio, berikan ikan pada pelayan untuk disimpan,
Kamu kembali ke kamar dan bersihkan diri dulu sebelum makan malam". Ucap kakek jeffrod lembut padanya.

Vio menggelengkan kepalanya. "Kakek, makanlah lebih awal tidak perlu menungguku, pelayan bisa mengantarkan makanan ke kamar ku nanti". Timpalnya.

Kakek jeffrod pura-pura marah. "Bagaimana bisa begitu ?, tidak, kakek akan menunggumu, Halbert tidak berani menolak biarkan dia membawa mu kembali ke kamar".

"Ti-tidak, kakek biar pelayan yang mengantar ku". Vio langsung menolak dan hatinya panik, bagaimana bisa dia meminta Halbert untuk mengantarnya ke kamar ?, dia tidak mau merepotkan nya.

Kakek jeffrod menyipitkan matanya dan menatap Halbert yang berdiri tak jauh darinya, mau tidak mau Halbert menghela nafas tidak berdaya dan merilekskan tubuhnya yang sebelumnya tegang, dia mengangguk.

"Tidak masalah". Kata pria itu.
Vio hanya menunduk sebelum akhirnya memberikan ikan itu pada pelayan.

TBC.



Istri buta pembawa keberuntungan Sang Mafia  (B×B) [ HITAUS DULU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang